Kreasikan Pangan Lokal, Bermain Sepak Bola Lumpur
A
A
A
KULONPROGO - Banyak cara dilakukan perempuan dalam memeringati Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember nanti. Kelompok Wanita Tani (KWT) Pawon Gendhis, di Salakmalang, Banjarharjo, Kalibawang pun tak mau ketinggalan.
Kemarin mereka menggelar aneka lomba ketangkasan dan olahraga. Seperti pertandingan sepak bola tangan di salah satu petak sawah di Salakmalang. Gelaran lomba ini diwarnai canda tawa mereka. Sawah yang becek karena habis dipanen padi disulap menjadi lapangan bola lumpur.
Tidak mudah bagi peserta untuk bisa mencetak gol, karena berjalan dan menggiring bola di atas lumpur cukuplah sulit. Kedalaman lumpur cukup bervariasi, antara selutut orang dewasa hingga sampai paha. Tetapi itu bukan menjadi halangan bagi kaum hawa ini untuk mencetak gol. Wasit yang ditunjuk menjadi pengadil tidak lain adalah kepala dukuh setempat.
Dia pun harus beberapa kali meniup peluit ketika bola masuk ke gawang. Saat tercipta gol, para wanita ini wajib bergoyang dengan gaya selebrasi diiringi lagu dangdut Sakitnya Tuh di Sini. “Ini sengaja kami gelar untuk memeringati Hari Ibu. Kami ingin buktikan kami mampu dan bisa bermain bola yang identik dengan laki-laki,” ujar Ketua KWT Pawon Gendhis Dwi Martuti Rahayu.
Meski harus belepotan lumpur, para ibu justru puas dan bangga. Padahal ketika yang bermain lumpur adalah anak-anak mereka, biasanya ibu-ibu ini akan marah karena menyulitkan saat dicuci. “Ini kan hanya setahun sekali, tidak apa-apa kotor,” ujarnya.
Selain bermain bola, KWT yang banyak berkiprah pada bidang usaha makanan ringan juga menggelar lomba tarik tambang di lokasi yang sama. Lagi-lagi tim yang kalah harus berjibaku agar tidak terjungkal di dalam lumpur. Tak ketinggal juga diadakan lomba memasak dan lomba busana dibantu Sarjana Pemberdayaan Pedesaan( SP2), Kecamatan Kalibawang.
“Harapan kami, KWT ini bisa maju, mengembangkan usaha yang lebih kreatif. Mereka mampu menciptakan usaha yang bermanfaat,” papar Kepala Dukuh Salakmalang Tukir. SP2 Kecamatan Kalibawang Ninit Neti Ratnaningsih mengatakan, dirinya terus memberikan motivasi dan pendampingan kepada para wanita di wilayahnya.
Termasuk di wilayah Salakmalang yang telah membentuk KWT dan sukses mengembangkan makanan olahan. “Mereka mampu mengembangkan menu pangan lokal, ini yang terus kami dorong,” ucap Ninit didampingi Fais Nur Irfani.
Salah satu produk yang dikenal dari wilayah ini adalah peyek regedek. Yakni makanan ringan dengan bahan baku daun pegagan menjadi penganan yang renyah dan unik.
Kuntadi
Kemarin mereka menggelar aneka lomba ketangkasan dan olahraga. Seperti pertandingan sepak bola tangan di salah satu petak sawah di Salakmalang. Gelaran lomba ini diwarnai canda tawa mereka. Sawah yang becek karena habis dipanen padi disulap menjadi lapangan bola lumpur.
Tidak mudah bagi peserta untuk bisa mencetak gol, karena berjalan dan menggiring bola di atas lumpur cukuplah sulit. Kedalaman lumpur cukup bervariasi, antara selutut orang dewasa hingga sampai paha. Tetapi itu bukan menjadi halangan bagi kaum hawa ini untuk mencetak gol. Wasit yang ditunjuk menjadi pengadil tidak lain adalah kepala dukuh setempat.
Dia pun harus beberapa kali meniup peluit ketika bola masuk ke gawang. Saat tercipta gol, para wanita ini wajib bergoyang dengan gaya selebrasi diiringi lagu dangdut Sakitnya Tuh di Sini. “Ini sengaja kami gelar untuk memeringati Hari Ibu. Kami ingin buktikan kami mampu dan bisa bermain bola yang identik dengan laki-laki,” ujar Ketua KWT Pawon Gendhis Dwi Martuti Rahayu.
Meski harus belepotan lumpur, para ibu justru puas dan bangga. Padahal ketika yang bermain lumpur adalah anak-anak mereka, biasanya ibu-ibu ini akan marah karena menyulitkan saat dicuci. “Ini kan hanya setahun sekali, tidak apa-apa kotor,” ujarnya.
Selain bermain bola, KWT yang banyak berkiprah pada bidang usaha makanan ringan juga menggelar lomba tarik tambang di lokasi yang sama. Lagi-lagi tim yang kalah harus berjibaku agar tidak terjungkal di dalam lumpur. Tak ketinggal juga diadakan lomba memasak dan lomba busana dibantu Sarjana Pemberdayaan Pedesaan( SP2), Kecamatan Kalibawang.
“Harapan kami, KWT ini bisa maju, mengembangkan usaha yang lebih kreatif. Mereka mampu menciptakan usaha yang bermanfaat,” papar Kepala Dukuh Salakmalang Tukir. SP2 Kecamatan Kalibawang Ninit Neti Ratnaningsih mengatakan, dirinya terus memberikan motivasi dan pendampingan kepada para wanita di wilayahnya.
Termasuk di wilayah Salakmalang yang telah membentuk KWT dan sukses mengembangkan makanan olahan. “Mereka mampu mengembangkan menu pangan lokal, ini yang terus kami dorong,” ucap Ninit didampingi Fais Nur Irfani.
Salah satu produk yang dikenal dari wilayah ini adalah peyek regedek. Yakni makanan ringan dengan bahan baku daun pegagan menjadi penganan yang renyah dan unik.
Kuntadi
(ftr)