Patung Prajurit Tidak Terawat
A
A
A
PALEMBANG - Patung yang berada di kawasan sekitar wilayah Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS), kian hari tampak makin tidak terawat.
Bahkan, warga sekitar banyak tidak mengetahui sejarah dan makna dari patung tersebut. Ida, warga jalan Syakhyarkiti RT 4, mengatakan sejak pindah di sekitar lokasi tersebut sejak tahun 1991 di wilayah itu, patung tersebut sudah terlebih dahulu dibangun.
Dari dahulu, tidak banyak warga yang memahami makna yang tersirat dari patung tersebut. Selain minim informasi, patung yang terletak lebih tinggi satu meter di atas tanah itupun, tidak terawat. “Memang dari dulu, patung itu tidak terawat serta ditanami banyak lumut dan tanaman liar. Akibatnya, tidak banyak warga yang mengenal patung itu dengan baik,”ungkapnya.
Ia membenarkan jika patung itu berada di lahan TPKS yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan. Meski demikian, warga datangan dari Tuban ini mengatakan, kondisi patung ini memang perlu dijaga. Minimal di areal sekitar patung yang berupa lapangan bola kaki itu. “Mungkin menandakan pernah ada pangkalan militer atau lainnya. Tapi patung itu memiliki nilai sejarah dan harus di rawat memang,” ungkapnya.
Peneliti dari Badan Arkeolog Palembang, Retno Purwanti memastikan jika patung yang mirip prajurit itu merupakan ciri atas kegiatan militer. Dibuat dari bahan batu dan semen sekitar tahun 1970-1980, sehingga memang harus dipertegas oleh Dinas Pariwisata atau Budaya Kota Palembang atau setidaknya Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
“Dari ciri bangunannya, itu patung yang baru dibangun. Meski berada di TPKS, patung itu bernuansa militer, atau keprajuritan. Badan Arkeolog tidak meneliti, jika itu bangunan baru dan belum diketahui nilai sejarahnya,” ungkapnya.
Namun, Retno berpendapat sebagai upaya pelestarian terhadap monumen tersebut, hendaknya dilakukan kordinasi pada pihak yang membangun. Karena biasanya, proses pemeliharan dilakukan oleh pemilik bangunan.
Tasmalinda
Bahkan, warga sekitar banyak tidak mengetahui sejarah dan makna dari patung tersebut. Ida, warga jalan Syakhyarkiti RT 4, mengatakan sejak pindah di sekitar lokasi tersebut sejak tahun 1991 di wilayah itu, patung tersebut sudah terlebih dahulu dibangun.
Dari dahulu, tidak banyak warga yang memahami makna yang tersirat dari patung tersebut. Selain minim informasi, patung yang terletak lebih tinggi satu meter di atas tanah itupun, tidak terawat. “Memang dari dulu, patung itu tidak terawat serta ditanami banyak lumut dan tanaman liar. Akibatnya, tidak banyak warga yang mengenal patung itu dengan baik,”ungkapnya.
Ia membenarkan jika patung itu berada di lahan TPKS yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan. Meski demikian, warga datangan dari Tuban ini mengatakan, kondisi patung ini memang perlu dijaga. Minimal di areal sekitar patung yang berupa lapangan bola kaki itu. “Mungkin menandakan pernah ada pangkalan militer atau lainnya. Tapi patung itu memiliki nilai sejarah dan harus di rawat memang,” ungkapnya.
Peneliti dari Badan Arkeolog Palembang, Retno Purwanti memastikan jika patung yang mirip prajurit itu merupakan ciri atas kegiatan militer. Dibuat dari bahan batu dan semen sekitar tahun 1970-1980, sehingga memang harus dipertegas oleh Dinas Pariwisata atau Budaya Kota Palembang atau setidaknya Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
“Dari ciri bangunannya, itu patung yang baru dibangun. Meski berada di TPKS, patung itu bernuansa militer, atau keprajuritan. Badan Arkeolog tidak meneliti, jika itu bangunan baru dan belum diketahui nilai sejarahnya,” ungkapnya.
Namun, Retno berpendapat sebagai upaya pelestarian terhadap monumen tersebut, hendaknya dilakukan kordinasi pada pihak yang membangun. Karena biasanya, proses pemeliharan dilakukan oleh pemilik bangunan.
Tasmalinda
(ftr)