Cikungunya Mewabah di Kelurahan Pegulon
A
A
A
KENDAL - Penyakit cikungunya mewabah di Kampung Kayon RT 2 RW 1, Kelurahan Pegulon, Kecamatan Kendal. Penyakit yang ditularkan lewat nyamuk aedes aegypti ini menyerang hampir semua warga di kampung ini.
Kemunculan penyakit ini sudah sekitar dua pekan lalu, sejak kali pertama musim hujan di awal Desember.
Kampung yang dihuni sekitar 35 kepala keluarga ini berencana melakukan antisipasi dengan fogging secara swadaya. Sebab, kondisi tersebut belum mendapat tanggapan serius dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Rokiyati (42) salah seorang warga setempat mengatakan, kemunculan penyakit cikungunya sangat meresahkan warga. Selain membuat nyeri pada tulang, juga sebagian besar warga tidak bisa beraktivitas secara normal.
“Saya sudah dua minggu ini terkena cikungunya, tapi saya paksa untuk kerja. Biasanya baru bekerja setengah jam saja sudah tidak kuat berdiri. Mulai dua hari ini, saya memilih izin tidak masuk kerja,” kata Rokiyati, yang juga sebagai koki di sebuah rumah makan ini.
Saat ini, dia hanya bisa terbaring di atas kasur yang sengaja ditaruh di ruang tamu, karena untuk mempermudah aktiftasnya di rumah. Beni (48) suaminya sebelumnya juga terserang cikungunya.
“Hampir semua warga kena cikungunya, termasuk suami saya. Tapi sekarang sebagian sudah sembuh. Tinggal saya yang cukup parah,” lanjutnya.
Selama dua minggu tersebut, Rokiyati sudah dua kali berobat ke dokter. Namun, kondisi tubuhnya belum juga membaik.
“Sekarang masih belum bisa berjalan. Ya, semoga lekas sembuh dan bisa bekerja lagi,” timpalnya.
Ketua RT 2 RW 1 Kelurahan Pegulon, Sriyatun mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejaidan tersebut ke Dinas Kesehatan setempat. Namun, hingga sekarang belum ada tanggapan serius.
“Kasihan warga, mereka tidak bisa beraktivitas. Apalagi yang menjadi tulang punggung keluarga. Kami minta pemerintah segera mengambil langkah,” tandasnya.
Kemunculan penyakit ini sudah sekitar dua pekan lalu, sejak kali pertama musim hujan di awal Desember.
Kampung yang dihuni sekitar 35 kepala keluarga ini berencana melakukan antisipasi dengan fogging secara swadaya. Sebab, kondisi tersebut belum mendapat tanggapan serius dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Rokiyati (42) salah seorang warga setempat mengatakan, kemunculan penyakit cikungunya sangat meresahkan warga. Selain membuat nyeri pada tulang, juga sebagian besar warga tidak bisa beraktivitas secara normal.
“Saya sudah dua minggu ini terkena cikungunya, tapi saya paksa untuk kerja. Biasanya baru bekerja setengah jam saja sudah tidak kuat berdiri. Mulai dua hari ini, saya memilih izin tidak masuk kerja,” kata Rokiyati, yang juga sebagai koki di sebuah rumah makan ini.
Saat ini, dia hanya bisa terbaring di atas kasur yang sengaja ditaruh di ruang tamu, karena untuk mempermudah aktiftasnya di rumah. Beni (48) suaminya sebelumnya juga terserang cikungunya.
“Hampir semua warga kena cikungunya, termasuk suami saya. Tapi sekarang sebagian sudah sembuh. Tinggal saya yang cukup parah,” lanjutnya.
Selama dua minggu tersebut, Rokiyati sudah dua kali berobat ke dokter. Namun, kondisi tubuhnya belum juga membaik.
“Sekarang masih belum bisa berjalan. Ya, semoga lekas sembuh dan bisa bekerja lagi,” timpalnya.
Ketua RT 2 RW 1 Kelurahan Pegulon, Sriyatun mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejaidan tersebut ke Dinas Kesehatan setempat. Namun, hingga sekarang belum ada tanggapan serius.
“Kasihan warga, mereka tidak bisa beraktivitas. Apalagi yang menjadi tulang punggung keluarga. Kami minta pemerintah segera mengambil langkah,” tandasnya.
(sms)