Enam Kecamatan di Kulon Progo Rawan Longsor
A
A
A
KULON PROGO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo memetakan enam kecamatan di Kulon Progo masuk daerah rawan bencana tanah longsor. Sejak awal November lalu, setidaknya sudah ada 38 titik longsoran meskipun hanya dalam skala kecil.
Kepala BPBD Kulon Progo Untung Waluyo mengatakan, enam kecamatan yang rawan longsor ini berada di Perbukitan Menoreh yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kokap, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Samigaluh, dan Kecamatan Kalibawang. Selain itu juga ada sebagian kecil di Kecamatan Nanggulan dan Kecamatan Pengasih.
"Sudah ada 38 titik longsoran sejak November lalu di lima kecamatan," ujar Untung.
Bencana tanah longsor, kata dia, merupakan kejadian rutin tahunan. Setiap musim penghujan selalu ada titik longsoran yang mengenai rumah penduduk maupun hanya menutup akses jalan. Longsoran yang terjadi hanya skala kecil.
Untung menambahkan, mental masyarakat di daerah rawan longsor ini sudah cukup bagus. Mereka memiliki kesiapsiagaan dan cepat merespons tanda-tanda alam.
Mereka juga terlibat aktif dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang aktif memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat di daerah rawan longsor.
BPBD telah membentuk tiga desa tangguh bencana di Desa Hargotirto, Kokap, Desa Purwosari, Girimulyo, dan Desa Sidoharjo, Samigaluh.
"Tiga desa itu berada di zona rawan longsor dengan tingkat bahaya longsor cukup tinggi."
Kepala BPBD Kulon Progo Untung Waluyo mengatakan, enam kecamatan yang rawan longsor ini berada di Perbukitan Menoreh yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kokap, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Samigaluh, dan Kecamatan Kalibawang. Selain itu juga ada sebagian kecil di Kecamatan Nanggulan dan Kecamatan Pengasih.
"Sudah ada 38 titik longsoran sejak November lalu di lima kecamatan," ujar Untung.
Bencana tanah longsor, kata dia, merupakan kejadian rutin tahunan. Setiap musim penghujan selalu ada titik longsoran yang mengenai rumah penduduk maupun hanya menutup akses jalan. Longsoran yang terjadi hanya skala kecil.
Untung menambahkan, mental masyarakat di daerah rawan longsor ini sudah cukup bagus. Mereka memiliki kesiapsiagaan dan cepat merespons tanda-tanda alam.
Mereka juga terlibat aktif dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang aktif memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat di daerah rawan longsor.
BPBD telah membentuk tiga desa tangguh bencana di Desa Hargotirto, Kokap, Desa Purwosari, Girimulyo, dan Desa Sidoharjo, Samigaluh.
"Tiga desa itu berada di zona rawan longsor dengan tingkat bahaya longsor cukup tinggi."
(zik)