Ubah Imej The Big Village Jadi Metropolitan
A
A
A
Lain dulu lain sekarang. Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk melihat kondisi Kabupaten Majalengka saat ini di bawah kepemimpinan Bupati H Sutrisno.
Dulu, Majalengka dijuluki sebagai kota pensiun ditandai dengan pembangunan infrastruktur memprihatinkan. Tapi semua itu secara perlahan-lahan mulai berubah ke arah lebih baik. Geliat pembangunan mulai dirasakan masyarakat dari desa hingga penataan pusat perkotaan. Setelah dinilai berhasil membangun Majalengka dengan menggulirkan konsep desa mandiri, dinamis, dan sejahtera, semangat Sutrisno tak pernah berhenti sampai di sana dalam membangun daerah kelahirannya.
Ia bertekad mewujudkan Majalengka Makmur dan Bagja Raharja sesuai visimisinya. Kini, suami dari Imas Indrawati Sutrisno membuktikannya dengan menyulap dan menata pusat pemerintahan Kabupaten Majalengka. Di antara deretan keberhasilan itu, menyulap dan membangun kawasan kota Majalengka menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Antara lain pelebaran jalan utama Kabupaten Majalengka yakni Jalan KH Abdul Halim dengan dilengkapi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan tanaman bunganya. Pembangunan bunderan Air Mancur Munjul dan Taman Dirgantara dengan pesawat tempurnya yang menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat Majalengka. Dibangun pula tugu kecap, tugu mangga gedung gincu sebagai identitas daerah.
Di Alun-alun Majalengka difasilitasi internet gratis bagi pelajar maupun mahasiswa. Bahkan perluasan kota Majalengka terus tumbuh berkembang dengan dibangunnya jalan lingkar utara di ruas jalan Panyingkiran-Baribis yang sudah beroperasi. Lalu, jalan lingkar selatan di Jalan Maja-Kulur-Majalengka yang masih dalam proses pembangunan.
Dengan kondisi demikian, geliat pembangunan di bawah kepemimpinan Bupati Sutrisno mulai merata, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Dari buah hasil kerja kerasnya inilah ia telah mampu mengubah imej The Big Villageyang selama ini dialamatkan ke Majalengka. Dalam mewujudkan Majalengka menjadi kota metropolitan, tengah dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati oleh Pemprov Jabar.
Dan tengah dibangun jalan tol Cikapali (Cikampek-Palimanan) oleh pemerintah pusat dan beroperasi pada 2015 nanti. Lalu dibangun pula jalan tol Cisumjati (Cileunyi-Sumedang- Kertajati) yang masih dalam proses pembangunan. Inovasinya yang dilakukan Sutrisno dalam menyambut pembangunan BIJB dengan membuat aerotropolis di kawasan Aero City BIJB itu sendiri.
“Tentunya dengan hadirnya kedua megaproyek ini akan tumbuh pula pembangunan untuk bisnis, dan industri yang sebelumnya memasuki kawasan industri dan bisnis yang sedang dipersiapkan, secara spotspot ditempatkan di wilayah kecamatan yang telah ditetapkan menjadi bagian wilayah Aero City,” kata politisi PDIP kelahiran 17 Juli 1949 ini.
Mengenai keuangan daerah, APBD Kabupaten Majalengka mengalami peningkatan yang fantastis di bawah kepemimpinan Sutrisno. Sejak pertama menjabat pada 2008 Rp680 miliar dengan PAD Rp47 miliar. Kini di tahun anggaran 2014 meningkat menjadi Rp2,2 triliiun dengan PAD Rp195 miliar. Pada Rancangan APBD 2015, telah melakukan gebrakan luar biasa dengan melakukan revolusi secara menyeluruh pada penyusunan anggaran program dan di masingmasing organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Majalengka.
Sutrisno melakukan pemangkasan anggaran yang dinilai tidak jelas target capaian indikator makro ekonomi, kedaulatan pangan, maupun pelayanan dasar. Ayah lima anak ini juga juga menenkankan bagi setiap OPD penghasil PAD, harus mampu meningkatkan target pencapaiannya paling tidak untuk dapat membiayai OPD-nya sendiri.
Adapun RAPBD Majalengka 2015 direncanakan mencapai Rp2,241 triliun dengan rencana PAD Rp252 miliar. Mengenai tolok ukur keberhasilan pembangunan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Kabupaten Majalengka yang semula 69,4 poin (2008) naik menjadi 71,25 poin (2013). Angka pengangguran terbuka turun dari 7,98% menjadi 6,71% (2013).
Angka kemiskinan turun pada 18,79% (2008) menjadi 11,84% (2013). Kebijakan lainnya yang luar biasa memanfaatkan aset daerah berupa tanah yang kurang produktif hingga bakal mendongkrak PAD setiap tahunnya dengan jumlah besar. “Pemkab Majalengka melakukan kerja sama pemanfaatan aset tanah dengan pihak swasta untuk dibangun hotel, wisata hiburan, dan mal. Dengan adanya itu, akan melengkapi keramaian kota Majalengka,” ujarnya.
Menurut Sutrisno, dari kerja sama itu akan membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat Majalengka kurang lebih 3.000 orang. Bahkan dari segi PAD jika itu sudah beroperasi Kabupaten Majalengka akan mendapatkan PAD dari mulai Rp850 juta hingga Rp2 miliar setiap tahunnya. “Bahkan nanti dalam 30 tahun mendatang bangunan itu akan menjadi milik Pemkab Majalengka sesuai dengan perjanjiannya,” ujar mantan pimpinan DPRD Kabupaten Majalengka ini.
Zakat Profesi
Inovasi lainnya yang patut diacungi jempol kewajiban seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungannya membayar zakat profesi. Ini merupakan program Pemkab Majalengka dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui nonbudgeter adalah dengan mewajibkan seluruh PNS membayar zakat profesi.
Imbauan ini tertuang dalam SE Bupati Nomor 201/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Pemkab Majalengka melalui Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Majalengka. Alasan yang paling mendasari pembayaran zakat itu, selain perintah agama Islam juga untuk membersihkan harta yang dimiliki.
PNS Majalengka yang sudah siap menjalankan zakat profesi baru mencapai 60% yang diberlakukan mulai September 2014 hingga Desember 2014 berhasil terkumpulkan sekitar Rp3 miliar atau dalam satu tahun kurang lebih terkumpul Rp9 miliar. Mengenai program yang digulirkan dari zakat profesi difokuskan untuk fakir-miskin yang meliputi program bidang kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat.
Untuk peningkatan kesejahteraan fakirmiskin, bantuan rutilahu. Pada program mutu sumber daya manusia, pemberian beasiswa bagi sekolah maupun pesantren. Sedangkan kesehatan bantuan operasi ringan dan pengobatan gratis dan biaya perawatan.
Ade Nurjanah
Dulu, Majalengka dijuluki sebagai kota pensiun ditandai dengan pembangunan infrastruktur memprihatinkan. Tapi semua itu secara perlahan-lahan mulai berubah ke arah lebih baik. Geliat pembangunan mulai dirasakan masyarakat dari desa hingga penataan pusat perkotaan. Setelah dinilai berhasil membangun Majalengka dengan menggulirkan konsep desa mandiri, dinamis, dan sejahtera, semangat Sutrisno tak pernah berhenti sampai di sana dalam membangun daerah kelahirannya.
Ia bertekad mewujudkan Majalengka Makmur dan Bagja Raharja sesuai visimisinya. Kini, suami dari Imas Indrawati Sutrisno membuktikannya dengan menyulap dan menata pusat pemerintahan Kabupaten Majalengka. Di antara deretan keberhasilan itu, menyulap dan membangun kawasan kota Majalengka menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Antara lain pelebaran jalan utama Kabupaten Majalengka yakni Jalan KH Abdul Halim dengan dilengkapi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan tanaman bunganya. Pembangunan bunderan Air Mancur Munjul dan Taman Dirgantara dengan pesawat tempurnya yang menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat Majalengka. Dibangun pula tugu kecap, tugu mangga gedung gincu sebagai identitas daerah.
Di Alun-alun Majalengka difasilitasi internet gratis bagi pelajar maupun mahasiswa. Bahkan perluasan kota Majalengka terus tumbuh berkembang dengan dibangunnya jalan lingkar utara di ruas jalan Panyingkiran-Baribis yang sudah beroperasi. Lalu, jalan lingkar selatan di Jalan Maja-Kulur-Majalengka yang masih dalam proses pembangunan.
Dengan kondisi demikian, geliat pembangunan di bawah kepemimpinan Bupati Sutrisno mulai merata, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Dari buah hasil kerja kerasnya inilah ia telah mampu mengubah imej The Big Villageyang selama ini dialamatkan ke Majalengka. Dalam mewujudkan Majalengka menjadi kota metropolitan, tengah dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati oleh Pemprov Jabar.
Dan tengah dibangun jalan tol Cikapali (Cikampek-Palimanan) oleh pemerintah pusat dan beroperasi pada 2015 nanti. Lalu dibangun pula jalan tol Cisumjati (Cileunyi-Sumedang- Kertajati) yang masih dalam proses pembangunan. Inovasinya yang dilakukan Sutrisno dalam menyambut pembangunan BIJB dengan membuat aerotropolis di kawasan Aero City BIJB itu sendiri.
“Tentunya dengan hadirnya kedua megaproyek ini akan tumbuh pula pembangunan untuk bisnis, dan industri yang sebelumnya memasuki kawasan industri dan bisnis yang sedang dipersiapkan, secara spotspot ditempatkan di wilayah kecamatan yang telah ditetapkan menjadi bagian wilayah Aero City,” kata politisi PDIP kelahiran 17 Juli 1949 ini.
Mengenai keuangan daerah, APBD Kabupaten Majalengka mengalami peningkatan yang fantastis di bawah kepemimpinan Sutrisno. Sejak pertama menjabat pada 2008 Rp680 miliar dengan PAD Rp47 miliar. Kini di tahun anggaran 2014 meningkat menjadi Rp2,2 triliiun dengan PAD Rp195 miliar. Pada Rancangan APBD 2015, telah melakukan gebrakan luar biasa dengan melakukan revolusi secara menyeluruh pada penyusunan anggaran program dan di masingmasing organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Majalengka.
Sutrisno melakukan pemangkasan anggaran yang dinilai tidak jelas target capaian indikator makro ekonomi, kedaulatan pangan, maupun pelayanan dasar. Ayah lima anak ini juga juga menenkankan bagi setiap OPD penghasil PAD, harus mampu meningkatkan target pencapaiannya paling tidak untuk dapat membiayai OPD-nya sendiri.
Adapun RAPBD Majalengka 2015 direncanakan mencapai Rp2,241 triliun dengan rencana PAD Rp252 miliar. Mengenai tolok ukur keberhasilan pembangunan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Kabupaten Majalengka yang semula 69,4 poin (2008) naik menjadi 71,25 poin (2013). Angka pengangguran terbuka turun dari 7,98% menjadi 6,71% (2013).
Angka kemiskinan turun pada 18,79% (2008) menjadi 11,84% (2013). Kebijakan lainnya yang luar biasa memanfaatkan aset daerah berupa tanah yang kurang produktif hingga bakal mendongkrak PAD setiap tahunnya dengan jumlah besar. “Pemkab Majalengka melakukan kerja sama pemanfaatan aset tanah dengan pihak swasta untuk dibangun hotel, wisata hiburan, dan mal. Dengan adanya itu, akan melengkapi keramaian kota Majalengka,” ujarnya.
Menurut Sutrisno, dari kerja sama itu akan membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat Majalengka kurang lebih 3.000 orang. Bahkan dari segi PAD jika itu sudah beroperasi Kabupaten Majalengka akan mendapatkan PAD dari mulai Rp850 juta hingga Rp2 miliar setiap tahunnya. “Bahkan nanti dalam 30 tahun mendatang bangunan itu akan menjadi milik Pemkab Majalengka sesuai dengan perjanjiannya,” ujar mantan pimpinan DPRD Kabupaten Majalengka ini.
Zakat Profesi
Inovasi lainnya yang patut diacungi jempol kewajiban seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungannya membayar zakat profesi. Ini merupakan program Pemkab Majalengka dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui nonbudgeter adalah dengan mewajibkan seluruh PNS membayar zakat profesi.
Imbauan ini tertuang dalam SE Bupati Nomor 201/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Pemkab Majalengka melalui Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Majalengka. Alasan yang paling mendasari pembayaran zakat itu, selain perintah agama Islam juga untuk membersihkan harta yang dimiliki.
PNS Majalengka yang sudah siap menjalankan zakat profesi baru mencapai 60% yang diberlakukan mulai September 2014 hingga Desember 2014 berhasil terkumpulkan sekitar Rp3 miliar atau dalam satu tahun kurang lebih terkumpul Rp9 miliar. Mengenai program yang digulirkan dari zakat profesi difokuskan untuk fakir-miskin yang meliputi program bidang kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat.
Untuk peningkatan kesejahteraan fakirmiskin, bantuan rutilahu. Pada program mutu sumber daya manusia, pemberian beasiswa bagi sekolah maupun pesantren. Sedangkan kesehatan bantuan operasi ringan dan pengobatan gratis dan biaya perawatan.
Ade Nurjanah
(ftr)