Sky Walk Gagal Dibangun 2015
A
A
A
BANDUNG - Rencana Pemkot Bandung membangun sky walk tampaknya tidak akan terwujud tahun depan.
Kendati sudah tiga kali dilelang, tidak ada satupun kontraktor yang mau menggarap proyek senilai Rp18 miliar itu. Akibatnya, proyek tersebut dipas tikan gagal dieksekusi 2015. Pemkot Bandung baru akan melakukan lelang ulang proyek itu pada 2015, sehingga pembangun annya dipastikan baru bisa dilakukan akhir tahun 2015 atau 2016.
“Sky walk masih belum lah. Soalnya udah tiga kali lelang, tidak ada yang daftar,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iskandar Zulkarnain, saat ditemui di Pendopo, Jalan Dalem Kaum, kemarin. Seperti diketahui, ide pembangunan sky walk datang dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Sky walk merupakan jembatan panjang bagi para pejalan kaki yang menghubungkan satu kawasan ke kawasan lainnya.
Konsep sky walk yang akan diterapkan di Bandung, mengadopsi konsep sky walk di Hong kong. Rencananya, sky walk tahap pertama akan menghubungkan Jalan Tamansari dan Cihampelas dengan anggaran sebesar Rp18 miliar. Sky walk ini akan menjadi percontohan untuk nanti diterapkan di sejumlah kawasan Bandung.
Iskandar mengungkapkan, sepinya peminat lelang di sebabkan pembangunan sky walk ini memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Para kontraktor tentu tidak ingin mengambil risiko terkait hal itu. “Tingkat kesulitan untuk proyek ini memang terbilang cukup berat. Perlu ada alat berat dalam pengerjaannya,” ucap dia. Selain itu, perubahan rute dari desain yang telah disepakati menambah masalah dalam pembangunan sky walk ini.
Pada awalnya, rute sky walk akan melintas di atas lahan Kebun Binatang Bandung. Namun, karena terdapat permasalahan izin dari pemilik Kebun Binatang, rute diubah menjadi melintasi samping Jalan Taman Hewan. Akan tetapi perubahan rute ini menimbulkan masalah baru. Karena pada rute yang baru ini melintas di atas permukiman penduduk. Hal ini tentu akan menyulitkan dalam penggunaan alat-alat berat.
Alat berat sulit masuk karena akses jalan yang relatif kecil. “Sulit masuk (alat-alat berat), karena kan dipermukiman. Kalau harus manual pasti sulit. Karena konstruksinya itu dari baja. Jadi perlu alat berat. Dari segi biaya, secara manual ini juga membutuhkan biaya besar sehingga mungkin menjadi kendala utama kenapa perusahaan konstruksi belum mau masuk,” ucapnya.
Meski begitu, pihaknya berencana akan melakukan lelang ulang di 2015. Dengan waktu yang lebih panjang di 2015, diharapkan proyek ini dapat terealisasi meskipun pembangunan tiang-tiang pancang harus dilakukan secara manual. “Yananti akan kami coba lelangkan kembali. Karena ini (sky walk) menjadi salah satu prioritas Pak Wali,” ujarnya.
Sementara itu, Akademisi Bidang Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Dwi Prasetyanto mengungkapkan, dibutuhkan kajian secara matang apabila Pemkot Bandung ingin merealisasikan pembangunan sky walk. Menurut dia, pembangunan sky walk tidak hanya mempertimbangkan pada segi teknis atau kemampuan teknologi, melainkan juga aspek sosial, ekonomi, bahkan juga aspek lingkungan apabila dibutuhkan.
“Studi kelayakannya harus mencakup semua hal dan tidak hanya teknis. Misalnya ketika dulu rutenya tetap dibuat melewati Kebun Binatang Bandung, tentu yang harus di perhatikan adalah apakah sky walk ini memenuhi amdalnya atau tidak?” ucapnya. Dwi mengungkapkan, dari segi teknis, sky walk memungkinkan dibangun di Kota Bandung misalnya dengan lebar khusus 6 – 7 meter karena dimungkinkan khusus untuk pejalan kaki.
Sementara itu, banyak jembatan lain yang lebih tinggi untuk beban yang lebih berat yaitu untuk kendaraan yang dapat dibangun. Bandung juga dapat melihat bagaimana jembatan serupa dibangun di Hongkong dengan tantangan konstruksi yang lebih menantang seperti di pinggiran tebing.
Menurutnya, dari segi teknologi, konstruksi sky walk tetap menggunakan struktur baja meskipun bebannya lebih ringan.
Mochamad Solehudin
Kendati sudah tiga kali dilelang, tidak ada satupun kontraktor yang mau menggarap proyek senilai Rp18 miliar itu. Akibatnya, proyek tersebut dipas tikan gagal dieksekusi 2015. Pemkot Bandung baru akan melakukan lelang ulang proyek itu pada 2015, sehingga pembangun annya dipastikan baru bisa dilakukan akhir tahun 2015 atau 2016.
“Sky walk masih belum lah. Soalnya udah tiga kali lelang, tidak ada yang daftar,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iskandar Zulkarnain, saat ditemui di Pendopo, Jalan Dalem Kaum, kemarin. Seperti diketahui, ide pembangunan sky walk datang dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Sky walk merupakan jembatan panjang bagi para pejalan kaki yang menghubungkan satu kawasan ke kawasan lainnya.
Konsep sky walk yang akan diterapkan di Bandung, mengadopsi konsep sky walk di Hong kong. Rencananya, sky walk tahap pertama akan menghubungkan Jalan Tamansari dan Cihampelas dengan anggaran sebesar Rp18 miliar. Sky walk ini akan menjadi percontohan untuk nanti diterapkan di sejumlah kawasan Bandung.
Iskandar mengungkapkan, sepinya peminat lelang di sebabkan pembangunan sky walk ini memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Para kontraktor tentu tidak ingin mengambil risiko terkait hal itu. “Tingkat kesulitan untuk proyek ini memang terbilang cukup berat. Perlu ada alat berat dalam pengerjaannya,” ucap dia. Selain itu, perubahan rute dari desain yang telah disepakati menambah masalah dalam pembangunan sky walk ini.
Pada awalnya, rute sky walk akan melintas di atas lahan Kebun Binatang Bandung. Namun, karena terdapat permasalahan izin dari pemilik Kebun Binatang, rute diubah menjadi melintasi samping Jalan Taman Hewan. Akan tetapi perubahan rute ini menimbulkan masalah baru. Karena pada rute yang baru ini melintas di atas permukiman penduduk. Hal ini tentu akan menyulitkan dalam penggunaan alat-alat berat.
Alat berat sulit masuk karena akses jalan yang relatif kecil. “Sulit masuk (alat-alat berat), karena kan dipermukiman. Kalau harus manual pasti sulit. Karena konstruksinya itu dari baja. Jadi perlu alat berat. Dari segi biaya, secara manual ini juga membutuhkan biaya besar sehingga mungkin menjadi kendala utama kenapa perusahaan konstruksi belum mau masuk,” ucapnya.
Meski begitu, pihaknya berencana akan melakukan lelang ulang di 2015. Dengan waktu yang lebih panjang di 2015, diharapkan proyek ini dapat terealisasi meskipun pembangunan tiang-tiang pancang harus dilakukan secara manual. “Yananti akan kami coba lelangkan kembali. Karena ini (sky walk) menjadi salah satu prioritas Pak Wali,” ujarnya.
Sementara itu, Akademisi Bidang Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Dwi Prasetyanto mengungkapkan, dibutuhkan kajian secara matang apabila Pemkot Bandung ingin merealisasikan pembangunan sky walk. Menurut dia, pembangunan sky walk tidak hanya mempertimbangkan pada segi teknis atau kemampuan teknologi, melainkan juga aspek sosial, ekonomi, bahkan juga aspek lingkungan apabila dibutuhkan.
“Studi kelayakannya harus mencakup semua hal dan tidak hanya teknis. Misalnya ketika dulu rutenya tetap dibuat melewati Kebun Binatang Bandung, tentu yang harus di perhatikan adalah apakah sky walk ini memenuhi amdalnya atau tidak?” ucapnya. Dwi mengungkapkan, dari segi teknis, sky walk memungkinkan dibangun di Kota Bandung misalnya dengan lebar khusus 6 – 7 meter karena dimungkinkan khusus untuk pejalan kaki.
Sementara itu, banyak jembatan lain yang lebih tinggi untuk beban yang lebih berat yaitu untuk kendaraan yang dapat dibangun. Bandung juga dapat melihat bagaimana jembatan serupa dibangun di Hongkong dengan tantangan konstruksi yang lebih menantang seperti di pinggiran tebing.
Menurutnya, dari segi teknologi, konstruksi sky walk tetap menggunakan struktur baja meskipun bebannya lebih ringan.
Mochamad Solehudin
(ftr)