Pacitan Wilayah Paling Rawan Longsor di Jatim
A
A
A
SURABAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) melansir data daerah rawan longsor di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Sebanyak 85,4% daerah Pacitan dinyatakan rawan longsor, karena berada di pegunungan.
"Hanya 14,6% yang daratan landai. Sepanjang 2014 ini, sebanyak 45 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Pacitan terjadi longsor, dan menyumbang 32,85 persen longsor di Provinsi Jatim," ujar Bupati Pacitan Indartato, Selasa (16/12/2014).
Ditambahkan dia, tidak hanya longsor, kawasan Pacitan juga rawan dengan bencana banjir. Bahkan dengan gempa bumi, kendati masih berkekuatan kecil, dan tidak membahayakan.
"Terakhir terdapat 34 rumah penduduk mengalami retak-retak (akibat gempa bumi), dan saat ini sedang dalam tahap perbaikan," ungkapnya.
Sebagai langkah antisipasi, pihaknya mengimbau warga untuk menanam pohon. Salah satu ujung tombak untuk menjalankan imbauan itu adalah kaum ibu. Kaum ibu dinilai dapat melibatkan masyarakat lebih luas untuk menanam pohon.
Lebih jauh, Indartato mengeluhkan tidak adanya alat pendeteksi gerakan tanah sebagai peringatan bencana tanah longsor di Pacitan. Alat pendeteksi bencana yang baru dimiliki Pacitan pendeteksi tsunami yang terletak di pesisir laut.
"Sebagai daerah paling rawan bencana, kami sangat berharap memiliki alat tersebut," pungkasnya.
Hal itu sesuai dengan Instruksi dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang meminta kepada bupati/walikota untuk melaporkan kondisi daerahnya, terutama yang menyangkut bencana.
"Hanya 14,6% yang daratan landai. Sepanjang 2014 ini, sebanyak 45 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Pacitan terjadi longsor, dan menyumbang 32,85 persen longsor di Provinsi Jatim," ujar Bupati Pacitan Indartato, Selasa (16/12/2014).
Ditambahkan dia, tidak hanya longsor, kawasan Pacitan juga rawan dengan bencana banjir. Bahkan dengan gempa bumi, kendati masih berkekuatan kecil, dan tidak membahayakan.
"Terakhir terdapat 34 rumah penduduk mengalami retak-retak (akibat gempa bumi), dan saat ini sedang dalam tahap perbaikan," ungkapnya.
Sebagai langkah antisipasi, pihaknya mengimbau warga untuk menanam pohon. Salah satu ujung tombak untuk menjalankan imbauan itu adalah kaum ibu. Kaum ibu dinilai dapat melibatkan masyarakat lebih luas untuk menanam pohon.
Lebih jauh, Indartato mengeluhkan tidak adanya alat pendeteksi gerakan tanah sebagai peringatan bencana tanah longsor di Pacitan. Alat pendeteksi bencana yang baru dimiliki Pacitan pendeteksi tsunami yang terletak di pesisir laut.
"Sebagai daerah paling rawan bencana, kami sangat berharap memiliki alat tersebut," pungkasnya.
Hal itu sesuai dengan Instruksi dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang meminta kepada bupati/walikota untuk melaporkan kondisi daerahnya, terutama yang menyangkut bencana.
(san)