Lereng di Banjarnegara Banyak Memiliki Patahan
A
A
A
YOGYAKARTA - Dosen Teknik Geologi UGM Wahyu Wilopo mengemukakan, investigasi Tim Geologi UGM di Banjarnegara, pada 13-14 Desember 2014, mencapai hasil yang sangat mencegangkan.
Wahyu menerangkan, daerah di sekitar bencana memiliki ketinggian lereng mencapai 100 meter dengan daya jangkau longsoran mencapai jarak 500 meter.
"Mengacu pada sumber peta geologi, daerah ini merupakan daerah sangat curam, miliki lapisan tanah yang tebal yang dipengaruhi oleh proses alterasi, pelapukan yang berasal dari dalam bumi," jelasnya, kepada wartawan, Senin (15/12/2014).
Ditambahkan dia, struktur geologi daerah sekitar sangat kompleks, dan ditemukan banyak jalur patahan. Namun, pemicu terjadinya longsor disebabkan penggunaan lahan yang kurang aman.
"Untuk menghindari kejadian serupa terjadi di daerah yang potensi longsor, ada beberapa tanda lahan atau lereng berisiko segera terjadi longsor. Caranya dengan mengamati munculnya keretakan tanah," tegasnya.
Dilanjutkan dia, selain itu adanya amblesan, dan munculnya mata air keruh, secara tiba-tiba. "Tanda lainnya terdapat dinding struktur rumah yang retak, dan posisi pohon yang tampak miring,” ungkapnya.
Wakil Ketua LPPM UGM Dr Irfan Dwi Priyambodo menambahkan, UGM berencana mengirim 28 relawan yang terdiri dokter, tenaga medis, psikolog, relawan untuk membantu korban bencana longsor di Banjarnegara.
"Relawan yang dikirim merupakan tim dari Disaster Response Unit (DERU). Tim DERU rencananya akan berangkat besok Selasa 16 Desember 2014," ungkapnya.
Wahyu menerangkan, daerah di sekitar bencana memiliki ketinggian lereng mencapai 100 meter dengan daya jangkau longsoran mencapai jarak 500 meter.
"Mengacu pada sumber peta geologi, daerah ini merupakan daerah sangat curam, miliki lapisan tanah yang tebal yang dipengaruhi oleh proses alterasi, pelapukan yang berasal dari dalam bumi," jelasnya, kepada wartawan, Senin (15/12/2014).
Ditambahkan dia, struktur geologi daerah sekitar sangat kompleks, dan ditemukan banyak jalur patahan. Namun, pemicu terjadinya longsor disebabkan penggunaan lahan yang kurang aman.
"Untuk menghindari kejadian serupa terjadi di daerah yang potensi longsor, ada beberapa tanda lahan atau lereng berisiko segera terjadi longsor. Caranya dengan mengamati munculnya keretakan tanah," tegasnya.
Dilanjutkan dia, selain itu adanya amblesan, dan munculnya mata air keruh, secara tiba-tiba. "Tanda lainnya terdapat dinding struktur rumah yang retak, dan posisi pohon yang tampak miring,” ungkapnya.
Wakil Ketua LPPM UGM Dr Irfan Dwi Priyambodo menambahkan, UGM berencana mengirim 28 relawan yang terdiri dokter, tenaga medis, psikolog, relawan untuk membantu korban bencana longsor di Banjarnegara.
"Relawan yang dikirim merupakan tim dari Disaster Response Unit (DERU). Tim DERU rencananya akan berangkat besok Selasa 16 Desember 2014," ungkapnya.
(san)