Tari Kolosal Puputan Margarana di Hari Juang Kartika
A
A
A
DENPASAR - Memperingati Hari Juang Kartika, personel Kodam IX/Udayana mempertontonkan tari kolosal Puputan Margarana.
Tari kolosal itu diperankan oleh puluhan prajurit TNI dan PNS Kodam IX/Udayana di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Senin (15/12/2014).
Menurut Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Torry Djohar Banguntoro, tari kolosal Puputan Margarana ini membangkitkan semangat juang para anak muda, TNI, dan masyarakat.
"Tari kolosal ini sebagai gambaran kita bahwa orang-orang dahulu tengah mewariskan kekuatan kepada kita dan mereka meninggalkan semangat juang. Pada perang itu tidak hanya prajurit saja, tetapi juga ada masyarakat yang membela Tanah Air. Masyarakat dan TNI saling mendukung," terangnya.
Menurutnya, kala itu I Gusti Ngurah Rai tidak akan berhenti berperang sebelum Belanda pergi dari Bali.
Seperti diketahui, perang Puputan Margarana terjadi pada 20 November 1946, dipimpin Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Kolonel I Gusti Ngurah Rai juga gugur dalam perang tersebut.
Tari kolosal itu diperankan oleh puluhan prajurit TNI dan PNS Kodam IX/Udayana di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Senin (15/12/2014).
Menurut Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Torry Djohar Banguntoro, tari kolosal Puputan Margarana ini membangkitkan semangat juang para anak muda, TNI, dan masyarakat.
"Tari kolosal ini sebagai gambaran kita bahwa orang-orang dahulu tengah mewariskan kekuatan kepada kita dan mereka meninggalkan semangat juang. Pada perang itu tidak hanya prajurit saja, tetapi juga ada masyarakat yang membela Tanah Air. Masyarakat dan TNI saling mendukung," terangnya.
Menurutnya, kala itu I Gusti Ngurah Rai tidak akan berhenti berperang sebelum Belanda pergi dari Bali.
Seperti diketahui, perang Puputan Margarana terjadi pada 20 November 1946, dipimpin Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Kolonel I Gusti Ngurah Rai juga gugur dalam perang tersebut.
(zik)