Matangkan Persiapan Hadapi MEA 2015
A
A
A
PALEMBANG - Selain mematangkan konsep produk, faktor kepemimpinan di setiap perusahaan dinilai menjadi salah satu kunci sukses eksistensi usaha tersebut.
Hal itu menjadi salah satu po in strategis South Sumatera CEO Forum 2015 yang digelar BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumsel di Maystar Ballroom Emilia Hotel Palembang, akhirpekanlalu.
“Pelaksanaan MEA yang tidak lama lagi adalah f nomena ekonomi yang membuka peluang (u sa ha). Setiap pemimpin usaha harus aware serta mempersiapkan daya saing agar bisa setara dengan peng usaha di negara lain,” ungkap Komisaris Utama Blue Bird Group Holding, Bayu Priawan Djoko soetono, selaku Bendahara Umum BPP Hipmi.
Menurutnya, perlu ada sikap dan solusi bisnis dari setiap pemimpin perusahaan, te ru tama dalam meningkatkan kualitas SDM. Mengingat MEA 2015 akan mentransformasi pasar ASEAN menjadi suatu kondisi kebebasan dalam perdagangan barang dan jasa, investasi, tenaga kerja, dan bahkan arus permodalan.
“Saya prediksi, bidang consumer goods atau ritel yang akan sangat menjanjikan di 2015. Sebab, pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin baik dan konsumtifnya masyarakat semakin meningkat seiring membaiknya daya beli.” “Tapi dipastikan, semua bidang bisnis akan terpengaruh,” ucap Bayu.
Kandidat Ketua Umum Hipmi 2014-2018 ini menam bah kan, persiapanstra tegi usahajugaperlu didukung sinergisitas dari kebijakan, hukum, dan iklim politik negara. Apabila stabilitas tidak tercipta maka ekonomi akan terganggu. “Perizinan dari pemerintah dalam bidang usaha su dah tidak ada masalah, tapi ke pastian hukum tetap jadi kendala. Karena itu, melalui forum seperti ini, harapan anggota akan dibantu di suarakan,” jelasnya.
Pengamat Ekonomi Unsri Prof Taufik menilai, kondisi ekonomi makro di Sumsel saat ini yakni 75% komoditas ekspor adalah karet, lalu tingkat pengangguran sebesar 15% deng an jumlah sekitar 1,1 juta orang. Untuk meningkatkan ketahanan ekonomi daerah, perlu dilakukan efisiensi biaya, tidak hanya mengekspor karet tapi juga turu nannya, dan meninggalkan ham batan ekonomi seperti birokrasi yang kompleks.
“Pertambangan dan pertanian bisa menjadi peluang usah a, pada karet misalnya. Sa - atnya kita ekspor turunan karet. Meski biaya produksi belum sebanding dengan negara lain, terpenting bisa bermanfaat bagi ekonomi lokal, termasuk membuka lapangan kerja,” imbuh Dekan Fakultas Ekonomi Unsri tersebut.
Sementara itu, CEO Ekspress Bahari selaku Ketua FKDU Sumsel, Kurmin menegaskan, setiap pimpinan peru sahaan tentu mempunyai strategi andalan dalam menyongsong MEA 2015. Kualitas skill SDM akan dipenuhi seiring tuntutan daya saing. Meski demikian, diharapkannya putusan SK UMR 2014 tidak direvisi seperti yang terjadi pada UMR beberapa tahun silam. Sebab menurut Kurmin, hal tersebut berbahaya bagi bisnis.
“Tidak elok kalau putusan SK UMR selalu direvisi. Investor asing akan menilai kebijakan negara tidak bisa menjadi jaminan pada dunia usaha. Hal ini sudah kami ajukan ke gubernur. Kalau SK tetap akan direvisi, siap saja akan ada demo pengusaha. Semua operasional pakai mesin saja,” tegasnya.
Yulia Savitri
Hal itu menjadi salah satu po in strategis South Sumatera CEO Forum 2015 yang digelar BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumsel di Maystar Ballroom Emilia Hotel Palembang, akhirpekanlalu.
“Pelaksanaan MEA yang tidak lama lagi adalah f nomena ekonomi yang membuka peluang (u sa ha). Setiap pemimpin usaha harus aware serta mempersiapkan daya saing agar bisa setara dengan peng usaha di negara lain,” ungkap Komisaris Utama Blue Bird Group Holding, Bayu Priawan Djoko soetono, selaku Bendahara Umum BPP Hipmi.
Menurutnya, perlu ada sikap dan solusi bisnis dari setiap pemimpin perusahaan, te ru tama dalam meningkatkan kualitas SDM. Mengingat MEA 2015 akan mentransformasi pasar ASEAN menjadi suatu kondisi kebebasan dalam perdagangan barang dan jasa, investasi, tenaga kerja, dan bahkan arus permodalan.
“Saya prediksi, bidang consumer goods atau ritel yang akan sangat menjanjikan di 2015. Sebab, pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin baik dan konsumtifnya masyarakat semakin meningkat seiring membaiknya daya beli.” “Tapi dipastikan, semua bidang bisnis akan terpengaruh,” ucap Bayu.
Kandidat Ketua Umum Hipmi 2014-2018 ini menam bah kan, persiapanstra tegi usahajugaperlu didukung sinergisitas dari kebijakan, hukum, dan iklim politik negara. Apabila stabilitas tidak tercipta maka ekonomi akan terganggu. “Perizinan dari pemerintah dalam bidang usaha su dah tidak ada masalah, tapi ke pastian hukum tetap jadi kendala. Karena itu, melalui forum seperti ini, harapan anggota akan dibantu di suarakan,” jelasnya.
Pengamat Ekonomi Unsri Prof Taufik menilai, kondisi ekonomi makro di Sumsel saat ini yakni 75% komoditas ekspor adalah karet, lalu tingkat pengangguran sebesar 15% deng an jumlah sekitar 1,1 juta orang. Untuk meningkatkan ketahanan ekonomi daerah, perlu dilakukan efisiensi biaya, tidak hanya mengekspor karet tapi juga turu nannya, dan meninggalkan ham batan ekonomi seperti birokrasi yang kompleks.
“Pertambangan dan pertanian bisa menjadi peluang usah a, pada karet misalnya. Sa - atnya kita ekspor turunan karet. Meski biaya produksi belum sebanding dengan negara lain, terpenting bisa bermanfaat bagi ekonomi lokal, termasuk membuka lapangan kerja,” imbuh Dekan Fakultas Ekonomi Unsri tersebut.
Sementara itu, CEO Ekspress Bahari selaku Ketua FKDU Sumsel, Kurmin menegaskan, setiap pimpinan peru sahaan tentu mempunyai strategi andalan dalam menyongsong MEA 2015. Kualitas skill SDM akan dipenuhi seiring tuntutan daya saing. Meski demikian, diharapkannya putusan SK UMR 2014 tidak direvisi seperti yang terjadi pada UMR beberapa tahun silam. Sebab menurut Kurmin, hal tersebut berbahaya bagi bisnis.
“Tidak elok kalau putusan SK UMR selalu direvisi. Investor asing akan menilai kebijakan negara tidak bisa menjadi jaminan pada dunia usaha. Hal ini sudah kami ajukan ke gubernur. Kalau SK tetap akan direvisi, siap saja akan ada demo pengusaha. Semua operasional pakai mesin saja,” tegasnya.
Yulia Savitri
(ftr)