Sembilan Mayat Tanpa Identitas Tersimpan di RSUD Karawang
A
A
A
KARAWANG - Kamar mayat RSUD Karawang menyimpan sebanyak sembilan mayat tanpa identitas yang ditemukan warga. Bahkan, beberapa di antara mayat tersebut belum diambil keluarga meski sudah dua bulan tersimpan di sana.
Kepolisian Resort (Polres) Karawang mengimbau kepada masyarakat, terutama mereka yang merasa kehilangan anggota keluarganya agar menghubungi lembaganya atau datang ke RSUD Karawang.
Jika kondisi mayat susah dikenali, pihak keluarga bisa mencocokkan DNA korban yang sebelumnya telah dilakukan autopsi. Selain itu, bisa menghubungi kepolisian untuk membantu.
"Kami mempersilakan masyarakat datang ke Unit Identifikasi Polres Karawang atau langsung melihat mayat tersebut ke kamar mayat RSDU Karawang. Nanti kami bantu untuk mencocokkan DNA jika susah dikenali," kata Kanit Identifikasi Kriminal Polres Karawang Aiptu Sutarya, Minggu (14/12/2014).
Berdasarkan data yang ada di RSUD Karawang dan kepolisian, dari sembilan mayat, dua diantaranya bayi yang diduga hasil aborsi. Sisanya lima mayat lelaki lanjut usia, satu mayat remaja, serta satu mayat perempuan.
Dua mayat bayi yang diduga hasil aborsi ini berjenis kelamin perempuan. Mayat bayi pertama ditemukan 12 November 2014 di Desa Puseurjaya, Kecamatan Telagasari. Sementara, satunya lagi mayat bayi tanpa kepala ditemukan di tepi Sungai Citarum, di Kecamatan Batujaya, pada awal Desember 2014.
Sementara itu, lima mayat lainnya, empat mayat di antaranya meninggal diduga ditabrak kereta api. Salah satunya lelaki berumur sekitar 40 tahun, tinggi badan sekitar 160 cm. Korban tewas pada 11 November 2014, setelah tertabrak kereta api di Kampung Bubulak Paracis, Desa Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat, sekitar pukul 15.30 WIB. Saat ditemukan korban mengenakan pakaian batik dan bercelana jeans.
Berikutnya, mayat berumur sekitar 20 tahun, yang ditemukan tewas tertabrak KA di dekat Perumahan BMI, Desa Dawuan Timur, Kecamatan Cikampek, pada 17 November 2014. Selanjutnya, mayat seorang lelaki lanjut usia, diperkirakan berumur 60 tahun. Saat ditemukan pada 22 November di Kecamatan Batujaya, mayat tersebut ada di bawah pohon dengan posisi telungkup.
Mayat lelaki lanjut usia lainnya yang tak dikenali identitasnya berusia sekitar 60 tahun. Mayatnya ditemukan terbaring di depan halaman Kantor Nahdatul Ulama di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Nagasari, Karawang, setelah tertabrak kereta api pada 24 November 2014.
Selanjutnya, mayat seorang wanita diperkirakan berusia 45 tahun, ditemukan dalam posisi telungkup di bawah pohon beringin di halaman Stasiun KA Karawang, pada awal Desember 2014.
Sementara mayat tanpa identitas yang terakhir dan masih berada di lemari pendingin RSUD Karawang disebut-sebut merupakan korban kecelakaan lalu lintas di Kota Karawang. Korban berjenis kelamin laki-laki.
Kepolisian Resort (Polres) Karawang mengimbau kepada masyarakat, terutama mereka yang merasa kehilangan anggota keluarganya agar menghubungi lembaganya atau datang ke RSUD Karawang.
Jika kondisi mayat susah dikenali, pihak keluarga bisa mencocokkan DNA korban yang sebelumnya telah dilakukan autopsi. Selain itu, bisa menghubungi kepolisian untuk membantu.
"Kami mempersilakan masyarakat datang ke Unit Identifikasi Polres Karawang atau langsung melihat mayat tersebut ke kamar mayat RSDU Karawang. Nanti kami bantu untuk mencocokkan DNA jika susah dikenali," kata Kanit Identifikasi Kriminal Polres Karawang Aiptu Sutarya, Minggu (14/12/2014).
Berdasarkan data yang ada di RSUD Karawang dan kepolisian, dari sembilan mayat, dua diantaranya bayi yang diduga hasil aborsi. Sisanya lima mayat lelaki lanjut usia, satu mayat remaja, serta satu mayat perempuan.
Dua mayat bayi yang diduga hasil aborsi ini berjenis kelamin perempuan. Mayat bayi pertama ditemukan 12 November 2014 di Desa Puseurjaya, Kecamatan Telagasari. Sementara, satunya lagi mayat bayi tanpa kepala ditemukan di tepi Sungai Citarum, di Kecamatan Batujaya, pada awal Desember 2014.
Sementara itu, lima mayat lainnya, empat mayat di antaranya meninggal diduga ditabrak kereta api. Salah satunya lelaki berumur sekitar 40 tahun, tinggi badan sekitar 160 cm. Korban tewas pada 11 November 2014, setelah tertabrak kereta api di Kampung Bubulak Paracis, Desa Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat, sekitar pukul 15.30 WIB. Saat ditemukan korban mengenakan pakaian batik dan bercelana jeans.
Berikutnya, mayat berumur sekitar 20 tahun, yang ditemukan tewas tertabrak KA di dekat Perumahan BMI, Desa Dawuan Timur, Kecamatan Cikampek, pada 17 November 2014. Selanjutnya, mayat seorang lelaki lanjut usia, diperkirakan berumur 60 tahun. Saat ditemukan pada 22 November di Kecamatan Batujaya, mayat tersebut ada di bawah pohon dengan posisi telungkup.
Mayat lelaki lanjut usia lainnya yang tak dikenali identitasnya berusia sekitar 60 tahun. Mayatnya ditemukan terbaring di depan halaman Kantor Nahdatul Ulama di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Nagasari, Karawang, setelah tertabrak kereta api pada 24 November 2014.
Selanjutnya, mayat seorang wanita diperkirakan berusia 45 tahun, ditemukan dalam posisi telungkup di bawah pohon beringin di halaman Stasiun KA Karawang, pada awal Desember 2014.
Sementara mayat tanpa identitas yang terakhir dan masih berada di lemari pendingin RSUD Karawang disebut-sebut merupakan korban kecelakaan lalu lintas di Kota Karawang. Korban berjenis kelamin laki-laki.
(zik)