Seratusan Warga Diduga Tertimbun
A
A
A
BANJARNEGARA - Longsor yang menerjang Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara Jumat (12/12), diduga menimbun seratusan warga.
Jumlah korban meninggal dikhawatirkan jauh lebih besar karena 91 warga masih tertimbun longsoran. Tidak tertutup kemungkinan jumlah tersebut bertambah karena saat kejadian ada mobil dan motor yang sedang melintas di kawasan itu. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, selain korban meninggal dan hilang, sebanyak 11 orang mengalami luka berat, dan empat luka ringan.
Tim SAR telah ber upaya keras untuk mencari korban lain. Namun upaya pencarian ti - dak mudah karena kendala peralatan dan medan yang sa - ngat sulit. Apalagi sekitar pukul 15.00 WIB kemarin, hujan deras kembali mengguyur kawasan tersebut. “Pencarian dihentikan sementara karena di lokasi, hujan cukup deras turun,” kata Su topo di lokasi.
Hingga kemarin petang Tim SAR gabungan TNI, Polri dan dari berbagai elemen masyarakat itu masih terus bergotong-royong menggali lokasi sekitar, untuk mencari para korban yang belum ditemukan. Mereka melakukannya secara manual menggunakan cangkul dan peralatan seadanya. Alat berat belum bisa dikerahkan karena sulit akses menuju lokasi.
‘’Operasi pecarian, menurut Agus, terkendala karena lokasi yang luas dan letak rumah yang sulit akibat amblas dan tertimbun longsor,’’ tutur Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono. Basarnas akan menambah tim SAR mengingat luasnya lokasi longsor yang mencapai 10 hektare. Apalagi, pencarian dilakukan dengan cara manual, karena alat berat yang sudah di datangkan belum bisa memasuki lokasi longsor.
Bantuan dari Kanor SAR Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya telah bergerak menuju lokasi bencana. Berdasar pantauan KORAN SINDOdi lokasi kejadian, kawasan Dusun Jemblung terlihat memprihatinkan. Dusun Jembung, tepatnya RT 05/01 yang sebelumnya dihuni 100 KK atau 294 jiwa, kini layaknya hamparan tanah dan lumpur. Jalan raya penghubung Kabupaten Banjar negara dan Pekalongan itu juga musnah.
Bencana itu terjadi setelah hujan deras terusmenerus men g guyur kawasan tersebut se jak Rabu (10/12) siang hingga Kamis (11/12) malam. Na mun, hari pada hari terjadinya mu si bah, hujan sudah reda. “Setelah jumatan, itu malah terang dan cerah. Sore hanya hujan kecil-kecil saja. Men jelang magrib, malah kejadian longsor itu,” tutur Miyarti, 30, warga Dukuh Tekik, Desa Sampang.
1.334 Warga Mengungsi
Selain korban meninggal dan terluka, bencana juga memaksa sekitar 1.334 warga meng ungsi di sejumlah posko pengungsian yang ada. Mereka terd iri dari Pengungsi terdiri dari warga Desa Sampang, Gumelar, Tanggapan.Adapun posko pengungsian di antaranya terletak di Kantor Kecamatan Karangkobar, Kantor Perhutani, GOR SMA Karangkobar, Ge dung PGRI, Balaidesa Leksana, Balai Desa Karangko, Pagerpelah, Sijeruk.
“Ada juga yang di rumah warga,” kata Camat Karangkobar. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan Kementerian Sosial memastikan agar logistik korban longsor di Banjarnegara terpenuhi. Menurut dia, Kemensos sudah mener junkan 100 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan mem buka dapur umum.
‘’ Para Tagana difokuskan untuk membantu pada masa evakuasi korban bencana tanah longsor. Selain itu, mereka juga di tugaskan mendirikan Pos Komando dan Pengendalian (Poskodal), dan menyediakan dapur umum lapangan,’’ ujar Khofifah. Paket bantuan yang di persiapkan berupa makanan anak 500 paket (56.250), family kit 327 paket (36.7650 buah), per da pur keluarga 250 paket (277.640), dan selimut sebanyak 300 potong (59.000).
Eka setiawan/ Prahayuda febrianto/ant
Jumlah korban meninggal dikhawatirkan jauh lebih besar karena 91 warga masih tertimbun longsoran. Tidak tertutup kemungkinan jumlah tersebut bertambah karena saat kejadian ada mobil dan motor yang sedang melintas di kawasan itu. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, selain korban meninggal dan hilang, sebanyak 11 orang mengalami luka berat, dan empat luka ringan.
Tim SAR telah ber upaya keras untuk mencari korban lain. Namun upaya pencarian ti - dak mudah karena kendala peralatan dan medan yang sa - ngat sulit. Apalagi sekitar pukul 15.00 WIB kemarin, hujan deras kembali mengguyur kawasan tersebut. “Pencarian dihentikan sementara karena di lokasi, hujan cukup deras turun,” kata Su topo di lokasi.
Hingga kemarin petang Tim SAR gabungan TNI, Polri dan dari berbagai elemen masyarakat itu masih terus bergotong-royong menggali lokasi sekitar, untuk mencari para korban yang belum ditemukan. Mereka melakukannya secara manual menggunakan cangkul dan peralatan seadanya. Alat berat belum bisa dikerahkan karena sulit akses menuju lokasi.
‘’Operasi pecarian, menurut Agus, terkendala karena lokasi yang luas dan letak rumah yang sulit akibat amblas dan tertimbun longsor,’’ tutur Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono. Basarnas akan menambah tim SAR mengingat luasnya lokasi longsor yang mencapai 10 hektare. Apalagi, pencarian dilakukan dengan cara manual, karena alat berat yang sudah di datangkan belum bisa memasuki lokasi longsor.
Bantuan dari Kanor SAR Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya telah bergerak menuju lokasi bencana. Berdasar pantauan KORAN SINDOdi lokasi kejadian, kawasan Dusun Jemblung terlihat memprihatinkan. Dusun Jembung, tepatnya RT 05/01 yang sebelumnya dihuni 100 KK atau 294 jiwa, kini layaknya hamparan tanah dan lumpur. Jalan raya penghubung Kabupaten Banjar negara dan Pekalongan itu juga musnah.
Bencana itu terjadi setelah hujan deras terusmenerus men g guyur kawasan tersebut se jak Rabu (10/12) siang hingga Kamis (11/12) malam. Na mun, hari pada hari terjadinya mu si bah, hujan sudah reda. “Setelah jumatan, itu malah terang dan cerah. Sore hanya hujan kecil-kecil saja. Men jelang magrib, malah kejadian longsor itu,” tutur Miyarti, 30, warga Dukuh Tekik, Desa Sampang.
1.334 Warga Mengungsi
Selain korban meninggal dan terluka, bencana juga memaksa sekitar 1.334 warga meng ungsi di sejumlah posko pengungsian yang ada. Mereka terd iri dari Pengungsi terdiri dari warga Desa Sampang, Gumelar, Tanggapan.Adapun posko pengungsian di antaranya terletak di Kantor Kecamatan Karangkobar, Kantor Perhutani, GOR SMA Karangkobar, Ge dung PGRI, Balaidesa Leksana, Balai Desa Karangko, Pagerpelah, Sijeruk.
“Ada juga yang di rumah warga,” kata Camat Karangkobar. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan Kementerian Sosial memastikan agar logistik korban longsor di Banjarnegara terpenuhi. Menurut dia, Kemensos sudah mener junkan 100 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan mem buka dapur umum.
‘’ Para Tagana difokuskan untuk membantu pada masa evakuasi korban bencana tanah longsor. Selain itu, mereka juga di tugaskan mendirikan Pos Komando dan Pengendalian (Poskodal), dan menyediakan dapur umum lapangan,’’ ujar Khofifah. Paket bantuan yang di persiapkan berupa makanan anak 500 paket (56.250), family kit 327 paket (36.7650 buah), per da pur keluarga 250 paket (277.640), dan selimut sebanyak 300 potong (59.000).
Eka setiawan/ Prahayuda febrianto/ant
(ars)