Sepi Pembeli, Banyak Pedagang Gulung Tikar

Kamis, 11 Desember 2014 - 10:32 WIB
Sepi Pembeli, Banyak Pedagang Gulung Tikar
Sepi Pembeli, Banyak Pedagang Gulung Tikar
A A A
Dewi Fortuna sepertinya belum mau bersama dengan puluhan pedagang eks PKL Jalan Kartini Kota Semarang.

Setelah digusur, kini mereka harus berjuang untuk hidup di tengah sepinya pembeli di lokasi baru yang diberikan oleh Pemkot Semarang, yakni di Pasar Dargo. Kemarin KORAN SINDO mencoba menengok para pedagang tersebut di lokasi baru. Benar saja, di lokasi itu suasana lengang dan sepi, jauh dibandingkan saat mereka berjualan di Jalan Kartini.

Puluhan pedagang yang menggelar lapak dagangannya di lantai dasar hanya duduk santai. Mereka sesekali menggosok-gosok batu akik milik mereka agar lebih mengilap. Untuk menghindari kebosanan, beberapa pedagang berkunjung ke lapak milik pedagang lain. Selain mengusir penat dengan bercengkerama, mereka juga asyik membicarakan batu akik koleksi masing-masing sambil bersenda gurau.

“Sejak pindah ke lokasi ini kondisinya memang berubah drastis. Mas lihat sendiri, pembeli di sini sangat sepi. Ini sudah terjadi sejak pertama pindah ke sini,” kata Sekretaris Paguyuban Pedagang Pasar Kartini Semarang (PPKS) Sunar Hadi Suwarno saat ditemui di lapak barunya kemarin.

Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap penghasilan para pedagang. Penghasilan mereka saat ini turun drastis dan bahkan banyak yang gulung tikar. “Omzet turun drastis, kadang berhari-hari tidak mendapatkan penghasilan. Banyak pedagang yang tadinya berjualan di sini, sekarang pergi. Dari 70 pedagang eks Jalan Kartini yang berjualan di sini, sekarang tinggal sekitar 20 pedagang,” ungkapnya.

Melihat kondisi tersebut, Sunar mengaku tidak dapat berbuat banyak. Mereka hanya bisa pasrah sambil menunggu upaya Pemkot Semarang untuk segera melakukan tindakan agar nasib para pedagang dapat teratasi. “Kalau kondisinya seperti ini terus, tiga bulan lagi pasti kami semua tidak betah dan semuanya gulung tikar. Belum lagi masalah kondisi pasar yang sudah tidak layak, banyak atap bocor dan bangunan kumuh,” papar Sunar.

Pihaknya berharap Pemkot Semarang segera melakukan terobosan untuk menolong nasib para pedagang. Salah satu terobosan baru yang dapat dilakukan adalah merevitalisasi pasar Dargo dan menjadikannya sebagai pusat batu mulia atau pusat batu akik di Kota Semarang. “Sudah ada wacana itu, tapi kami sampai saat ini masih menunggu realisasinya. Kalau bisa lebih cepat. Kalau harus menunggu lama, kami pasti tidak akan tahan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Trijoto Sardjoko saat dikonfirmasi membenarkan jika pihak Pemkot Semarang berencana menjadikan Pasar Dargo sebagai pusat batu mulia di Kota Semarang.

Upaya itu dilakukan untuk menghidupkan kembali Pasar Dargo dan memberikan wadah bagi para pedagang khususnya eks PKL Kartini yang kini menempati lokasi itu. “Sebenarnya sudah disetujui oleh Wali Kota dan Sekda, hanya masalahnya adalah anggaran untuk program itu. Kalau menunggu APBD maka membutuhkan waktu lama,” ucapnya.

Nasib para PKL yang menempati lokasi itu membutuhkan penanganan cepat. Untuk itu, pihaknya saat ini sedang mengupayakan solusi lain mengenai pembiayaan program tersebut, yakni dengan pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) milik BUMD.

“Kami sedang berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan, khususnya BUMD untuk memberikan dana CSR nya untuk pelaksanaan program itu. Ada beberapa yang sudah setuju, tapi kami masih terus melakukan komunikasi. Targetnya 2015 program menjadikan Pasar Dargo sebagai sentra batu mulia dapat terealisasi,” kata Trijoto Sardjoko.

Andika Prabowo Semarang
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3165 seconds (0.1#10.140)