Sering Dimarahi, Anak Bunuh Ayah-Ibu
A
A
A
BREBES - Biadab. Pembunuhan sadistis menggegerkan warga Dukuh Anjun, Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, kemarin dini hari. Dua warga setempat, Warno, 55, dan Tusminah, 45, tewas ditangan anak kandungnya sendiri, Tasdik, 21.
Aksi pelaku diduga dilandasi rasa kesal karena sering dimarahi kedua orang tuanya. Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu kedua korban sedang terlelap tidur di rumahnya yang berada di RT 22/RW 09. Korban Warno tidur di sofa yang berada di ruang dapur, sedangkan istrinya tidur di kamar ruang tengah dengan adik pelaku, Ikal, 8.
Awalnya pelaku mendatangi ayahnya dan langsung mengayunkan golok dan palu yang dibawa kebagian kepala korban berkali-kali. Korban yang kaget dan kesakitan akhirnya terbangun namun tak sempat melawan. Pelaku membabi- buta terus mengayunkan golok dan palu ke kepala korban hingga korban meregang nyawa.
Tusminah yang mendengar ada keributan terbangun dan keluar kamar untuk menolong suaminya. Namun, dia justru ikut diserang menggunakan golok. Sembari menahan luka di tangannya karena menangkis ayunan golok pelaku, korban berupaya lari keluar rumah dan berteriak meminta tolong. Pelaku kalap ikut mengejar hingga ke depan rumah dan terus berupaya menyerang korban yang terjatuh.
Tak lama kemudian, sejumlah kerabat pelaku yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian berdatangan dan melihat pelaku tengah menyerang Tusminah di depan rumah. Sejumlah kerabat pelaku, yakni Darlim dan Casmiti, yang berupaya menolong juga menjadi sasaran amukan pelaku hingga mengalami luka di bagian kepala akibat dilempar batu oleh pelaku dan luka sabetan di pipi.
Beruntung, adik pelaku sempat diselamatkan sehingga luput menjadi korban keberingasan pelaku. “Saya terbangun karena mendengar suara jeritan kakak saya (Tusminah). Sampai di rumahnya, dia sudah telentang di depan rumah diinjak-injak dan dipukul pelaku,” kata Eti, 40, salah satu kerabat korban, kemarin.
Eti juga sempat berupaya menolong kakaknya yang tengah sekarat, namun tidak jadi lantaran hendak diserang pelaku menggunakan palu. “Pas saya mau menolong, mau dipukul pakai palu. Kalautidaklari ya ikutkena,” katanya.
Pelaku baru bisa ditangkap dan dibawa ke Mapolsek Banjarharjo setelah warga dan polisi berdatangan ke lokasi kejadian. Sementara nyawa kedua korban yang diserang pelaku tak bisa diselamatkan. “Bapaknya meninggal di tempat, kalau ibunya meninggal di rumah sakit,” kata Kepala Desa Malahayu, Rustamaji, kemarin.
Tersangka yang merupakan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Tegal seharihari menganggur. Rustamaji menambahkan, pelaku dikenal warga pernah menderita gangguan jiwa. “Sebelumnya pernah dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ) di Magelang, tapi kemudian pulang. Setelah itu terlihat sudah sembuh karena bisa bergaul dengan temanteman sebayanya seperti biasa. Sampai akhirnya ada kejadian ini,” ujarnya.
Setelah divisum di Rumah Sakit (RS) Dera Arsipa Banjarharjo, kedua jenazah korban, siang kemarin, langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat. Adapun pelaku ditahan di Mapolres Brebes. Polisi juga mengamankan barang bukti berupa golok, palu, dan sebongkah batu.
Kasat Reskrim Polres Brebes AKP Subhan mengatakan, pelaku masih didalami keterangannya untuk mengetahui motif pembunuhan tersebut. “Dari keterangan sementara, sebelum kejadian pelaku sempat dimarahi bapaknya. Dia juga sering dicemooh oleh orang tuanya, dikatakan gila,” kata Subhan, kemarin.
Terkait dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa, Subhan mengaku akan meminta bantuan psikiater Polda Jateng untuk memeriksa kondisi kejiwaannya. Dia juga membenarkan pelaku pernah dibawa ke RSJ Magelang. “Kami akan kirim petugas ke RSJ Magelang untuk cek rekom mediknya,” katanya.
Farid Firdaus
Aksi pelaku diduga dilandasi rasa kesal karena sering dimarahi kedua orang tuanya. Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu kedua korban sedang terlelap tidur di rumahnya yang berada di RT 22/RW 09. Korban Warno tidur di sofa yang berada di ruang dapur, sedangkan istrinya tidur di kamar ruang tengah dengan adik pelaku, Ikal, 8.
Awalnya pelaku mendatangi ayahnya dan langsung mengayunkan golok dan palu yang dibawa kebagian kepala korban berkali-kali. Korban yang kaget dan kesakitan akhirnya terbangun namun tak sempat melawan. Pelaku membabi- buta terus mengayunkan golok dan palu ke kepala korban hingga korban meregang nyawa.
Tusminah yang mendengar ada keributan terbangun dan keluar kamar untuk menolong suaminya. Namun, dia justru ikut diserang menggunakan golok. Sembari menahan luka di tangannya karena menangkis ayunan golok pelaku, korban berupaya lari keluar rumah dan berteriak meminta tolong. Pelaku kalap ikut mengejar hingga ke depan rumah dan terus berupaya menyerang korban yang terjatuh.
Tak lama kemudian, sejumlah kerabat pelaku yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian berdatangan dan melihat pelaku tengah menyerang Tusminah di depan rumah. Sejumlah kerabat pelaku, yakni Darlim dan Casmiti, yang berupaya menolong juga menjadi sasaran amukan pelaku hingga mengalami luka di bagian kepala akibat dilempar batu oleh pelaku dan luka sabetan di pipi.
Beruntung, adik pelaku sempat diselamatkan sehingga luput menjadi korban keberingasan pelaku. “Saya terbangun karena mendengar suara jeritan kakak saya (Tusminah). Sampai di rumahnya, dia sudah telentang di depan rumah diinjak-injak dan dipukul pelaku,” kata Eti, 40, salah satu kerabat korban, kemarin.
Eti juga sempat berupaya menolong kakaknya yang tengah sekarat, namun tidak jadi lantaran hendak diserang pelaku menggunakan palu. “Pas saya mau menolong, mau dipukul pakai palu. Kalautidaklari ya ikutkena,” katanya.
Pelaku baru bisa ditangkap dan dibawa ke Mapolsek Banjarharjo setelah warga dan polisi berdatangan ke lokasi kejadian. Sementara nyawa kedua korban yang diserang pelaku tak bisa diselamatkan. “Bapaknya meninggal di tempat, kalau ibunya meninggal di rumah sakit,” kata Kepala Desa Malahayu, Rustamaji, kemarin.
Tersangka yang merupakan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Tegal seharihari menganggur. Rustamaji menambahkan, pelaku dikenal warga pernah menderita gangguan jiwa. “Sebelumnya pernah dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ) di Magelang, tapi kemudian pulang. Setelah itu terlihat sudah sembuh karena bisa bergaul dengan temanteman sebayanya seperti biasa. Sampai akhirnya ada kejadian ini,” ujarnya.
Setelah divisum di Rumah Sakit (RS) Dera Arsipa Banjarharjo, kedua jenazah korban, siang kemarin, langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat. Adapun pelaku ditahan di Mapolres Brebes. Polisi juga mengamankan barang bukti berupa golok, palu, dan sebongkah batu.
Kasat Reskrim Polres Brebes AKP Subhan mengatakan, pelaku masih didalami keterangannya untuk mengetahui motif pembunuhan tersebut. “Dari keterangan sementara, sebelum kejadian pelaku sempat dimarahi bapaknya. Dia juga sering dicemooh oleh orang tuanya, dikatakan gila,” kata Subhan, kemarin.
Terkait dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa, Subhan mengaku akan meminta bantuan psikiater Polda Jateng untuk memeriksa kondisi kejiwaannya. Dia juga membenarkan pelaku pernah dibawa ke RSJ Magelang. “Kami akan kirim petugas ke RSJ Magelang untuk cek rekom mediknya,” katanya.
Farid Firdaus
(ftr)