Kakek Bejo Kritis Kena Peluru Nyasar
A
A
A
MEDAN - Seorang kakek bernama Bejo, 70, kritis setelah terkena peluru nyasar di bagian perut saat membersihkan halaman rumahnya di Jalan Pematang Pasir 5 No 25, Medan Deli, Sabtu (6/12) sekitar pukul 09.00 WIB.
Polisi masih menyelidiki dari mana dan siapa yang melepaskan peluru tersebut. Sugiono, 43, anak Bejo, ketika ditemui KORAN SINDO MEDANdi Rumah Sakit Imelda, Jalan Bilal, Medan Timur, menuturkan, peristiwa tersebut terjadi ketika ayahnya sedang membersihkan rumput di halaman rumahnya.
Dia sempat mendengar suara letusan tembakan, namun tidak menghiraukannya. Namun, ibunya, Misnem, 60, tiba-tiba menjerit sehingga membuatnya keluar dari rumah. Saat di luar, dia melihat ayahnya sudah terkapar dengan kondisi bersimbah darah.
Dia langsung melarikan ayahnya yang merupakan pensiunan PT Kereta Api, ke Rumah Sakit (RS) Martha Friska dan dirujuk ke RS Imelda. “Saya tidak tahu siapa pelakunya. Begitu juga dengan bapak (korban), tidak tahu persis dari arah mana peluru itu ditembakkan," ujar Sugiono, Senin (8/12).
Sugiono melaporkan kasus tersebut ke Polsekta Labuhan agar diselidiki dan diketahui siapa pelakunya. Sedangkan peluru yang bersarang di perut ayahnya sudah dikeluarkan dan diserahkan ke Polda Sumut untuk dilakukan uji balistik.
"Bapak dioperasi Sabtu (6/12) sore, dan pelurunya sudah dibawa ke Polda Sumut. Saya juga sudah buat laporan pengaduan ke Polsekta Labuhan, dan kata penyidiknya sedang diproses. Saya lupa berapa nomor pelurunya. Setahu saya peluru tajam kira-kira ukuran empat sentimeter," ucap Sugiono.
Terpisah, Kapolsekta Labuhan, Kompol Rony Sitompul, saat dikonfirmasi membenarkan ada korban peluru nyasar. "Kami segera selidiki. Saat ini peluru sudah kami bawa untuk diuji balistik," ucapnya.
Dody Ferdiansyah
Polisi masih menyelidiki dari mana dan siapa yang melepaskan peluru tersebut. Sugiono, 43, anak Bejo, ketika ditemui KORAN SINDO MEDANdi Rumah Sakit Imelda, Jalan Bilal, Medan Timur, menuturkan, peristiwa tersebut terjadi ketika ayahnya sedang membersihkan rumput di halaman rumahnya.
Dia sempat mendengar suara letusan tembakan, namun tidak menghiraukannya. Namun, ibunya, Misnem, 60, tiba-tiba menjerit sehingga membuatnya keluar dari rumah. Saat di luar, dia melihat ayahnya sudah terkapar dengan kondisi bersimbah darah.
Dia langsung melarikan ayahnya yang merupakan pensiunan PT Kereta Api, ke Rumah Sakit (RS) Martha Friska dan dirujuk ke RS Imelda. “Saya tidak tahu siapa pelakunya. Begitu juga dengan bapak (korban), tidak tahu persis dari arah mana peluru itu ditembakkan," ujar Sugiono, Senin (8/12).
Sugiono melaporkan kasus tersebut ke Polsekta Labuhan agar diselidiki dan diketahui siapa pelakunya. Sedangkan peluru yang bersarang di perut ayahnya sudah dikeluarkan dan diserahkan ke Polda Sumut untuk dilakukan uji balistik.
"Bapak dioperasi Sabtu (6/12) sore, dan pelurunya sudah dibawa ke Polda Sumut. Saya juga sudah buat laporan pengaduan ke Polsekta Labuhan, dan kata penyidiknya sedang diproses. Saya lupa berapa nomor pelurunya. Setahu saya peluru tajam kira-kira ukuran empat sentimeter," ucap Sugiono.
Terpisah, Kapolsekta Labuhan, Kompol Rony Sitompul, saat dikonfirmasi membenarkan ada korban peluru nyasar. "Kami segera selidiki. Saat ini peluru sudah kami bawa untuk diuji balistik," ucapnya.
Dody Ferdiansyah
(ftr)