Semua Tulang Rusuk Hermin Patah

Minggu, 07 Desember 2014 - 10:21 WIB
Semua Tulang Rusuk Hermin...
Semua Tulang Rusuk Hermin Patah
A A A
MEDAN - Tim forensik bersama Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara (Sumut) memastikan Hermin Ruswidiwati,54, salah satu pekerja rumah tangga (PRT) yang bekerja di rumah tersangka Syamsul Anwar,41, meninggal dunia setelah semua tulang rusuknya patah.

“Yang menyebabkan korban meninggal adalah patahnya semua tulang rusuk korban. Karena sebelum meninggal, dadanya dihantam sehingga korban kesulitan bernafas,” kata Dokter Forensik RSU dr Pirngadi, Medan, Surjit Singh setelah melakukan identifikasi dan autopsi terhadap jasad korban yang dikubur di Desa Lau Cimba, Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sabtu (6/12).

Surjit menuturkan, dari proses identifikasi dan autopsi yang dilakukannya bekerja sama dengan tim dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU), Mistar Ritonga, juga ditemukan tandatanda kekerasan lainnya di sekujur tubuh korban. Luka memar dan luka robek ditemukan di kepala dan dahi. Pelipis mata pecah dan kedua tangan ada bekas luka bakar sulutan api rokok.

Selain itu, kedua kaki memar akibat hantaman benda keras. Kemudian, leher bagian kiri, kepala belakang, dada, tangan, bahu, dan badan korban, terdapat luka robek dan memar seperti bekas parutan. Hasil identifikasi lain, selain memeriksa tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, dapat dipastikan Hermin merupakan kakak kandung dari Cicik Istiyanti, 45.

“Sesuai dengan hasil tes darah dan identifikasi ciriciri serta tanda-tanda khusus dari korban seperti gigi dan bokong korban sangat identik dengan adiknya Cicik Istiyanti. Jadi, saya nyatakan 99,9% benar karena yang bisa memastikan 100% itu hanya Tuhan,” ungkapnya. Surjit menjelaskan, saat jasad korban diidentifikasi, kondisinya dalam proses pembusukan. Meski begitu, pihaknya memastikan tidak ada organ tubuh korban yang hilang.

“Tidak ada organ tubuh korban yang hilang, semua utuh. Tetapi memang saat diangkat tadi, jasad korban sedang proses pembusukan,” kata Surjit. Sementara tim dari FK USU, MistarRitongamengatakan, untuk memastikan kebenaran apakah korban merupakan kakak kandung Cici, pihaknya masih menunggu hasil penelitian DVI di Jakarta. “Sampel DNA (deoxyribose nucleic acid) yang diambil sudah dikirim ke Jakarta. Kita tunggu saja hasilnya nanti untuk kepastiannya,” katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Helfi Assegaf mengatakan, sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan terhadap beberapa korban, pihaknya juga akan melakukan pembongkaran kuburan di rumah tersangka penganiayaan PRT, Syamsul Anwar. “Pembongkaran itu akan kami lakukan setelah identifikasi jasad korban ini selesai. Karena dari pengakuan salah satu korban yang selamat, ada korban lain dikuburkan tepat di bawah tangga rumah tersangka,” katanya.

Polda Sumut juga akan melakukan pengembangan kasus terhadap semua pengakuan PRT yang menjadi korban penganiayaan tersangka Syamsul Anwar cs. Semua pengakuan korban yang menyebutkan jaringan- jaringan tersangka akan ditelusuri secara mendalam sehingga tidak ada satu pun yang terlepas.

Minta Dihukum Mati

Sementara itu, adik korban, Cicik Istiyanti yang turut dihadirkan dalam proses identifikasi dan otopsi terhadap jasad adiknya yang dikubur di Desa Lau Cimba, Kabanjahe, Kabupaten Karo, mengaku, sudah pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Kami sudah pasrah Pak. Tak ada lagi yang bisa kami lakukan, kecuali berterima kasih kepada polisi yang sudah bersusah payah mengungkap kasus ini. Jika tidak, aku tidak akan pernah tahu lagi ke mana kakakku,” katanya. Mewakili keluarganya, dia meminta kepada polisi mengusut semua jaringan tersangka dan menghukumnya dengan hukuman mati. Sebab, perbuatan tersangka dinilai sudah di luar batas kemanusiaan.

“Saya harap aparat penegak hukum menghukumnya dengan hukuman seberat-beratnya. Dan kalau bisa hukum mati saja pelaku-pelaku itu supaya majikan-majikan lainnya tidak berbuat yang sama terhadap para PRT,” ujarnya. Cicik mengakui, pertemuan terakhirnya dengan korban pada Lebaran tahun 2013 lalu. Saat itu, korban pulang ke kampung halamannya di Semarang untuk menemui kedua anaknya.

Setelah itu, mereka tidak pernah berkomunikasi lagi karena majikannya tidak memberikan kesempatan lagi kepada korban untuk berkomunikasi dengan keluarga. “Apalagi tiga bulan terakhir ini. Ternyata karena sudah begini situasinya,” ungkapnya sambil menangis. Diberitakan sebelumnya, jasad korban ditemukan warga Desa Suka Nalu, Kecamatan Barus Jahe, pada Jumat (31/10) sekitar pukul 18.00 WIB, tepat di pinggir jalan raya.

Warga lalu menghubungi Kepolisian Sektor (Polsek) Barus Jahe, selanjutnya pihak kepolisian membawa mayat tersebut ke Rumah Sakit Umum (RSU) Kabanjahe. Tiga hari kemudian, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Pemkab Karo di Kabanjahe menguburkan mayat tanpa identitas itu di Pekuburan Kristen.

“Tiga hari setelah jasad korban ditemukan, kami diminta Dinsos untuk menguburkan jasad korban. Sebulan setelah korban kami kuburkan, pihak kepolisian meminta kami untuk menjaga dan mengawasi makam korban ini setiap hari. Makam ini dijaga ketat oleh polisi,” kata Amir Sinurat, salah seorang petugas Pekuburan Kristen. Pantauan KORAN SINDO MEDAN di lokasi kejadian, pembongkaran makam korban penyiksaan PRT itu dilakukan tim gabungan Forensik dan DVI Polda Sumut sejak pukul 10.30 WIB sampai 11.50 WIB.

Kemudian, pada pukul 12.00 WIB sampai 13.40 WIB, petugas melakukan pembedahan jasad korban termasuk mengambil sampel DNA untuk diteliti di Laboratorium Forensik, Jakarta. Setelah proses identifikasi selesai, keluarga korban kemudian memandikan jasad korban dan menguburkannya di Pekuburan Muslim di Kabanjahe. Meski tidak banyak warga yang penasaran melihat pembongkaran makam korban tersebut, puluhan personel Polres Tanah Karo dan Polresta Medan melakukan penjagaan secara ketat di lokasi kejadian.

Sementara rumah tersangka Syamsul Anwar di Jalan Beo Simpang Jalan Angsa, Kecamatan Medan Timur, Sabtu (6/12), sekitar pukul 12.00 WIB, masih didatangi puluhan warga yang penasaran dengan kondisinya. Tak hanya warga sekitar, warga dari berbagai penjuru Kota Medan juga datang karena sangat penasaran ingin melihat langsung rumah tersangka. Apalagi, warga mendapatkan kabar bahwa ada makam di kawasan rumah tersangka, tempat korban lainnya dikuburkan.

“Biasanya saya lihat di televisi dan baca di koran. Berhubung dekat dengan rumah saya di Jalan Perjuangan, saya sempatkan ke sini,” ujar Andre Yusnar, 31, yang ditemui wartawan, Sabtu (6/12) siang di lokasi.

Frans marbun
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7933 seconds (0.1#10.140)