IKM Palembang Terseok-seok

Jum'at, 05 Desember 2014 - 09:56 WIB
IKM Palembang Terseok-seok
IKM Palembang Terseok-seok
A A A
PALEMBANG - Hingga saat ini sebagian besar pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Palembang masih terseok-seok karena kesulitan menembus pasar ritel. Salah satu alasannya adalah pemasaran yang masih lemah.

Seperti dituturkan Endang, pemilik industri rumah tangga Peyek Ajeng. Diakuinya, meski sudah menjadi binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Palembang maupun lembaga independen Rumah Zakat, dia merasa belum mampu memasarkan produk lebih luas. Dari setiap pembinaan dia memang mendapatkan ilmu baru terkait daya saing, kemasan produk, serta fasilitas pameran seperti ini.

Kemasan dan kualitasnya pun sudah menyesuaikan standar dengan membeli plastik dari Surabaya, sedangkan kualitas sendiri dia juga sudah mengajukan stadar sehat dari pihak Dinas Kesehatan. “Tapi pengennya masuk ke ritel. Masih sulit karena kami tidak tahu prosedur dan harus ketemu siapa,” ucap Endang di temui di stan IKM Kuliner Pameran Industri Kreatif di BKB kemarin.

Karena itu, Endang tak punya pilihan lain, agar produknya laku dia memasarkan produk peyek aneka rasanya hanya di warung-warung dekat rumah ataupun melalui kenalannya di beberapa wilayah. Rasa peyek yang ditawarkan antara lain peyek kacang, peyek ikan teri, peyek cabe, dan peyek bayam.

Sejauh ini untuk mendapatkan bahan baku tidak sulit karena merupakan barangbarang pasar. “Biasanya kami bisa produksi 5 kg peyek untuk semua rasa. Tapi, saat ini kami setop produksi untuk rasa bayam karena barangnya tidak ada. Terus untuk peyek cabai juga dikurangi karena harga cabai masih mahal,” terangnya.

Senada diungkapkan Ummi Rahmawati, perajin aksesori tembaga. Ditemui di lokasi stan ManikQumanikam, Ummi menyatakan, sudah menjadi binaan Disperindag sejak lama. Promosi produk yang difasilitasi memang masih terbatas hanya melalui pameran dan eventevent, karena itu dia sendiri mengaku, belum bisa tembus ke ritel. “Hasil kerajinan tangan kita ini cukup dihargai, tapi kalau pemasaran lebih luas, masih belum,” ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, Staf Ahli Bidang Perekonomian Setda Palembang Sudirman Tegoeh mengatakan, pasar untuk produk IKM memang masih sempit. Untuk itu, Pemkot Palembang memfasilitasi ajang promosi bagi para pelaku IKM kreatif untuk bisa berdekatan langsung dengan konsumennya.

Seperti, perajin tusuk gigi yang membuat mi niatur Masjid Agung atau pem buat pempek berbahan ken tang. “Salah satu upayanya dengan pameran seperti ini yang kebetulan memang menjadi bagian partisipasi Pemkot Palembang dalam meramaikan ajang FFI. Apalagi, event ini menjadi yang pertama untuk Kota Palembang. Kita pilih promosikan IKM karena produk home industry yang kreatif bisa memberi kontribusi bagi ekonomi kerakyatan,” jelas Sudirman usai meninjau stan.

Pemkot sendiri tidak mematok target transaksi dalam gelaran tiga hari pameran selama FFI berlangsung. Sebab, tu juan utamanya adalah mengenalkan produk IKM Palembang kepada tamu FFI serta menjadi pasar rakyat. “Gelarannya hanya bersifat tentatif, ini sebagai wadah promosi saja,” pungkasnya.

Yulia Savitri
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7066 seconds (0.1#10.140)