Dahsyatnya Longsor di Desa Jagabaya

Selasa, 02 Desember 2014 - 11:24 WIB
Dahsyatnya Longsor di...
Dahsyatnya Longsor di Desa Jagabaya
A A A
GARUT - Bencana longsor yang menerjang delapan kecamatan di Kabupaten Garut, pada Sabtu 29 November 2014 malam dan Minggu 30 November 2014 dini hari lalu sangat dahsyat.

Sahman, 50, Ketua RT 08, Kampung Datar Muncang, Desa Jagabaya, Kecamatan Mekar mukti, menuturkan, seluruh harta benda, rumah, pesawat televisi, dan tujuh ekor ternak domba milikinya lenyap ditelan tanah longsor. Meski demikan, Sahman tetap bersyukur. Dia dan dua anggota keluarga, isteri dan anaknya berhasil selamat dalam bencana di malam yang mencekam itu.

“Lima menit saja saya dan sekeluarga tidak segera keluar dari dalam rumah, bisa lain ceritanya.” “Kami tidak mungkin berada di sini dan diberi kesempatan untuk tetap hidup oleh Allah,” kata Sahman kemarin.

Malapetaka itu terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 01.30 WIB. Sahman mengaku perasaannya tidak enak sejak siang hari. “Tidur saya tidak lelap. Seperti orang gelisah, cemas dan was-was. Guyuran hujan deras dari siang hingga malam hari tidak berhenti. Saya sempat berpikir akan terjadi sesuatu. Benar saja, pada pukul 01.30 WIB, saya mendengar gemuruh dari tebing di belakang permukiman kami,” ujar dia.

Tanpa memerlukan waktu lama, dia dan keluarga di seisi rumah merasakan guncangan cukup keras. Mirip sebuah gempa. “Saya langsung bergegas membangunkan isteri dan anak. Kami berlari tanpa sempat mencoba menyelamatkan barang-barang, seperti TV, uang, pakaian, hingga tujuh ekor domba. Kami harus cepat-cepat keluar rumah,” tutur Sahman.

Para tetangga Sahman yang lain pun ikut merasakan peristiwa menakutkan itu. Teriakan takbir berkumandang dari para penghuni setiap rumah yang menjadi korban. “Allahu akbar, Allahu akbar. Spontan kami hanya bisa berteriak demikian,” ungkap dia.

Berdasarkan catatan aparat Desa Jagabaya, di lokasi tersebut tercatat tujuh rumah rusak berat karena menjadi korban keganasan longsor. Dari ketujuh rumah itu, hanya satu rumah yang hilang akibat hantaman longsor. “Rumah yang tak bersisa itu rumah saya. Hancur dan hilang,” kata Sahman.

Warga lain di Kampung Datar Muncang, Jajang, 38, pun harus merelakan rumahnya rusak. Sepeda motor yang menjadi andalan penghidupan keluarganya pun hilang terbenam lumpur dan tanah.

Kepala Desa Jagabaya Maman S menerangkan, bencana longsor itu memaksa 17 warga di Kampung Datar Muncang kehilangan tempat tinggal. Warga yang menjadi korban longsor dievakuasi ke Kampung Cisawer, Desa Cijayana. “Beruntung tidak ada korban meninggal dunia. Untuk sementara, para korban yang kehilangan tempat tinggal ini dievakuasi ke Kampung Cisawer, Desa Cijayana karena lokasinya dekat dengan Kampung Datar Muncang,” kata Maman.

Warga yang menjadi korban longsor itu, ujar dia, adalah Sahman, istri, dan anak; Asmanah, 42, dan anaknya; Jajang, isteri Nenah, 35, dan seorang anaknya; Dian, 33, istri Fatmah, 30, dan anaknya; Robin, 56, dan istri Atik, 55; Sahli, 70, dan istri Imik, 65; Aab, 32, dan isteri Nolis, 30; terakhir Doni, 40, dan isteri Siti, 30. “Dari para korban ini ada empat anak balita dan dua ibu yang sedang mengandung,” ujar dia.

Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan menyebut dana penanggulangan bencana hingga akhir tahun ini sebesar Rp1,3 miliar. Dia menginstruksikan agar dana itu digunakan untuk menanggulangi dampak terjangan longsor di delapan kecamatan di Kabupaten Garut.

Sedangkan untuk 2015, Rudy akan mengalokasikan anggaran Rp6 miliar sebagai dana siap pakai atau dana darurat jika terjadi bencana. “Dana siap pakai atau darurat untuk tahun ini masih ada di kas sebesar Rp1,3 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk menyuplai makanan dan logistik bagi para korban longsor di kawasan selatan Garut,” kata Rudy.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya mengatakan, delapan kecamatan di Garut yang dilanda longsor ini adalah Kecamatan Pakenjeng; Singajaya; Pamulihan; Mekarmukti; Cisompet; Caringin; Bungbulang; dan Cihurip.

Rumah-rumah warga rusak akibat tergerus longsor, sementara infrastruktur jalan penghubung beberapa wilayah terputus akibat ambles dan sebagian besar tertutup material tanah. Penyebab longsor adalah guyuran hujan deras yang terjadi sejak Sabtu siang hingga ma lam hari.

Selain bencana longsor, areal persawahan seluas 30 hektare (ha) di Kampung Pasanggarahan dan Cigebak, Desa Karangsari, Kecamatan Pakenjeng, rusak parah akibat tergerus luapan air Sungai Cikandang. Bencana ini terjadi bersamaan saat longsor melanda beberapa wilayah lain di Garut.

“Kalau di beberapa wilayah lain pada Sabtu malam itu ada longsor, saat sama areal persawah aan persis di samping Sungai Cikandang, rusak karena luapan air. Air sungai meluber dan merusak hamparan sawah seluas puluhan hektare,” kata Penyuluh Pertanian BP3K Kecamatan Pakenjeng Saeful.

Menurut dia, puluhan hektare tanaman padi yang rusak ini berusia tanam selama tiga minggu. Hingga kini belum di ketahui berapa nilai total kerugian akibat bencana yang merusak areal pertanian ini. “Jelas petani gagal panen. Mereka harus memulai kembali menanam padi,” ujar dia.

Fani Ferdiansyah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9625 seconds (0.1#10.140)