Terminal Bus Sukorejo Penuh Sampah dan Kumuh
A
A
A
KENDAL - Kondisi Terminal Bus Sukorejo Kabupaten Kendal sangat memprihatinkan. Pusat aktivitas transportasi umum tersebut terlihat kumuh dan dipenuhi tumpukan sampah di pelataran depan terminal samping utara.
Keberadaan sampah tersebut menimbulkan bau menyengat yang mengganggu para penumpang dan awak angkutan umum. Terlebih, terminal itu berdampingan dengan pasar tradisonal kecamatan setempat. Padahal, terminal ini merupakan titik keberangkatan dan akhir angkutan umum di sejumlah daerah, baik di dalam Kabupaten Kendal maupun daerah lain.
Di antaranya Kabupaten Temanggung, Batang dan Semarang. Letak geografis Kecamatan Sukorejo memang strategis yakni berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Batang bagi Kabupaten Kendal bagian selatan.
Ningsih, 31, salah seorang calon penumpang di Terminal Sukorejo mengatakan keberadaan sampah tersebut sangat mengganggu penumpang. Apalagi, pada musim hujan, sampah tiu mengeluarkan bau tak sedap. “Jelas membuat tidak nyaman, karena baunya menyengat. Padahal, para penumpang itu kadang harus menunggu bus lebih dulu, jadi pas harus betah dengan bau yang tidak enak itu,” katanya.
Selain itu, menurut dia, sampah yang menumpuk memberikan kesan kumuh terminal. Kondisi tersebut membuat pandangan buruk, karena terminal merupakan tempat umum yang dijadikan aktivitas masyarakat banyak. “Orang dari luar Kabupaten Kendal jika melihat kondisi seperti itu pasti menganggap buruk, baik masyarakatnya maupun pemerintahnya,” katanya.
Hidayat, 58, mantan kepala Pasar Sukorejo mengatakan permasalahan sampah tersebut karena minimnya sarana prasana dan jumlah petugas kebersihan. “Mestinya, kantong-kantong bak sampah yang ada disepanjang terminal dengan pasar harus ditambahi. Selain itu, petugas kebersihan juga kurang. Hanya ada dua orang pekerja yang mengangkut sampah, itu saja tenaga harian lepas sebanyak dua orang,” ungkapnya.
Dia menambahkan, armada pengangkut sampah di Kecamatan Sukorejo hanya ada satu unit dan digunakan mengangkut sampah sehari satu kali. Sehingga pengendalian sampah tidak maksimal. “Sedangkan jumlah petugas dari dinas kebersihan kebanyakan sudah lanjut usia. Rata-rata mereka berusia 60 ke atas. Keterbatasan personel termasuk menjadi kendala dalam menanganinya,” ujar Hidayat.
Camat Sukorejo Tri Purwanto mengakui keterbatasan jumlah petugas yang ada serta sarana prasarana pendukung seperti bak kantong sampah masih banyak yang kurang.
“Sebenarnya penanganan masalah sampah yang ada di kawasan terminal Sukorejo, setiap hari sudah ada petugas yang menanganinya. Sampah-sampah itu diangkut dan dibawa ke TPA Pageruyung,” katanya.
Wikha Setiawan
Keberadaan sampah tersebut menimbulkan bau menyengat yang mengganggu para penumpang dan awak angkutan umum. Terlebih, terminal itu berdampingan dengan pasar tradisonal kecamatan setempat. Padahal, terminal ini merupakan titik keberangkatan dan akhir angkutan umum di sejumlah daerah, baik di dalam Kabupaten Kendal maupun daerah lain.
Di antaranya Kabupaten Temanggung, Batang dan Semarang. Letak geografis Kecamatan Sukorejo memang strategis yakni berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Batang bagi Kabupaten Kendal bagian selatan.
Ningsih, 31, salah seorang calon penumpang di Terminal Sukorejo mengatakan keberadaan sampah tersebut sangat mengganggu penumpang. Apalagi, pada musim hujan, sampah tiu mengeluarkan bau tak sedap. “Jelas membuat tidak nyaman, karena baunya menyengat. Padahal, para penumpang itu kadang harus menunggu bus lebih dulu, jadi pas harus betah dengan bau yang tidak enak itu,” katanya.
Selain itu, menurut dia, sampah yang menumpuk memberikan kesan kumuh terminal. Kondisi tersebut membuat pandangan buruk, karena terminal merupakan tempat umum yang dijadikan aktivitas masyarakat banyak. “Orang dari luar Kabupaten Kendal jika melihat kondisi seperti itu pasti menganggap buruk, baik masyarakatnya maupun pemerintahnya,” katanya.
Hidayat, 58, mantan kepala Pasar Sukorejo mengatakan permasalahan sampah tersebut karena minimnya sarana prasana dan jumlah petugas kebersihan. “Mestinya, kantong-kantong bak sampah yang ada disepanjang terminal dengan pasar harus ditambahi. Selain itu, petugas kebersihan juga kurang. Hanya ada dua orang pekerja yang mengangkut sampah, itu saja tenaga harian lepas sebanyak dua orang,” ungkapnya.
Dia menambahkan, armada pengangkut sampah di Kecamatan Sukorejo hanya ada satu unit dan digunakan mengangkut sampah sehari satu kali. Sehingga pengendalian sampah tidak maksimal. “Sedangkan jumlah petugas dari dinas kebersihan kebanyakan sudah lanjut usia. Rata-rata mereka berusia 60 ke atas. Keterbatasan personel termasuk menjadi kendala dalam menanganinya,” ujar Hidayat.
Camat Sukorejo Tri Purwanto mengakui keterbatasan jumlah petugas yang ada serta sarana prasarana pendukung seperti bak kantong sampah masih banyak yang kurang.
“Sebenarnya penanganan masalah sampah yang ada di kawasan terminal Sukorejo, setiap hari sudah ada petugas yang menanganinya. Sampah-sampah itu diangkut dan dibawa ke TPA Pageruyung,” katanya.
Wikha Setiawan
(ftr)