Angkutan Baru Wisata Keraton dan Sekitarnya

Minggu, 30 November 2014 - 11:41 WIB
Angkutan Baru Wisata Keraton dan Sekitarnya
Angkutan Baru Wisata Keraton dan Sekitarnya
A A A
Ada pemandangan baru di kawasan wisata Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan sekitarnya.

Tampak lalu-lalang sejumlah mobil jenis van berwarna hijau bermotif batik dan bergambar seorang bocah laki-laki berpakaian adat Jawa. Si Thole , nama dari mobil itu. Usut punya usut, Si Thole adalah shuttle atau angkutan penumpang dari Taman Parkir Ngabean menuju sejumlah objek wisata di njeron beteng (dalam benteng) Keraton.

Besarnya animo wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi objek-objek wisata yang berada di jeron beteng Keraton dan sekitarnya menyebabkan kepadatan lalu lintas di sekitar wilayah tersebut.

Selain itu, kebijakan Pemkot Yogyakarta yang melarang bus-bus wisata masuk ke wilayah Alun-alun Utara dan mewajibkannya parkir di kantong-kantong parkir yang telah disediakan, salah satunya di Taman Parkir Ngabean, membuat wisatawan harus jalan kaki cukup jauh dari lokasi parkir bus menuju objek wisata seperti Malioboro, Keraton, Taman Sari, Alunalun Kidul, dan sekitarnya.

Alasan itulah yang membidani lahirnya Si Thole . Salah satu pengelola Si Thole, Arif, mengatakan, keberadaan Si Thole buah kerja sama antara Pemkot Yogyakarta dan Koperasi Forum Komunikasi Komunitas Alun-alun Utara. Si Thole diakuinya memang menjadi warna baru bagi sektor pariwisata Yogyakarta karena baru soft launching pada Jumat (28/11) lalu oleh Wali Kota Haryadi Suyuti.

“Ini baru soft launching berbarengan dengan pembukaan Pasar Malam Sekaten,” ujarnya saat ditemui KORAN SINDO YOGYA di halte Si Tholedi Taman Parkir Ngabean, kemarin. Koperasi Forum Komunikasi Komunitas Alun-alun Utara yang beranggotakan beberapa elemen pelaku ekonomi dan wisata turut tergerak membantu pemkot mengelola kawasan wisata khususnya di njeron beteng Keraton. Jadi, forum tersebut dipercaya pemerintah kota sebagai pengelola Si Thole .

Penyediaan jasa angkutan shuttle Si Thole ini sudah diwacanakan sejak 2013. Setelah konsep dan manajemen telah tersusun matang, barulah di-soft launching dua hari yang lalu. Penamaan Si Thole sebagai nama resmi armada shuttle njeron beteng Keraton juga bukan tanpa alasan. Thole dalam bahasa Jawa adalah nama panggilan dari orang tua kepada anak laki-laki dan pemuda.

Para anggota Koperasi Forum Komunikasi Komunitas Alun-alun Utara merasa diayomi dan di-uwongke oleh pemkot dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sehingga disepakatilah pemakaian nama Si Thole . Motif armada berupa batik bergambar seorang bocah lakilaki memakai pakaian adat Jawa sebagai simbol Yogyakarta adalah kota pariwisata berbasis kebudayaan dengan pusatnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Saat ini baru disediakan lima unit armada Si Thole dengan empat halte yang berada di Taman Parkir Ngabean sebagai halte utama, dan di Keraton, Magangan serta Alun-alun Utara. Direncanakan bulan Desember 2014 akan ada penambahan sepuluh armada dan lima halte. Jam operasional Si Thole dari pukul 08.00 - 17.00 WIB dengan tarif tiket Rp5.000 untuk satu kali naik, dan Rp10.000 untuk tiket terusan tiga kali naik.

Jika ada permintaan wisatawan yang akan berkunjung pada malam hari, pengelola Si Thole siap mengerahkan armadanya untuk melayani wisatawan. “Direncanakan Si Thole akan di-launching resmi pada awal Januari 2015. Setelah launching nanti pastinya pengelola akan menambah armada, halte dan jam operasional,” ujar Arif. Minat wisatawan yang memakai jasa Si Thole cukup tinggi.

Baru dua hari soft launching atau tepatnya baru beroperasi satu hari pada Sabtu (29/11) kemarin, sudah ada ratusan wisatawan yang memanfaatkannya. “Dari pukul 08.00 WIB sampai siang ini, ada kurang lebih 260 wisatawan. Kami perkirakan akan terus bertambah sampai sore hari,” ungkapnya. Keberadaan Si Thole ini tidak lantas menyingkirkan keberadaan angkutan penumpang tradisional seperti andong dan becak.

Pengelola menyadari hal itu sehingga mereka juga menggandeng paguyuban tukang andong dan becak untuk bekerja sama dalam hal moda transportasi wisata. Pengelola Si Thole juga akan menggandeng investor swasta untuk bergabung serta telah berkoordinasi dengan biro perjalanan wisata atau Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA).

“Kami rangkul semua elemen pelaku wisata, kami tidak bisa berdiri sendiri. Semoga ke depan Si Thole bisa lebih memberikan manfaat bagi dunia pariwisata Yogyakarta,” ujar pengelola lainnya, Hamam.

Salah seorang wisatawan asal Bandung, Ayu Novita, mengaku sangat terbantu dengan adanya armada Si Thole. Dia juga berharap Si Thole mampu menjadi ikon baru bagi dunia pariwisata di Yogyakarta.

“Jasa angkutan penumpang semakin lengkap, ada andong, ada becak. Semoga Si Thole tidak menggusur angkutan penumpang tradisional dan bisa menjadi ikon baru bagi pariwisata Yogyakarta,” tutur mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Bandung itu saat ditemui KORAN SINDO YOGYA .

Ristu Hanafi
Yogyakarta
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8601 seconds (0.1#10.140)