Gotong Royong, Masyarakat Bangun Talud Melebihi Anggaran

Sabtu, 29 November 2014 - 11:21 WIB
Gotong Royong, Masyarakat Bangun Talud Melebihi Anggaran
Gotong Royong, Masyarakat Bangun Talud Melebihi Anggaran
A A A
KENDAL - Rupanya budaya gotong royong masih menjadi roh bagi masyarakat desa. Dengan segala keterbatasan infrastruktur, masyarakat desa mencoba membangun kesejahteraan dan kenyamanan hidup melalui pola kebersamaan atau disebut gotong royong.

Desa Petung, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal, yang hanya berpenduduk 445 kepala keluarga (KK) ini secara bersama-sama menggunakan bantuan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 2014 dengan baik. Desa ini menerima dana bantuan Rp40 juta untuk membangun talud di dua dusun, yakni Dusun Krajan dan Dusun Tempel.

Masing-masing dusun mendapatkan Rp20 juta. Sesuai dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB), talud dibangun dengan panjang 52 meter, tinggi 1,1 meter, dan lebar 30 sentimeter (cm). Namun, kesadaran bergotong royong masyarakat sehingga realisasi pembangunan menjadi lebih baik, terutama di Dusun Krajan yang ukuran talud menjadi panjang 55 meter, tinggi 3 meter, dan lebar 30 sentimeter.

Penambahan ukuran talud tersebut tentu membutuhkan tambahan biaya, baik bahan baku sampai upah tukang bangunannya. “Masyarakat sangat berperan penting dalam merealisasikan dana bantuan pemprov tahun ini. Semua kekurangan diambil dari swadaya masyarakat di antaranya semen, tenaga, bambu, makan harian juga swadaya,” ujar Kepala Desa Petung, Caswadi kepada KORAN SINDO , kemarin.

Menurut Caswadi, gotong royong sudah menjadi budaya di Desa Petung. Bukan hanya bersifat umum, bahkan masyarakat kerap bergotong royong dan saling membantu saat salah satu warga ada yang memiliki hajat, seperti pernikahan dan lainnya. Meskipun mengutamakan kebersamaan, Desa Petung tetap melaksanakan prosedur sesuai aturan baku di antaranya pencairan dana rekening desa kemudian diserahkan kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD).

“Nah , setelah itu diserahkan kelompok masyarakat (pokmas) untuk dikerjakan. Pokmas ini juga dibentuk melalui musyawarah desa. Jadi, semua terbuka dan sesuai dengan prosedur. Pembangunan dilaksanakan Juli-September,” ujarnya.

Sejauh ini, tambah Caswadi, jalan yang belum ada talud sekitar 60%. Desa Petung memang berada di dataran tinggi di wilayah Kabupaten Kendal sehingga kondisi tanah berbukit. Kasi Pembangunan Desa Kecamatan Pageruyung, Muhyidin mengatakan, ada sekitar 14 desa di Kecamatan Pageruyung yang menerima bantuan tersebut.

Namun, Desa Petung yang paling berhasil memberdayakan masyarakatnya dalam merealisasikan bantuan. “Masyarakatnya memiliki semangat tinggi sehingga hasil pembangunannya melebih dari RAB,” ujar dia.

Dikatakannya, mayoritas desa penerima bantuan menggunakan dana tersebut untuk pembangunan infrastruktur. di antaranya pengerasan jalan, pengaspalan jalan talud, bak penampungan air, saluran pipa air, pavingisasi, dan drainase. Kepala badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (Bapermaspemdes) Kabupaten Kendal, Subaidi mengatakan, jumlah desa di Kabupaten Kendal ada 166 yang menerima dana bantuan pemprov.

Rinciannya 64 desa (Rp100 juta), 55 desa (Rp60 juta), dan 147 desa (Rp40 juta). “Pencairan dana tersebut langsung ke kas desa dan tidak melalui kecamatan. Di desa sudah dibentuk kepanitiaan yang sudah dimusyawarahkan perangkat desa dan tokoh masyarakat,” katanya.

Wikha Setiawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4456 seconds (0.1#10.140)