Ratusan Siswa Ramaikan Festival Sains Islami
A
A
A
SEMARANG - Ratusan siswa dari berbagai sekolah tingkat SMA sederajat di Kota Semarang dan sekitarnya meramaikan Festival Seni dan Sains Islami di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang kemarin.
Mereka berkompetisi di empat cabang lomba yakni festival rebana, olimpiade sains islami, cerdas cermat Alquran, dan writing contest . “Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kecintaan generasi muda pada seni islami. Di mana seni islami itu selain terkandung sisi estetika, juga ada muatan ke-Islaman di dalamnya. Ini yang membedakan dengan seni-seni modern saat ini,” ujar Wakil Rektor III Unissula Sarjuni.
Festival tersebut juga dimaksudkan untuk menggugah kesadaran generasi muda, terutama kalangan siswa bahwa banyak sains itu bermula dari kebudayaan Islam di masa lampau. “Namun, setelah (sains) diambil alih (dunia) Barat, perkembangan sains menjadi tereduksi. Sains tersebut menjadi kehilangan unsur Islaminya, dan menjadi sains murni,” paparnya.
Islam sangat mencintai keindahan, termasuk seni. Namun, seni tersebut haruslah tak lepas dari moral dan nilai-nilai agama. “Saat ini seni yang ada sudah banyak yang kehilangan nilai-nilai moral dan sisi agamanya,” ujar Sarjuni. Ketua Panitia Festival Made Dwi Adnjani mengungkapkan, yang mengikuti kegiatan itu berjumlah 465 siswa dan pendamping yang terbagi dalam berbagai tim.
“Kegiatan ini juga sekaligus untuk memeriahkan Gebyar Muharram 1436 H. Biasanya gebyar sebelumnya hanya diisi kegiatan ilmiah, tapi kali ini juga diisi seni dan sains islami,” ungkapnya.
Susilo Himawan
Mereka berkompetisi di empat cabang lomba yakni festival rebana, olimpiade sains islami, cerdas cermat Alquran, dan writing contest . “Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kecintaan generasi muda pada seni islami. Di mana seni islami itu selain terkandung sisi estetika, juga ada muatan ke-Islaman di dalamnya. Ini yang membedakan dengan seni-seni modern saat ini,” ujar Wakil Rektor III Unissula Sarjuni.
Festival tersebut juga dimaksudkan untuk menggugah kesadaran generasi muda, terutama kalangan siswa bahwa banyak sains itu bermula dari kebudayaan Islam di masa lampau. “Namun, setelah (sains) diambil alih (dunia) Barat, perkembangan sains menjadi tereduksi. Sains tersebut menjadi kehilangan unsur Islaminya, dan menjadi sains murni,” paparnya.
Islam sangat mencintai keindahan, termasuk seni. Namun, seni tersebut haruslah tak lepas dari moral dan nilai-nilai agama. “Saat ini seni yang ada sudah banyak yang kehilangan nilai-nilai moral dan sisi agamanya,” ujar Sarjuni. Ketua Panitia Festival Made Dwi Adnjani mengungkapkan, yang mengikuti kegiatan itu berjumlah 465 siswa dan pendamping yang terbagi dalam berbagai tim.
“Kegiatan ini juga sekaligus untuk memeriahkan Gebyar Muharram 1436 H. Biasanya gebyar sebelumnya hanya diisi kegiatan ilmiah, tapi kali ini juga diisi seni dan sains islami,” ungkapnya.
Susilo Himawan
(ftr)