Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Masih Wajar
A
A
A
PALEMBANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel melakukan inspeksi mendadak kesejumlah pasar tradisional maupun gudang beras di Palembang. Jika kenaikan harga kebutuhan pokok mencapai 20%, Disperindag segera menggelar operasi pasar (OP).
“Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar, hasilnya harga kebutuhan pokok naik wajar hingga 10%. Jadi tidak begitu mengkhawatirkan meski daya beli masyarakat sedikit turun. Jika kenaikan sudah mencapai 20%, maka barulah digelar OP,” kata Kepala Disperindag Sumsel H Permana di Pasar Cinde Palembang, kemarin.
Menurut dia, pemantauan ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Jokowi-JK yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi satu pekan lalu. Untuk harga daging sapi dari Rp90.000 per kg naik menjadi Rp110.000 per kilogram.
Begitupun cabai hijau Rp70.000 per kg dan cabai merah keriting Rp80.000 per kg dari Rp45.000 per kg, tomat Rp5.000 per kg naik menjadi Rp8.000 per kg dan kentang dari Rp7.000 per kg naik menjadi Rp9.000 per kg, sedangkan beras berbagai kualitas naik sekitar 0,5% dari harga normal.
“Untuk persediaan, distribusi hingga harga kebutuhan po kok dan lainnya dirasa masih aman dan terkendali. Kenaikan harga relatif wajar sehingga tidak perlu dilakukan OP,” ujarnya. Dia melanjutkan, pihaknya belum dapat memastikan kapan menggelar operasi pasar, mengingat kenaikan harga kebutuhan pokok relatif wajar. “Nanti kami akan kumpulkan semua distributor untuk mengimbangi agar kenaikan harga tidak begitu tinggi,” ujarnya.
Bambang, salah seorang pedagang ikan di Pasar Cinde menuturkan, pascakenaikan harga BBM subsidi, demand masyarakat relatif turun dengan asumsi harga ikan cenderung naik. Adapun sejak Agustus lalu pasokan ikan cenderung berkurang hingga 50% lantaran keterbatasan solar.
“Saat ini harga ikan fluktuatif seiring keterbatasan persediaan. Untuk ikan lele saat ini dijual sebesar Rp20.000-Rp25.000 per kilogram, ikan gabus Rp60.000- Rp70.000 per kilogram. Total sehari bisa terjual sekitar 30-50 kg. Adapun pasokan ikan dari Bangka,” katanya.
Darfian Jaya Suprana
“Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar, hasilnya harga kebutuhan pokok naik wajar hingga 10%. Jadi tidak begitu mengkhawatirkan meski daya beli masyarakat sedikit turun. Jika kenaikan sudah mencapai 20%, maka barulah digelar OP,” kata Kepala Disperindag Sumsel H Permana di Pasar Cinde Palembang, kemarin.
Menurut dia, pemantauan ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Jokowi-JK yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi satu pekan lalu. Untuk harga daging sapi dari Rp90.000 per kg naik menjadi Rp110.000 per kilogram.
Begitupun cabai hijau Rp70.000 per kg dan cabai merah keriting Rp80.000 per kg dari Rp45.000 per kg, tomat Rp5.000 per kg naik menjadi Rp8.000 per kg dan kentang dari Rp7.000 per kg naik menjadi Rp9.000 per kg, sedangkan beras berbagai kualitas naik sekitar 0,5% dari harga normal.
“Untuk persediaan, distribusi hingga harga kebutuhan po kok dan lainnya dirasa masih aman dan terkendali. Kenaikan harga relatif wajar sehingga tidak perlu dilakukan OP,” ujarnya. Dia melanjutkan, pihaknya belum dapat memastikan kapan menggelar operasi pasar, mengingat kenaikan harga kebutuhan pokok relatif wajar. “Nanti kami akan kumpulkan semua distributor untuk mengimbangi agar kenaikan harga tidak begitu tinggi,” ujarnya.
Bambang, salah seorang pedagang ikan di Pasar Cinde menuturkan, pascakenaikan harga BBM subsidi, demand masyarakat relatif turun dengan asumsi harga ikan cenderung naik. Adapun sejak Agustus lalu pasokan ikan cenderung berkurang hingga 50% lantaran keterbatasan solar.
“Saat ini harga ikan fluktuatif seiring keterbatasan persediaan. Untuk ikan lele saat ini dijual sebesar Rp20.000-Rp25.000 per kilogram, ikan gabus Rp60.000- Rp70.000 per kilogram. Total sehari bisa terjual sekitar 30-50 kg. Adapun pasokan ikan dari Bangka,” katanya.
Darfian Jaya Suprana
(ftr)