Dwikorita, Rektor UGM Perempuan Pertama

Minggu, 23 November 2014 - 11:27 WIB
Dwikorita, Rektor UGM Perempuan Pertama
Dwikorita, Rektor UGM Perempuan Pertama
A A A
YOGYAKARTA - Majelis Wali Amanat (MWA) UGM akhirnya menetapkan Prof Dwikorita Karnawati PhD sebagai rektor pengganti antarwaktu UGM menggantikan Prof Dr Pratikno.

Dengan ditetapkannya Dwikorita, UGM untuk pertama kalinya memiliki rektor perempuan selama 65 tahun berdiri. “Akhirnya rapat pleno MWA dengan agenda penetapan rektor pengganti antarwaktu selesai sesuai jadwal. Dari hasil musyawarah mufakat para anggota MWA, kami telah menetapkan Prof Dwikorita sebagai rektor pengganti hingga 2017,” ujar Ketua MWA UGM Prof Dr Sofian Efendi kemarin.

Seusai pelaksanaan rapat pleno di UGM, Sofian menuturkan, rapat penetapan berlangsung lancar tanpa perdebatan berarti. Dari hasil penjaringan pendapat sesama wakil rektor, semua mengacu pada Dwikorita. Dari kelima wakil rektor, semua memenuhi syarat menjadi rektor dari sisi kemampuan dan kompetensi.

“Namun, dari sisi seleksi administrasi, dua wakil rektor dinyatakan gugur karena berusia lebih dari 60 tahun. Selanjutnya, tiga wakil rektor lainnya diminta pendapat siapa yang pantas menjadi rektor. Saat itulah, Dr Didi dan Prof Iwan menyatakan diri belum pantas menjadi rektor karena ingin fokus pada pekerjaan sebagai wakil rektor,” ungkap Sofian.

Sofian mengatakan, dalam proses sumbang saran dan pandangan wakil rektor untuk melanjutkan kepemimpinan UGM, Dr Didi menyatakan sadar diri belum layak dicalonkan menjadi rektor karena belum dinobatkan sebagai guru besar. Selain itu, Didi menyatakan ingin memusatkan perhatian pada perbaikan sistem administrasi keuangan UGM sesuai bidang yang diampunya pada jabatan wakil rektor. Keengganan menjadi rektor juga diungkapkan Prof Iwan.

Menurut Sofian, Prof Iwan bahkan mengutarakan jika Prof Dwikorita lebih baik menjadi rektor pengganti. Sedangkan, dia ingin fokus membenahi masalah akademik UGM demi mencapai misi UGM menjadi universitas penelitian tingkat dunia. “Saya sangat senang karena di antara para wakil rektor ini ada komitmen bersama bahwa siapa pun yang terpilih, semua akan mendukung. Selanjutnya, pelantikan rektor pengganti antarwaktu akan dilantik pada Senin (24/1),” ungkapnya.

Sofian memaparkan, penetapan rektor pengganti antarwaktu tersebut didasarkan pada rekam jejak dan prestasi sebagai wakil rektor selama ini. Harapan MWA, Dwikorita selanjutnya mampu menjaga kekompakan universitas, membangun kerja sama sinergitas semua unit dan pimpinan di UGM, serta melaksanakan visimisi UGM sebagai universitas nasional perjuangan dan kerakyatan.

“Tantangan bagi Prof Dwikorita ke depan ialah bagaimana mengonsolidasikan antara pendidikan tinggi dan iptek. Sebab, selama ini perguruan tinggi kita belum sepenuhnya berhasil menyediakan pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang dibutuhkan pembangunan nasional. Selain itu, perlu upaya mengoneksikan riset di PT dan riset yang dilakukan pemerintah guna perumusan kebijakan dan pengimplementasiannya di dunia industri,” bebernya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris MWA UGM Dr Ahmad Rifai MT mengatakan, pada pelantikan rektor pengganti nantinya akan ada penandatanganan perjanjian integritas antara MWA dan rektor pengganti. Selanjutnya, rektor yang telah dilantik bersama semua wakil rektor akan membicarakan siapa yang pas menjadi wakil rektor bidang kerja sama dan alumni, posisi yang ditinggalkan Dwikorita.

“Sebagaimasukan, MWAberkeinginan agar pemilihan wakil rektor kerja sama ada alumni bisa memerhatikan komposisi keterwakilan di UGM. Hal ini karena bidang sosial dan humaniora masih kurang terwakili di tingkat pimpinan universitas,” ujarnya. ?ratih keswara
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6061 seconds (0.1#10.140)