Visit Jateng Masih Jargon
A
A
A
SEMARANG - Sektor Pariwisata di Jawa Tengah belum mampu melakukan lompatan yang spektakuler, sehingga jadi kebanggaan. Visit Jateng yang digaungkan sejak 2013 lalu, lebih bernuansa slogan semata.
Meski memiliki potensi wisata melimpah, baik wisata alam, budaya, religi, buatan, maupun kuliner, keberadaannya belum bisa digarap maksimal.
Daya saing serta nilai jual tujuan wisata pun masih lemah. Tak pelak, dari tahun ke tahun, yang menjadi andalah hanya wisatawan nusantara (wisnus). Sementara kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tidak ada peningkatan yang signifikan. Berbagai anggaran yang dikucurkan juga kerap lebih kecil dibanding dana untuk operasional, maupun pemenuhan fasilitas instansi pemerintah.
Seperti terlihat dalam RAPBD 2015 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jateng. Program pengembangan destinasi pariwisata dialokasikan senilai Rp5,6 miliar, pemasaran pariwisata Rp6,4 miliar. Satu sisi, rencana pembangunan gedung kantor dinas dianggarkan senilai Rp20 miliar.
“Kita lihat belum signifikan karena belum mampu mendatangkan wisatawan terutama asing dalam jumlah besar,dengan memiliki waktu tinggal yang lebih lama. Kalau perkembangan ada. Tapi ya gitu-gitu aja,” ujar pengamat pariwisata Jateng Benk Mintosih kemarin. Sedianya di Jateng sudah ada beberapa event. Sayangnya, event tersebut belum mampu mendatangkan wisatawan asing.
“Karena event-event yang ada selama ini masih sebatas pencitraan. Selain itu, tidak adanya informasi lebih awal kepada para pelaku wisata atau penjual. Padahal, jika sasarannya adalah wisatawan asing maka jauhjauh hari harus sudah diberikan informasi,” paparnya. Pariwisata Jateng belum memenuhi sejumlah hal. Mulai dari aksebilitas, kemampuan sumber daya manusia (SDM), hingga kreativitas.
“Contohnya Karimunjawa. Obyek wisata ini sebenarnya sangat menjual, tapi terkendala transportasi, karena kapal tidak bisa sewaktuwaktu berlayar. Ada juga beberapa obyek wisata yang tidak bisa diakses oleh kendaraan umum,” ucap Benk. Kreativitas menggelar sejumlah kegiatan yang pakem, terutama bagi turis asing juga masih minim. Selama ini turis yang datang ke Jateng tidak memiliki agenda yang jelas dan sama.
“Harusnya aktivitas turis dibuat sama oleh masing-masing travel agen. Kalau turis datang ke Jateng, harusnya sudah ada agenda ke mana-mana. Misalnya membatik, mancing, aktivitasnya jelas. Kita kalah dengan Bali, di sana semua tertata rapi,” paparnya. Atas dasar itu, sebagai pelaku wisata, Benk berharap ada event yang mampu menarik minat wisatawan terutama asing. Contohnya membuat event yang berskala internasional.
“Kalau event itu tingkatnya internasional, pasti orang asing akan datang,” ujar Benk. Anggota Komisi B DPRD Jateng Achsin Ma’ruf mengatakan, Pemprov harus serius menggarap potensi pariwisata. Sebab, di sektor inilah yang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah, tanpa harus membebani masyarakat. “Potensi itu selama ini kurang maksimal. Memang ada sejumlah sebab, seperti belum memadainya infrastruktur. Tapi tentunya kreativitasjugaharusterusdijalankan,” paparnya.
Kepala Disbudpar Jateng Prasetyo Aribowo menerangkan, saat ini pihaknya tengah intens menjalin komunikasi dengan maskapai penerbangan dari Semarang menuju Karimunjawa, Jepara. “Landasan di Bandara Dewandaru, Karimunjawa sudah sepanjang 1.200 meter sehingga sudah cukup memadai untuk landasan pesawat kecil,” tandasnya. Tahun ini kunjungan wisman telah mencapai 400.000 orang, sedangkan wisnus di atas 25 juta. Pembangunan bidang pariwisata dan kebudayaan 2015 diprioritaskan pada peningkatan perekonomian berbasis potensi unggulan daerah.
“Agar program pengembangan dan promosi bisa dilaksanakan secara maksimal, perlu dipadukan dengan program daerah lain. Contohnya, kegiatan promosi bisa dilaksanakan secara bersama-sama sehingga memiliki daya tarik yang lebih luas. Kami akan memfasilitasinya,” papar Prasetyo. Selain itu, juga akan memfasilitasi pelaksanaan program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan dasar dengan fokus peningkatan pengembangan dan apresiasi seni budaya yang dilakukan 35 kabupaten/kota di Jateng.
“Tujuannya agar program yang direncanakan masing-masing daerah bisa berjalan dengan baik dan bisa dimaksimalkan,” ucapnya.
Andik sismanto/ Amin fauzi
Meski memiliki potensi wisata melimpah, baik wisata alam, budaya, religi, buatan, maupun kuliner, keberadaannya belum bisa digarap maksimal.
Daya saing serta nilai jual tujuan wisata pun masih lemah. Tak pelak, dari tahun ke tahun, yang menjadi andalah hanya wisatawan nusantara (wisnus). Sementara kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tidak ada peningkatan yang signifikan. Berbagai anggaran yang dikucurkan juga kerap lebih kecil dibanding dana untuk operasional, maupun pemenuhan fasilitas instansi pemerintah.
Seperti terlihat dalam RAPBD 2015 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jateng. Program pengembangan destinasi pariwisata dialokasikan senilai Rp5,6 miliar, pemasaran pariwisata Rp6,4 miliar. Satu sisi, rencana pembangunan gedung kantor dinas dianggarkan senilai Rp20 miliar.
“Kita lihat belum signifikan karena belum mampu mendatangkan wisatawan terutama asing dalam jumlah besar,dengan memiliki waktu tinggal yang lebih lama. Kalau perkembangan ada. Tapi ya gitu-gitu aja,” ujar pengamat pariwisata Jateng Benk Mintosih kemarin. Sedianya di Jateng sudah ada beberapa event. Sayangnya, event tersebut belum mampu mendatangkan wisatawan asing.
“Karena event-event yang ada selama ini masih sebatas pencitraan. Selain itu, tidak adanya informasi lebih awal kepada para pelaku wisata atau penjual. Padahal, jika sasarannya adalah wisatawan asing maka jauhjauh hari harus sudah diberikan informasi,” paparnya. Pariwisata Jateng belum memenuhi sejumlah hal. Mulai dari aksebilitas, kemampuan sumber daya manusia (SDM), hingga kreativitas.
“Contohnya Karimunjawa. Obyek wisata ini sebenarnya sangat menjual, tapi terkendala transportasi, karena kapal tidak bisa sewaktuwaktu berlayar. Ada juga beberapa obyek wisata yang tidak bisa diakses oleh kendaraan umum,” ucap Benk. Kreativitas menggelar sejumlah kegiatan yang pakem, terutama bagi turis asing juga masih minim. Selama ini turis yang datang ke Jateng tidak memiliki agenda yang jelas dan sama.
“Harusnya aktivitas turis dibuat sama oleh masing-masing travel agen. Kalau turis datang ke Jateng, harusnya sudah ada agenda ke mana-mana. Misalnya membatik, mancing, aktivitasnya jelas. Kita kalah dengan Bali, di sana semua tertata rapi,” paparnya. Atas dasar itu, sebagai pelaku wisata, Benk berharap ada event yang mampu menarik minat wisatawan terutama asing. Contohnya membuat event yang berskala internasional.
“Kalau event itu tingkatnya internasional, pasti orang asing akan datang,” ujar Benk. Anggota Komisi B DPRD Jateng Achsin Ma’ruf mengatakan, Pemprov harus serius menggarap potensi pariwisata. Sebab, di sektor inilah yang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah, tanpa harus membebani masyarakat. “Potensi itu selama ini kurang maksimal. Memang ada sejumlah sebab, seperti belum memadainya infrastruktur. Tapi tentunya kreativitasjugaharusterusdijalankan,” paparnya.
Kepala Disbudpar Jateng Prasetyo Aribowo menerangkan, saat ini pihaknya tengah intens menjalin komunikasi dengan maskapai penerbangan dari Semarang menuju Karimunjawa, Jepara. “Landasan di Bandara Dewandaru, Karimunjawa sudah sepanjang 1.200 meter sehingga sudah cukup memadai untuk landasan pesawat kecil,” tandasnya. Tahun ini kunjungan wisman telah mencapai 400.000 orang, sedangkan wisnus di atas 25 juta. Pembangunan bidang pariwisata dan kebudayaan 2015 diprioritaskan pada peningkatan perekonomian berbasis potensi unggulan daerah.
“Agar program pengembangan dan promosi bisa dilaksanakan secara maksimal, perlu dipadukan dengan program daerah lain. Contohnya, kegiatan promosi bisa dilaksanakan secara bersama-sama sehingga memiliki daya tarik yang lebih luas. Kami akan memfasilitasinya,” papar Prasetyo. Selain itu, juga akan memfasilitasi pelaksanaan program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan dasar dengan fokus peningkatan pengembangan dan apresiasi seni budaya yang dilakukan 35 kabupaten/kota di Jateng.
“Tujuannya agar program yang direncanakan masing-masing daerah bisa berjalan dengan baik dan bisa dimaksimalkan,” ucapnya.
Andik sismanto/ Amin fauzi
(ars)