Siaga Bencana, Basarnas Semarang Siapkan Kekuatan Penuh
A
A
A
SEMARANG - Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor SAR Semarang menyiagakan kekuatan penuh untuk menghadapi berbagai kemungkinan bencana tahun ini. Selain persiapan personel, berbagai peralatan pendukung juga telah disiapkan.
Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono mengatakan, pihaknya telah menyiagakan 124 personel untuk menghadapi bencana pada musim penghujan tahun ini. Para personel tersebut telah ditempatkan di berbagai pos penjagaan yang tersebar di Jawa Tengah yakni Kantor SAR Semarang, Pos SAR Jepara, Pos SAR Surakarta dan Pos SAR Cilacap.
“Semua personel sudah kami siagakan dan telah kami tempatkan di pos-pos tersebut yang nantinya bekerja pada wilayah kerja masing-masing. Jika nantinya terjadi bencana bersamaan seperti tahun lalu, mereka dapat bekerja secara optimal dan lebih cepat,” kata Agus kepada wartawan, Sabtu (22/11/2014).
Agus menambahkan, berbagai kemungkinan bencana berpotensi terjadi pada musim penghujan seperti saat ini. Misalnya saja bencana alam seperti banjir, tanah longsor, putting beliung, orang hanyut dan sebagainya.
“Namun tidak hanya bencana alam, musim seperti ini juga sangat berpotensi akan terjadinya bencana transportasi baik darat, laut maupun udara. Untuk itu, kami akan lebih mengoptimalkan kesiapan lagi dan berjaga-jaga selama 24 jam,” imbuhnya.
Selain persiapan personel, Agus juga telah menyiapkan berbagai peralatan pendukung dalam penyelamatan saat bencana terjadi. Saat ini, pihak Basarnas Semarang memiliki satu unit kapal RB-206 ukuran 36 meter, RB 107 ukuran 12 meter, dan rifit infloatable boat (RIB) ukuran 8 meter dengan kemampuan 400 PK.
"Tiga armada tersebut disiapkan untuk mengantisipasi jika terjadi musibah di laut, baik itu pelayaran maupun musibah lainnya," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga memiliki perahu karet yang tersebar di masing-masing pos SAR untuk proses evakuasi. Perahu tersebut juga didukung tiga truk penangkut dan rescue car.
“Kalau peralatan lain seperti alat selam, pompa air, genset dan lain juga sudah siap. Intinya kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan jasa SAR bagi masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.
Di lain kesempatan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Iwan Budi Setyawan menegaskan pihaknya telah siap mengantisipasi bencana di musim penghujan tahun ini. Pihaknya telah menyiapkan personel yang akan disiagakan untuk mengantisipasi adanya musibah di Kota Semarang.
“Sudah kami siapkan. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka kesiapan penanggulangan bencana alam di Kota Semarang. Selain itu, kami juga telah membentuk Kelurahan Siaga Bencana (KSB) di 22 kelurahan di Kota Semarang,” katanya.
Lebih lanjut Iwan menambahkan, Kota Semarang memang menjadi salah satu daerah rawan bencana. Selain banjir, wilayah Kota Semarang yang berkontur berbukitan juga menjadi penyebab daerah ini rawan bencana longsor.
“Kami telah menginventarisir daerah-daerah rawan bencana di Kota Semarang. Untuk musibah longsor, daerah-daerah yang rawan meliputi Semarang Barat, Gajahmungkur, Candisari, Tembalang, Ngaliyan, Gunungpati, Tambak Aji dan sebagainya. Sementara untuk wilayah rawan banjir terletak di Semarang bawah seperti Semarang Utara, Semarang Timur dan sekitarnya,” pungkasnya.
Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono mengatakan, pihaknya telah menyiagakan 124 personel untuk menghadapi bencana pada musim penghujan tahun ini. Para personel tersebut telah ditempatkan di berbagai pos penjagaan yang tersebar di Jawa Tengah yakni Kantor SAR Semarang, Pos SAR Jepara, Pos SAR Surakarta dan Pos SAR Cilacap.
“Semua personel sudah kami siagakan dan telah kami tempatkan di pos-pos tersebut yang nantinya bekerja pada wilayah kerja masing-masing. Jika nantinya terjadi bencana bersamaan seperti tahun lalu, mereka dapat bekerja secara optimal dan lebih cepat,” kata Agus kepada wartawan, Sabtu (22/11/2014).
Agus menambahkan, berbagai kemungkinan bencana berpotensi terjadi pada musim penghujan seperti saat ini. Misalnya saja bencana alam seperti banjir, tanah longsor, putting beliung, orang hanyut dan sebagainya.
“Namun tidak hanya bencana alam, musim seperti ini juga sangat berpotensi akan terjadinya bencana transportasi baik darat, laut maupun udara. Untuk itu, kami akan lebih mengoptimalkan kesiapan lagi dan berjaga-jaga selama 24 jam,” imbuhnya.
Selain persiapan personel, Agus juga telah menyiapkan berbagai peralatan pendukung dalam penyelamatan saat bencana terjadi. Saat ini, pihak Basarnas Semarang memiliki satu unit kapal RB-206 ukuran 36 meter, RB 107 ukuran 12 meter, dan rifit infloatable boat (RIB) ukuran 8 meter dengan kemampuan 400 PK.
"Tiga armada tersebut disiapkan untuk mengantisipasi jika terjadi musibah di laut, baik itu pelayaran maupun musibah lainnya," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga memiliki perahu karet yang tersebar di masing-masing pos SAR untuk proses evakuasi. Perahu tersebut juga didukung tiga truk penangkut dan rescue car.
“Kalau peralatan lain seperti alat selam, pompa air, genset dan lain juga sudah siap. Intinya kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan jasa SAR bagi masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.
Di lain kesempatan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Iwan Budi Setyawan menegaskan pihaknya telah siap mengantisipasi bencana di musim penghujan tahun ini. Pihaknya telah menyiapkan personel yang akan disiagakan untuk mengantisipasi adanya musibah di Kota Semarang.
“Sudah kami siapkan. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka kesiapan penanggulangan bencana alam di Kota Semarang. Selain itu, kami juga telah membentuk Kelurahan Siaga Bencana (KSB) di 22 kelurahan di Kota Semarang,” katanya.
Lebih lanjut Iwan menambahkan, Kota Semarang memang menjadi salah satu daerah rawan bencana. Selain banjir, wilayah Kota Semarang yang berkontur berbukitan juga menjadi penyebab daerah ini rawan bencana longsor.
“Kami telah menginventarisir daerah-daerah rawan bencana di Kota Semarang. Untuk musibah longsor, daerah-daerah yang rawan meliputi Semarang Barat, Gajahmungkur, Candisari, Tembalang, Ngaliyan, Gunungpati, Tambak Aji dan sebagainya. Sementara untuk wilayah rawan banjir terletak di Semarang bawah seperti Semarang Utara, Semarang Timur dan sekitarnya,” pungkasnya.
(san)