Unjuk Rasa Ricuh, Bupati Buton Dievakuasi
A
A
A
PASAR WAJO - Unjuk rasa di depan Rumah Jabatan Bupati Buton di Kecamatan Pasar Wajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), berlangsung ricuh. Para pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Bupati Buton dievakuasi dari kerumunan massa.
Saling kejar antara aparat kepolisian dan para pengunjuk rasa terjadi di depan Rumah Jabatan Bupati Buton, Kamis (20/11/2014). Ratusan pengunjuk rasa yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat Pasar Wajo bentrok dengan aparat.
Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun terpaksa harus dievakuasi petugas keamanaan dari kerumunan massa. Bupati Buton juga terlihat terkena pukulan akibat kericuhan ini.
Sejumlah demonstran terluka akibat terkena pukulan petugas, bahkan ada beberapa pengunjuk rasa yang ditarik paksa oleh aparat saat diamankan.
Unjuk rasa ini awalnya berlangsung damai. Namun, keributan tiba-tiba pecah saat pengunjuk rasa membakar keranda mayat yang melambangkan matinya kepemimpinan Bupati Buton.
Aksi tersebut dicegah aparat kepolisian dan Satpol PP. Polisi langsung adu jotos dengan sejumlah pengunjuk rasa. Sejak itulah aparat kepolisian langsung bertindak brutal memukuli para pengunjuk rasa yang mereka tangkap. Para pengunjuk rasa dihujani pukulan dan tendangan oleh polisi. Sejumlah pengunjuk rasa yang diamankan terluka.
Untuk membubarkan pengunjuk rasa, polisi beberapa kali menembakkan gas air mata. Unjuk rasa ini merupakan kelanjutan dari aksi-aksi sebelumnya. Pengunjuk rasa menagih janji Bupati Buton agar semua kendaraan dinas tidak boleh keluar dari Kabupaten Buton jika selesai jam kerja.
Namun, janji itu tidak direaliasaikan. Kepala dinas maupun PNS tetap saja menggunakan kendaraan ini untuk ke Kota Baubau.
Saling kejar antara aparat kepolisian dan para pengunjuk rasa terjadi di depan Rumah Jabatan Bupati Buton, Kamis (20/11/2014). Ratusan pengunjuk rasa yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat Pasar Wajo bentrok dengan aparat.
Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun terpaksa harus dievakuasi petugas keamanaan dari kerumunan massa. Bupati Buton juga terlihat terkena pukulan akibat kericuhan ini.
Sejumlah demonstran terluka akibat terkena pukulan petugas, bahkan ada beberapa pengunjuk rasa yang ditarik paksa oleh aparat saat diamankan.
Unjuk rasa ini awalnya berlangsung damai. Namun, keributan tiba-tiba pecah saat pengunjuk rasa membakar keranda mayat yang melambangkan matinya kepemimpinan Bupati Buton.
Aksi tersebut dicegah aparat kepolisian dan Satpol PP. Polisi langsung adu jotos dengan sejumlah pengunjuk rasa. Sejak itulah aparat kepolisian langsung bertindak brutal memukuli para pengunjuk rasa yang mereka tangkap. Para pengunjuk rasa dihujani pukulan dan tendangan oleh polisi. Sejumlah pengunjuk rasa yang diamankan terluka.
Untuk membubarkan pengunjuk rasa, polisi beberapa kali menembakkan gas air mata. Unjuk rasa ini merupakan kelanjutan dari aksi-aksi sebelumnya. Pengunjuk rasa menagih janji Bupati Buton agar semua kendaraan dinas tidak boleh keluar dari Kabupaten Buton jika selesai jam kerja.
Namun, janji itu tidak direaliasaikan. Kepala dinas maupun PNS tetap saja menggunakan kendaraan ini untuk ke Kota Baubau.
(zik)