Roy Marten Berbagi Ilmu di UMP
A
A
A
PALEMBANG - Kehadiran aktor legendaris Indonesia, Roy Marten di tengah civitas Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) sempat membuat heboh,kemarin.
Dalam kunjungannya Roy berpesan, mahasiswa sebagai elemen penting masyarakat harus menjadi bagian dalam pembentukan karakter bangsa, melalui karya seni dan budaya. Kehadiran Roy Marten bersama dengan aktor senior, Dwi Yan dalam kegiatan diskusi publik bertemakan menggali potensi seni dan budaya Indonesia cukup membius para dosen dan mahasiswa yang hadir. Kegiatan tersebut juga di hadiri akademisi seni dari perwakilan universitas lainnya, Dewan Kesenian dan Dewan Pendidikan Sumsel.
Roy mengatakan, kemajuan film di Indonesia cenderung lebih lambat dibandingkan dengan perfilman di negara Asia lainnya, apalagi negara-negara yang mengedapankan seni perfilman dalam membentuk karakter mental dan promosi masyarakatnya. Sekarang saja, masyarakat Indonesia lebih banyak di suguhi asupan film yang kurang mendidik, seperti kebanyakan sinetron-sinetron. Pada film seperti itu, masyarakat disuguhkan adegan kekerasan, kehadiran orang-orang jahat, berkata tidak santun, termasuk intrik-intrik kejahatan, hingga tontonan pornografi.
“Indonesia mengalami de gradasi penciptaan film mendidik. Perkembangan film cendrung lambat dan tidak berusaha menciptakan karakter. Ini yang hendaknya mahasiswa juga dapat kritisi bersama,” ungkapnya. Ayah kandung artis Gading Marten itu menambahkan, sebagai mahasiswa juga hendaknya dapat mendukung penciptaan karakter bangsa, terutama mengembangkan seni dan budaya lokal.
Mahasiswa me njadi bagian dalam pengem bangan seni yang harus membuat masyarakat cerdas, bernilai dan mengembangkan seni dan budaya lokal. “Melalui dialog ini saya inginkan makin banyak ma hasiswa yang menjadi generasi lebih baik, generasi yang ber karakter melalui karya-karya yang tidak hanya laku di pasaran, tapi bernilai lebih,”ungkap Roy yang sudah melakoni dunia seni film sejak tahun 1975.
Pada acara pembukaan, Rektor UMP, M Idris beserta para civitas dan tamu disuguhi perhetalan teater UKM Seni UMP. Wakil Rektor UMP I, Erwin Bakri mengatakan, kegiatan dis kusi publik lebih diarahkan un tuk mengajak mahasiswa terutama Fakultas Pendidikan Ba hasa dan Sastra, dan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris terpacu untuk meningkatkan kemampuan seni. Dikatakan ia, setiap orang memiliki bakat seni.
Oleh karena itu, peran serta dari berbagai pihak dalam menggali dan terus menumbuhkan semangat seni, terutama budaya lokal harus terus dilakukan.
“Universitas berperan dalam hal pe ning katan kreatifitas seni dan budaya. Mahasiswa hendaknya da pat lebih berkompetisi dan ber prestasi dalam bidang itu, dengan mengupasnya bersama dengan orang-orang ahli, seperti aktor kawakan dan senior,”tandasnya.
Tasmalinda
Dalam kunjungannya Roy berpesan, mahasiswa sebagai elemen penting masyarakat harus menjadi bagian dalam pembentukan karakter bangsa, melalui karya seni dan budaya. Kehadiran Roy Marten bersama dengan aktor senior, Dwi Yan dalam kegiatan diskusi publik bertemakan menggali potensi seni dan budaya Indonesia cukup membius para dosen dan mahasiswa yang hadir. Kegiatan tersebut juga di hadiri akademisi seni dari perwakilan universitas lainnya, Dewan Kesenian dan Dewan Pendidikan Sumsel.
Roy mengatakan, kemajuan film di Indonesia cenderung lebih lambat dibandingkan dengan perfilman di negara Asia lainnya, apalagi negara-negara yang mengedapankan seni perfilman dalam membentuk karakter mental dan promosi masyarakatnya. Sekarang saja, masyarakat Indonesia lebih banyak di suguhi asupan film yang kurang mendidik, seperti kebanyakan sinetron-sinetron. Pada film seperti itu, masyarakat disuguhkan adegan kekerasan, kehadiran orang-orang jahat, berkata tidak santun, termasuk intrik-intrik kejahatan, hingga tontonan pornografi.
“Indonesia mengalami de gradasi penciptaan film mendidik. Perkembangan film cendrung lambat dan tidak berusaha menciptakan karakter. Ini yang hendaknya mahasiswa juga dapat kritisi bersama,” ungkapnya. Ayah kandung artis Gading Marten itu menambahkan, sebagai mahasiswa juga hendaknya dapat mendukung penciptaan karakter bangsa, terutama mengembangkan seni dan budaya lokal.
Mahasiswa me njadi bagian dalam pengem bangan seni yang harus membuat masyarakat cerdas, bernilai dan mengembangkan seni dan budaya lokal. “Melalui dialog ini saya inginkan makin banyak ma hasiswa yang menjadi generasi lebih baik, generasi yang ber karakter melalui karya-karya yang tidak hanya laku di pasaran, tapi bernilai lebih,”ungkap Roy yang sudah melakoni dunia seni film sejak tahun 1975.
Pada acara pembukaan, Rektor UMP, M Idris beserta para civitas dan tamu disuguhi perhetalan teater UKM Seni UMP. Wakil Rektor UMP I, Erwin Bakri mengatakan, kegiatan dis kusi publik lebih diarahkan un tuk mengajak mahasiswa terutama Fakultas Pendidikan Ba hasa dan Sastra, dan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris terpacu untuk meningkatkan kemampuan seni. Dikatakan ia, setiap orang memiliki bakat seni.
Oleh karena itu, peran serta dari berbagai pihak dalam menggali dan terus menumbuhkan semangat seni, terutama budaya lokal harus terus dilakukan.
“Universitas berperan dalam hal pe ning katan kreatifitas seni dan budaya. Mahasiswa hendaknya da pat lebih berkompetisi dan ber prestasi dalam bidang itu, dengan mengupasnya bersama dengan orang-orang ahli, seperti aktor kawakan dan senior,”tandasnya.
Tasmalinda
(ars)