Tangkal Paceklik dan Kesialan di Tahun Baru Hijriah

Kamis, 20 November 2014 - 12:06 WIB
Tangkal Paceklik dan...
Tangkal Paceklik dan Kesialan di Tahun Baru Hijriah
A A A
Satu lagi tradisi masyarakat adat agraris Sunda di Kabu paten Kuningan yang berada di lingkungan Talahab, Kelurahan Citangtu, dalam menangkal segala bala dan kemalangan di Tahun Baru Hijriah dengan menggelar tradisi babarit kemarin.

Sesuai namanya, babarit yang merupakan paduan kata “ngabubarkeun wewerit” mengandung arti membuang penyakit atau kesialan yang berkaitan dengan mata pencaharian mereka yang sebagian besar petani yaitu paceklik. Adapun ritual membuang segala kesialan tersebut dengan jalan dilakukan berbagai ritual yang diikuti seluruh warga Talahab sejak pagi hari hingga malam.

Sesepuh Lingkungan Talahab Didi Sunardi mengungkapkan, terdapat empat tahapan ritual yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tradisi Babarit yaitu pada pagi hari diawali dengan aqiqah atau penyembelihan kambing kendit yaitu kambing berwarna hitam dengan pelat putih melingkar di perutnya sebagai persembahan. Dilanjut pada siang hari setelah Dzuhur digelar ritual sabumi, yaitu ritual syukuran warga Talahab atas limpahan hasil panen selama setahun untuk dinikmati bersama-sama.

“Secara gotong royong warga membawa segala hasil panen mereka baik yang masih mentah maupun dalam bentuk makanan yang sudah diolah sebagai persembahan untuk pupuhu desa. Segala bawaan warga yang dikenal dengan sebutan Babaton tersebut kemudian disimpan dan dibacakan doa oleh tokoh agama yang selanjutnya dikembalikan kepada masyarakat untuk dimakan bersama,” ungkap Didi.

Didi yang juga Ketua RW setempat mengungkapkan, tradisi babaritwarga Talahab selalu digelar setiap bulan Muharam sekaligus sebagai bentuk syukuran menyambut Tahun Baru Islam. Oleh karena itu dalam tra disi ini tidak lepas dari ritual pem bagian bubur surayang ter - buat dari campuran beras dengan berbagai macam kacangkacangan untuk dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Tidak ada tanggal khusus pelaksanaan Tradisi Babarit warga Talahab ini, hanya saja pelaksanaannya selalu digelar pada hari Rabu malam Kamis atau Minggu malam Senin pada Muharam. Ini tradisi yang sudah berjalan sejak zaman dahulu dan kami tidak tahu alasannya apa,” ujar Didi. Pada malam hari, lanjut Didi, tradisi babaritditutup dengan acara pesta rakyat golewang.

Yaitu acara menari bersama dengan iringan kidung buhun dan alunan gamelan khusus yang dimiliki dan dimainkan warga Talahab. “Tradisi babaritini intinya adalah sebagai ungkapan syukur masyarakat Talahab kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil panen yang melimpah di tahun lalu dan memohon hasil yang lebih baik di tahun berikutnya, sekaligus meminta perlindungan dari berbagai petaka dan kemalangan,” ucap Didi.

Bupati Kuningan Utje Ch Suganda yang turut hadir dalam acara tersebut menyatakan apresiasi dengan digelarnya ritual tahunan tersebut yang mencerminkan kerukunan, kekompakan dan kegotongroyongan warga Talahab.

Mohamad Taufik
Kabupaten Kuningan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0446 seconds (0.1#10.140)