Demo Makin Meluas, Kapolres Nyaris Terbakar

Rabu, 19 November 2014 - 13:13 WIB
Demo Makin Meluas, Kapolres...
Demo Makin Meluas, Kapolres Nyaris Terbakar
A A A
MEDAN - Campur aduk kemarahan dan kekecewaan rakyat meluap dalam gelombang aksi unjuk rasa di antero negeri kemarin.

Seperti malam sebelumnya ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Istana Merdeka (17/11), massa dari berbagai elemen bergerak tanpa dikomando. Mereka serentak turun ke jalan mengusung spanduk, poster, bendera, dan meneriakkan perlawanan. Di Medan, unjuk rasa semakin meluas dan diwarnai aksi membakar ban dan menutup jalan.

Pantauan KORAN SINDO MEDAN, aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa secara menyebar, seperti di Bundaran Mayestik Jalan Gatot Subroto, Jalan Balai Kota, Jalan KL Yos Sudarso, dan di depan kampus masing-masing, di antaranya di Universitas HKBP Nommensen Jalan Perintis Kemerdekaan, Institut Teknologi Medan (ITM) Jalan Gedung Arca, Universitas Panca Budi (Unpab) Jalan Gatot Subroto, dan Universitas Sumatera Utara (USU) Jalan Dr Mansur Medan.

Selain itu, ada juga unjuk rasa massa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Meski setiap titik aksi hanya terlihat puluhan mahasiswa, namun secara keseluruhan mereka menyatakan dengan tegas menolak kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi yang dinilai semakin menyengsarakan rakyat.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) membakar tujuh ban bekas dengan menggunakan separuh badan jalan di Bundaran Mayestik sehingga kemacetan lalulintas tidak bisa terhindarkan. Mereka melanjutkan aksinya di depan Tugu Kantor Pos Jalan Balai Kota pukul 19.10 WIB. Sempat terjadi ketegangan karena polisi meminta mahasiswa tidak memblokade jalan.

Pimpinan aksi mahasiswa USU, Benri Sitoru, mengancam akan meningkatkan aktivitas unjuk rasa bila pemerintah tidak mencabut keputusan kenaikan harga BBM. “Kami berharap masyarakat sekitar Padang Bulan turut merapatkan barisan, berjuang bersama agar kebijakan yang memberatkan rakyat miskin itu dicabut,” ujarnya. Unjuk rasa juga terjadi di depan Istana Merdeka Jakarta, kemarin.

”Wong cilik kembali diinjak- injak. Menaikkan harga BBM hanya buat rakyat susah. BBM belum naik, harga-harga kebutuhanpokoksudahmelangit. Inikah kebijakan prorakyat?” teriak salah satu orator aksi . Berhadapan dengan ratusan aparat keamanan, massagabungan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Hizbut Tahrir, KesatuanAksiMahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Persatuan Mahasiswa Merah Putih (PMMP) itu tak surut.

Mereka sempat merangsek mendekati pagar Istana dan memaksa untuk menemui Jokowi. Tapi barikade pasukan antihuru-hara menghalangi. “Suara rakyat harus didengarkan Jokowi. Menaikkan harga BBM jelas tidak masuk akal karena negara kita penghasil minyak dan gas bumi,” teriak koordinator aksi. Gagal menemui Presiden, massa melampiaskan kekecewaan dengan membakar ban bekas. Api berkobar besar diiringi asap hitam, memantik gelora mereka untuk terus menyuarakan aspirasi.

Situasi sempat berlangsung tegang ketika demonstran membakar sejumlah atribut parpol dan replika kartu-kartu yang menjadi program andalan pemerintah saat ini. Pada saat bersamaan, seorang anggota polisi yang terpancing emosi menembakkan gas air mata. Situasi makin panas.

“Bakar saja, pemerintah tidak prorakyat, percuma kartu sakti,” kata salah seorang demonstran. Ketua Umum PMII Aminuddin Mar’uf menyatakan kekecewaannya dengan kebijakan pemerintahan Jokowi menaikkan harga BBM. Menurutnya, keputusan itu jelas tidak populis mengingat rakyat kurang mampu akan semakin terbebani. Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi yang berlaku mulai pukul 00.00 dini hari kemarin.

Premium naik menjadi Rp8.500 per liter dari sebelumnya Rp6.500. Sementara solar naik menjadi Rp7.500perliterdari sebelumnya Rp5.500. Presiden mengatakan, pengalihan subsidi akan digunakan untuk membiayai programprogram prorakyat. Beberapa saat setelah diumumkan, aksi demonstrasi terjadi di sejumlah tempat. Dimotori mahasiswa, massa menyatakan penolakannya.

Aksi itu terus berlanjut kemarin sepanjang pagi hingga sore. Aksi demonstrasi di depan Istana sempat membuat arus lalu lintas di kawasan Jalan Merdeka Barat dan Utara lumpuh. Aksi lanjutan juga dilakukan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang kembali memblokade Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Dalam aksinya itu, mereka membakar ban bekas di tengah jalan, membuat kendaraan terjebak kemacetan panjang.

Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid menegaskan bahwa HMI tegas menolak kenaikan harga BBM. ”Pemerintah mestinya membuat formulasi agar kenaikan harga BBM hanya ditujukan untuk kalangan masyarakat kelas menengah ke atas, bukan kelas bawah,” kata dia.

Arief mengatakan, pola-pola proteksi terhadap masyarakat kelas bawah dengan pemberian bantuan langsung tunai atau nontunai tidak mendidik masyarakat untuk mandiri. Apalagi selama ini bantuan langsung tersebut sering kali dihabiskan untuk kegiatan konsumsi, bukan produksi.

Letupan kekecewaan juga mengemuka di kompleks Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Aktivis Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI) menyindir pemerintah dengan melakukan aksi dorong motor dan teatrikal. Mereka juga membentangkan spanduk di tengah jalan menyuarakan tuntutan mereka.

“Kami memprotes kebijakan Jokowi-JK yang merugikan rakyat,” tegas juru bicara aksi Boim. Gelombang protes juga melanda Semarang, Bogor, Bandung, Solo,Tegal, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Dumai, Pekanbaru, dan hampir semua kota di Indonesia.

Sleman-Makassar Rusuh

Aksi demonstrasi puluhan mahasiswa di simpang tiga Jalan Laksda Adi Sutjipto, dekat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, berakhir ricuh. Dimulai dengan aksi pelemparan ban bekas yang terbakar, demonstran terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.

Dari pantauan di lokasi, demo sekitar pukul 15.00 WIB itu awalnya berjalan normal. Puluhan mahasiswa menggelar orasi di tengahjalan. Tiba-tibahujanlebat turun, mengakibatkan mahasiswa menghentikan sementara aksinya. Sejumlah anggota polisi pun berteduh, termasuk Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin yang masuk ke sebuah pos polisi di tepi jalan itu. Entah siapa yang melakukan, mendadak sebuah ban bekas dalam kondisi terbakar dilemparkan ke arah pos polisi itu.

Sontak api berkobar besar. Polisi di dalam pos itu pun kocar-kacir. Api itu sempat membakar celana Kapolres. Perwira ini pun berguling-guling di tanah untuk memadamkan api itu. Kejadian ini menyulut emosi aparat keamanan. Mereka pun memukul mundur puluhan mahasiswa itu dengan menembakkan gas air mata dan semprotan air dari mobil water cannon.

”Kami sayangkan aksi anarkistis tersebut. Padahal kami sudah fasilitasi demo itu dengan baik. Arus lalu lintas juga kita alihkan,” kata Ihsan. Aksi bentrok berakhir sekitar 16.00 WIB. Meski demikian, puluhan mahasiswa melanjutkan aksinya hingga petang. Di Makassar, aksi blokade Jalan Sultan Alauddin, tepatnya depan Kampus Universitas Islam Muhammadiyah, memicu bentrokan. Warga yang tidak bisa mengakses jalan itu berupaya mengusir mahasiswa.

Aksi ini ternyata disambut dengan serangan. Aksi saling lempar batu, tembakan panah, dan senjata jenis pa’poro tak terelakkan. Kejadianberlanjuthinggasetengah jam. Satu sepeda motor milik warga dibakar mahasiswa. Menjelang petang, situasi berangsur kondusif setelah aparat TNI turun tangan membubarkan aksi itu.

“Situasi sudah tenang. Aksi anarkistis itu berhasil dihentikan,” kata Kapolsekta Rappocini Kompol Ade Hermanto. Dari pantauan KORAN SINDO, tak kurang dari 12 titik menjadi sasaran aksi demo mahasiswa kemarin. Beberapa jalan protokol pun lumpuh. Ini seperti terlihat di Jalan Perintis Kemerdekaan saat mahasiswa UKI Paulus, Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Universitas Islam Makassar (UIM) menggelar aksi mengecam kenaikan harga BBM.

Blokade juga terjadi di Jalan UripSumohardjodepanKampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas 45 Bosowa. Dari pantauan KORAN SINDO, sepanjang siang hingga petang kemarin, kemacetan di ruas itu masih terjadi. Mereka tegas menolak kenaikan harga BBM.

Irwan siregar/ Dicky irawan/ Tim KORAN SINDO
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8103 seconds (0.1#10.140)