9 Pekerja Tambak Diduga Keracunan
A
A
A
SIBOLGA - Sebanyak sembilan pekerja tambak di Desa Panakalan, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), diduga keracunan makanan setelah mengonsumsi ikan goreng.
Mereka kini dirawat di tiga rumah sakit di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Kesembilan korban, yakni Dedi Sinaga,23; Nazran Tanjung,30; Lamhot Manullang, 20; Anto Zebua,20; Henrik Jawa,20; Ani,25; Dani,50; dan Marlin, 21; serta juru masak, Iis Pasaribu alias Sangkot,40.
Menurut informasi dari pekerja, pengusaha tambak, Acuan, 37, juga turut menjadi korban keracunan bersama dua ekor anjing penjaga tambak. Salah seorang korban, Nazran Tanjung, mengatakan, peristiwa ini bermula dari acara makan bersama di lokasi tambak pada Senin (17/11) malam. Saat itu, mereka mengonsumsi ikan goreng gurapu dilengkapi bumbu yang dimasak juru masak tambak.
Mereka juga mengonsumsi miras jenis scout . Satu jam kemudian, mereka mulai mual-mual dan muntah. “Kami tidak tahu kenapa kami mual dan muntah. Kalau katanya penyebabnya miras, tidak semua kami minum scout . Ikan yang kami makan juga dalam kondisi sehat dan langsung dari tambak,” ungkap Nazran di RSU FL Tobing Sibolga, Selasa (18/11). Nazran bersama enam temannya masuk rumah sakit itu, Selasa (18/11) pagi.
Sementara dua orang temannya dan pemilik tambak sudah terlebih dahulu dirawat di RS Swasta Metta Medika, Sibolga, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan. Hal senada diungkapkan juru masak tambak, Iis alias Sangkot, yang juga mual-mual dan muntah. Sangkot bingung karena dia tidak turut mengonsumsi miras seperti yang dikonsumsi beberapa temannya. Dia hanya mengonsumsi ikan hasil masakannya.
“Memang, minyak yang saya pakai menggoreng ikan minyak jelantah yang saya ambil dari rumah tauke kami, Acuan,” tuturnya. Dokter umum Yasin Wangi yang menangani tujuh korban yang diduga keracunan makanan di RSU FL Tobing juga belum dapat memastikan penyebab korban mual-mual dan muntah. Pihaknya masih memeriksa sampel yang diduga sebagai penyebab sakit para pekerja tambak.
“Sampelnya masih diperiksa di laboratorium. Saat ini yang paling utama melakukan penanganan kepada para korban,” ucapnya.
Jonny simatupang
Mereka kini dirawat di tiga rumah sakit di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Kesembilan korban, yakni Dedi Sinaga,23; Nazran Tanjung,30; Lamhot Manullang, 20; Anto Zebua,20; Henrik Jawa,20; Ani,25; Dani,50; dan Marlin, 21; serta juru masak, Iis Pasaribu alias Sangkot,40.
Menurut informasi dari pekerja, pengusaha tambak, Acuan, 37, juga turut menjadi korban keracunan bersama dua ekor anjing penjaga tambak. Salah seorang korban, Nazran Tanjung, mengatakan, peristiwa ini bermula dari acara makan bersama di lokasi tambak pada Senin (17/11) malam. Saat itu, mereka mengonsumsi ikan goreng gurapu dilengkapi bumbu yang dimasak juru masak tambak.
Mereka juga mengonsumsi miras jenis scout . Satu jam kemudian, mereka mulai mual-mual dan muntah. “Kami tidak tahu kenapa kami mual dan muntah. Kalau katanya penyebabnya miras, tidak semua kami minum scout . Ikan yang kami makan juga dalam kondisi sehat dan langsung dari tambak,” ungkap Nazran di RSU FL Tobing Sibolga, Selasa (18/11). Nazran bersama enam temannya masuk rumah sakit itu, Selasa (18/11) pagi.
Sementara dua orang temannya dan pemilik tambak sudah terlebih dahulu dirawat di RS Swasta Metta Medika, Sibolga, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan. Hal senada diungkapkan juru masak tambak, Iis alias Sangkot, yang juga mual-mual dan muntah. Sangkot bingung karena dia tidak turut mengonsumsi miras seperti yang dikonsumsi beberapa temannya. Dia hanya mengonsumsi ikan hasil masakannya.
“Memang, minyak yang saya pakai menggoreng ikan minyak jelantah yang saya ambil dari rumah tauke kami, Acuan,” tuturnya. Dokter umum Yasin Wangi yang menangani tujuh korban yang diduga keracunan makanan di RSU FL Tobing juga belum dapat memastikan penyebab korban mual-mual dan muntah. Pihaknya masih memeriksa sampel yang diduga sebagai penyebab sakit para pekerja tambak.
“Sampelnya masih diperiksa di laboratorium. Saat ini yang paling utama melakukan penanganan kepada para korban,” ucapnya.
Jonny simatupang
(ars)