BBM Naik Antrean di Mana-mana
A
A
A
YOGYAKARTA - Antrean panjang terjadi di sejumlah SPBU seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tadi malam. Antrean mulai terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Mereka rela mengantre meski hujan mengguyur Yogyakarta.
Pantauan KORAN SINDO Yogyakarta setiap SPBU dijaga setidaknya lima petugas kepolisian. Seperti di SPBU 44.551.15 atau SPBU Pasar Sentul Pakualaman. Di SPBU ini, satu unit mobil patroli keplisian juga tampak di sekitar SPBU.
Di SPBU yang terletak di sebelah timur Pasar Sentul ini, antrean mobil sampai menjejali ruas Jalan Tamansiswa. Sejumlah aparat kepolisian sibuk mengatur antrean agar tertib. Mereka rela mengantre agar bisa mendapatkan BBM jenis premium bersubsidi dengan harga lama. "Kenaikan Rp2.000 per liter sangat berharga bagi kami, bagi wong cilik seperti saya," kata Fauzan, 30, warga Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman.
Antrean panjang juga terjadi di SPBU 44.557.01 Jati, Pleret, Bantul. Di SPBU yang terletak di Jalan Imogiri Timur ini, dijaga aparat kepolisian. Mobil patroli dari Polsek Pleret juga berjaga-jaga di SPBU dekat Puskesmas Pleret ini. Di SPBU Ambarketawang, Gamping, Sleman, alur pengisian BBM dibagi menjadi 6-8 lajur. Empat lajur untuk kendaraan roda dua, dan empat lainnya untuk mobil.
”Sejak pukul setengah sepuluh tadi mas, antrean mulai mengular. Saya saja kaget, karena tidak melihat pengumuman di televisi,” ungkap Gatot, penjual angkringan di depan SPBU Ambarketawan. Untuk membantu kelancaran arus lalu-lintas, puluhan polisi lalu-lintasdari Polres Sleman dan Polsek Gamping diterjunkan di salah satu SPBU terbesar di Jalan Yogya-Wates tersebut. Sementara petugas lainnya mengaturarus masuk-keluar kendaraan SPBU.
”Fenomena setiap kali kenaikan bbm. Padahal, besok-besok kan sama juga, harus beli bensin Rp8.500 juga,” ungkap salah satu petugas kepolisian.Kendati penuh sesak dijejali kendaraan, namun antrean calon bbm pembeli di SPBU Ambarketawang tetap tertib. Bahkan sambil menunggu giliran, para pengguna motor saling bercengkrama dan berbincang seputar dampak kenaikan BBM.
”Wah, besok pasti hargaharga sembako dan kebutuhan rumah tangga ikut naik,” ucap Edi, salah satu calon pembeli. Kekhawatiran Edi juga dirasakan sejumlah warga lainnya. ”Apalagi ini pas tanggal pertengahan. Gajian sudah lewat, sementara gaji bulan berjalan masih menunggu setengah bulan lagi. Semoga, harga-harga tidak melonjak drastis, karena perencanaan keuangan kami sudah diatur sebelum ada kenaikan BBM. Semoga mencukupi,” ungkap Surya, warga Gamping Sleman.
Supranto, 45, warga Pandes II Wonokromo, Pleret mengungkapkan, antrean mulai terjadi setelah mendengar kabar pemerintah bakal menaikkan harga BBM. "Saya lihat TV ada berita itu (BBM akan naik), seketika saya langsung ke pom bensin. Ternyata tiba di sini (SPBU 44.557.01) sudah terjadi antrean," jelasnya. Menurut dia, kenaikan BBM kali ini mengejutkan warga. Biasanya sebelum naik, beberapa hari pemerintah sudah mengumumkan.
"Tapi kali ini hanya hitungan jam," imbuhnya. Sementara itu, aksi penolakan kenaikan harga BBM pun langsung dilakukan mahasiswa dengan turun ke jalan. Dari pantauan di lapangan, seperti di Jalan Laksda Adi Sutjipto tepatnya di sebelah Barat Jembatan Fly Over Janti, Depok, Sleman antrean kendaraan terjadi di dua jalur baik itu menuju arah Solo maupun Yogyakarta.
Pasalnya, di lokasi itu terdapat dua SPBU. Sementara itu, aksi penolakan kenaikan harga BBM dilakukan mahasiswa di Jalan Laksda Adisutjipto tepatnya di simpang tiga kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Puluhan mahasiswa membentuk lingkaran sambil berorasi tepat di tengah persimpangan jalan. Bahkan, sebagai bentuk kekesalan terhadap Presiden Jokowi, salah satu orator sampai berorasi sambil telanjang. "Ini sebagai simbol, saya ingin menagih janji Jokowi, ingin menelanjangi janji Jokowi yang tidak ingin menaikkan harga BBM," kata Achmad Zuhri usai melakukan orasi.
Semakin malam, jumlah peserta aksi pun semakin banyak hingga menutup sebagian besar ruas jalan. Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin saat dikonfirmasi mengatakan, untuk mengantisipasi gangguan dan kepadatan arus yang menimbulkan kemacetan, pihaknya langsung menerjunkan personel untuk mengamankan sekitar lokasi SPBU dan lokasi mahasiswa melakukan aksi demontrasi.
"Kami menyebarkan anggota untuk mengamankan di titik-titik yang dianggap rawan," terangnya.
Ridwan anshori/Fauzi miftah/Muji barnugroho
Pantauan KORAN SINDO Yogyakarta setiap SPBU dijaga setidaknya lima petugas kepolisian. Seperti di SPBU 44.551.15 atau SPBU Pasar Sentul Pakualaman. Di SPBU ini, satu unit mobil patroli keplisian juga tampak di sekitar SPBU.
Di SPBU yang terletak di sebelah timur Pasar Sentul ini, antrean mobil sampai menjejali ruas Jalan Tamansiswa. Sejumlah aparat kepolisian sibuk mengatur antrean agar tertib. Mereka rela mengantre agar bisa mendapatkan BBM jenis premium bersubsidi dengan harga lama. "Kenaikan Rp2.000 per liter sangat berharga bagi kami, bagi wong cilik seperti saya," kata Fauzan, 30, warga Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman.
Antrean panjang juga terjadi di SPBU 44.557.01 Jati, Pleret, Bantul. Di SPBU yang terletak di Jalan Imogiri Timur ini, dijaga aparat kepolisian. Mobil patroli dari Polsek Pleret juga berjaga-jaga di SPBU dekat Puskesmas Pleret ini. Di SPBU Ambarketawang, Gamping, Sleman, alur pengisian BBM dibagi menjadi 6-8 lajur. Empat lajur untuk kendaraan roda dua, dan empat lainnya untuk mobil.
”Sejak pukul setengah sepuluh tadi mas, antrean mulai mengular. Saya saja kaget, karena tidak melihat pengumuman di televisi,” ungkap Gatot, penjual angkringan di depan SPBU Ambarketawan. Untuk membantu kelancaran arus lalu-lintas, puluhan polisi lalu-lintasdari Polres Sleman dan Polsek Gamping diterjunkan di salah satu SPBU terbesar di Jalan Yogya-Wates tersebut. Sementara petugas lainnya mengaturarus masuk-keluar kendaraan SPBU.
”Fenomena setiap kali kenaikan bbm. Padahal, besok-besok kan sama juga, harus beli bensin Rp8.500 juga,” ungkap salah satu petugas kepolisian.Kendati penuh sesak dijejali kendaraan, namun antrean calon bbm pembeli di SPBU Ambarketawang tetap tertib. Bahkan sambil menunggu giliran, para pengguna motor saling bercengkrama dan berbincang seputar dampak kenaikan BBM.
”Wah, besok pasti hargaharga sembako dan kebutuhan rumah tangga ikut naik,” ucap Edi, salah satu calon pembeli. Kekhawatiran Edi juga dirasakan sejumlah warga lainnya. ”Apalagi ini pas tanggal pertengahan. Gajian sudah lewat, sementara gaji bulan berjalan masih menunggu setengah bulan lagi. Semoga, harga-harga tidak melonjak drastis, karena perencanaan keuangan kami sudah diatur sebelum ada kenaikan BBM. Semoga mencukupi,” ungkap Surya, warga Gamping Sleman.
Supranto, 45, warga Pandes II Wonokromo, Pleret mengungkapkan, antrean mulai terjadi setelah mendengar kabar pemerintah bakal menaikkan harga BBM. "Saya lihat TV ada berita itu (BBM akan naik), seketika saya langsung ke pom bensin. Ternyata tiba di sini (SPBU 44.557.01) sudah terjadi antrean," jelasnya. Menurut dia, kenaikan BBM kali ini mengejutkan warga. Biasanya sebelum naik, beberapa hari pemerintah sudah mengumumkan.
"Tapi kali ini hanya hitungan jam," imbuhnya. Sementara itu, aksi penolakan kenaikan harga BBM pun langsung dilakukan mahasiswa dengan turun ke jalan. Dari pantauan di lapangan, seperti di Jalan Laksda Adi Sutjipto tepatnya di sebelah Barat Jembatan Fly Over Janti, Depok, Sleman antrean kendaraan terjadi di dua jalur baik itu menuju arah Solo maupun Yogyakarta.
Pasalnya, di lokasi itu terdapat dua SPBU. Sementara itu, aksi penolakan kenaikan harga BBM dilakukan mahasiswa di Jalan Laksda Adisutjipto tepatnya di simpang tiga kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Puluhan mahasiswa membentuk lingkaran sambil berorasi tepat di tengah persimpangan jalan. Bahkan, sebagai bentuk kekesalan terhadap Presiden Jokowi, salah satu orator sampai berorasi sambil telanjang. "Ini sebagai simbol, saya ingin menagih janji Jokowi, ingin menelanjangi janji Jokowi yang tidak ingin menaikkan harga BBM," kata Achmad Zuhri usai melakukan orasi.
Semakin malam, jumlah peserta aksi pun semakin banyak hingga menutup sebagian besar ruas jalan. Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin saat dikonfirmasi mengatakan, untuk mengantisipasi gangguan dan kepadatan arus yang menimbulkan kemacetan, pihaknya langsung menerjunkan personel untuk mengamankan sekitar lokasi SPBU dan lokasi mahasiswa melakukan aksi demontrasi.
"Kami menyebarkan anggota untuk mengamankan di titik-titik yang dianggap rawan," terangnya.
Ridwan anshori/Fauzi miftah/Muji barnugroho
(ars)