Antre Panjang, Macet Parah

Selasa, 18 November 2014 - 11:28 WIB
Antre Panjang, Macet...
Antre Panjang, Macet Parah
A A A
SEMARANG - Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Semarang langsung diserbu pem beli setelah pengumuman ke naikan harga bahan bakar minyak (BBM) tadi malam. Antrean panjang pembeli BBM di antaranya terlihat di SPBU Gombel Semarang.

Ratusan kendaraan dari arah bawah harus saling menunggu di jalur menanjak tersebut. Tak pelak, kondisi ini menjadikan jalur tersebut macet parah. Pemandangan serupa juga terlihat di SPBU Muntal, Patemon, Gunungpati.

Ratusan warga rela antre hingga jalur utama kampus Unnes-Ungaran sehing ga macet total. “Daripada be sok (hari ini) sudah lebih m a hal Rp2.000 lebih baik ikut antre. Semoga masih mendapat BBM jenis premiumnya,” ujar Agus, warga Muntal yang ikut antre. Dirinya mengaku baru mengetahui kenaikan BBM benarbenar terjadi saat diumumkan melalui tayangan televisi tadi malam.

“Kalau sudah tahu sebelumnya, pasti siang tadi, tangki sepeda motor saya sudah di penuhi BBM dulu. Karena mendadak, ya sudah terpaksa ikut antre,” katanya. Ary, pegawai SBPU Muntal mengaku, sebelum ada pengumuman resmi kenaikan harga BBM, pembeli normal-normal saja. “Jam setengah sepuluhan (tadi malam) tiba-tiba langsung pembelinya membludak seperti ini,” ujarnya.

Di Kota Semarang, SPBU yang beroperasi sekitar 60 unit. Mayoritas tadi malam, penuh sesak oleh para pembeli BBM. Sejumlah SPBU yang penuh sesak itu di antaranya, SPBU Ahmad Yani, SPBU di Jalan Majapahit, Kedungmundu, Ngesrep, Undip, dan Tembalang. An - trean yang panjang sampai ke jalan membuat kemacetan ratusan meter tidak terhin darkan. Adanya antrean di SPBU menyusul pengumuman kenaikan harga BBM dinilai hanya euforia sesaat.

Menurut Humas Pertamina Jateng-DIY Robert MV Dumatubun, fenomena antre - an yang terjadi hampir di semua SPBU hanya euforia sesaat. Meski terjadi antrean, pihak Pertamina tidak akan melakukan penambahan pasokan. “Kan hanya sesaat karena ma - sya rakat ingin membeli BBM sebelum harganya naik, nanti setelah jam 00.00 pembelian akan kembali normal,” katanya tadi malam.

Menurut Robert, hingga saat ini kuota BBM di Jateng ma sih aman, paling tidak sampai Desember mendatang. Saat ini konsumsi harian BBM bersubsidi jenis premium mencapai 10.232 kiloliter, sedangkan untuk solar bersubsidi mencapai 5088 kiloliter. “Pasokan ke SPBU tidak akan ada perubahan sesuai dengan kuota masing-masing,” ucapnya.

SPBU Diminta Waspadai Penimbunan BBM

Stasiun pe ngi sian bahan bakar umum (SPBU) diminta mewaspadai ada nya penimbunan bahan ba kar minyak (BBM) menyusul ke naikan harga BBM bersubsi tadi malam. Imbauan itu dike luar kan langsung jajar an Polresta Pekalongan.

“Tadi pagi (kemarin) anggota Polresta Pekalongan ada yang ke sini (SPBU) memberikan imbauan untuk jangan melayani pembelian BBM subsidi menggunakan jerigen. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan BBM,” kata Plt Manager SPBU 44511112 Gajah mada, Kota Pekalongan, Samuel Widianto, kemarin. Pihaknya sudah lama tidak melayani pembeli yang menggunakan jerigen, kecuali pembeli yang memiliki rekomendasi dari dinas terkait sebagai penjual eceran.

“Penjual eceran yang tidak memiliki surat reko mendasi dari Disperindagkop tidak kami layani. Pembelian oleh surat rekomendasi itu juga dibatasi maksimal 10 liter. Itu pun hanya yang masih aktif yang kami layani,” ujarnya. Terkait pengurangan kuota BBM bersubsidi, Samuel mengaku tidak ada. Dia setiap hari menerima pasokan hingga 16 kiloliter premium dan 8 kiloliter solar setiap harinya.

“Pengurangan tidak ada, pasokan setiap hari tetap sama. Kalau untuk premium kita antara 8-16 kl per hari dan 8 kl solar per hari. Malah, sebenarnya berapa pun permintaan, kami akan dikirim,” tandas Samuel. Meskipun sudah ada kekhawatiran dari para konsumen akan kenaikan harga BBM, hing ga kemarin konsumsi BBM di SPBU yang dipimpinnya itu masih normal.

“Setiap hari ratarata penjualan premium 10-12 kl dan solar 8-10 kl/hari atau total keduanya rata-rata 20 kl setiap harinya. Itu masih normal,” ungkapnya. Pihaknya belum mendapat pemberitahuan kapan harga BBM akan mengalami kenaikan. “Tapi informasinya akhir bu lan ini,” ujar Samuel. Hal senada dikatakan oleh Kasir SPBU 4451102 Tirto Kabupaten Pekalongan Wawan Yuwono. Hingga kemarin pasokan yang diterima SPBU-nya tidak ada pengurangan.

“Tidak ada pengurangan. Hanya me mang agak terlambat karena perbaikan jalur pantura Batang dan Semarang. Tadi habis zuhur, kita juga baru bongkar (isi pasokan). Untuk premium pa sokan yang kita terima 16 kl/hari dan solar 7 kl/hari. Imbauan dari polres tadi, kalau ada antrean panjang, kami diminta untuk menghubungi polres untuk mengantisipasi dan pengamanan,” paparnya.

Kenaikan BBM Ancam PO Bus

Sejumlah perusahaan or - gan da (PO) di Kudus ketar-ketir menyusul kenaikan harga BBM. Ting gi nya persentase kenaikan harga BBM dikhawatirkan akan ber imbas pada eksistensi angkutan darat massal ini. Keluhan ini setidaknya diungkapkan sejumlah perusahaan PO yang beroperasi di Kudus, baik yang melayani rute antarkota dalam provinsi (AKDP) maupun antar kota antarprovinsi (AKAP).

Pemilik PO Santika, Hartono, persentase ke naikan harga BBM tersebut akan berimbas pada ek sis tensi perusahaan yang bergerak di sektor usaha angkutan mas sal darat ini. Jika kenaikan BBM mencapai 45% dari harga lama, menurut Hartono akan memukul usa ha yang dijalankannya. Sebab, pihaknya akan sulit melakukan penyiasatan seiring kenaikan tersebut. Jika kenaikannya hanya dalam kisaran 10- 15%, beban biaya operasional bisa “dibagi” dengan penumpang. Namun, jika lebih dari itu akan memunculkan beragam masalah lanjutan.

“Susah menyiasatinya. Semisal share dengan penumpang, angkanya juga terlalu besar,” kata Hartono kemarin. Tingginya kenaikan harga BBM ini dikhawatirkan akan membuat usaha bus kian terpuruk dan kalah bersaing dengan kereta api maupun pesawat terbang. Sebab, rata-rata jalur yang dilalui kereta api maupun pesawat terbang juga hampir sama dengan trayek bus AKAP. PO Santika, misalnya, memiliki 68 armada yang melayani rute Jepara-Kudus-Jakarta dan Jepara-Kudus-Bandung.

Di sisi yang lain, kereta api atau pesawat terbang juga melayani jalur dari Jakarta atau Bandung. Tidak sampai Kudus atau Jepa ra, namun hanya sampai Semarang. “Ini yang kita khawatirkan,” ucapnya. Pimpinan PO Pahala Kencana cabang Kudus, Tri mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi dari kantor pusat seiring kenaikan harga BBM tersebut. Meski begitu, lazimnya tiap kali ada kenaikan harga BBM maka ada penyesuai antarif angkutan.

“Bia sanya seperti itu. Itu berdasar pe nga laman sebelumnya,” ujarnya. Kondisi di sejumlah SPBU di jalur pantura Kudus maupun kawasan perkotaan di Kudus dan Jepara terpantau normal jelang rencana kenaikan harga BBM. Tidak terlihat antrean panjang maupun lonjakan pembelian di SPBU.

Prahayuda febrianto/ M oliez budi arista/ Muh slamet/ Andik sismanto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8216 seconds (0.1#10.140)