Tidak Sekadar Berhijab, Kepedulian pun Dinilai
A
A
A
YOGYAKARTA - Rangkaian Grand Final The 4th Annual World Muslimah Award (WMA) 2014 berlangsung di Yogyakarta, mulai 13-21 November 3014. Sebanyak 25 finalis dari 19 negara pun siap bertanding memperebutkan gelar tersebut.
Seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Iran, Nigeria, Bangladesh, Tunisia, India, Palestina, Mesir, USA, Jerman, Belanda, Afrika Selatan, Canada, Trinidad & Tobago, dan United Kingdom (UK).
Pada tahun ini, tujuh finalis lolos seleksi mewakili Indonesia dari total 40 peserta yang mendaftar.
Dengan mengangkat tema Reshaping The World in Harmony, puncak kegiatan akan dilaksanakan di Ramayana Ballet, Theater Yogyakarta pada 21 November 2014.
Aksentuasi panggung yang berkonsep Islami bakal menghiasi area Candi Prambanan. Sebagai simbol Islam sebagai rahmat bagi semesta alam yang saling menghormati dan hidup berdampingan dengan penuh damai serta toleransi.
Di sisi lain, kegiatan kemanusiaan seperti berkunjung ke Panti Werdha Prandan Pedudan pun juga menjadi bentuk penghormatan kepada kaum jompo binaan yayasan non muslim.
"Selain sebagai bagian dari program apresiasi kepada kaum Muslimah, WMA juga menjadi ajang edukasi gaya Muslim kepada generasi muda supaya preferensi konsumen Muslim untuk bangga terhadap produk religi juga semakin meningkat," ujar Founder & CEO World Muslimah Foundation Eka Shanty kepada wartawan di Eastparc, Hotel Yogyakarta, Jum'at (14/11/2014).
Berbeda dengan kompetisi serupa lainnya, lanjut dia, WMA hadir dengan bentuk jawaban yang tidak hanya melihat dari persyaratan peserta harus berhijab, namun juga harus memenuhi lainnya.
Seperti pandai mengaji, memiliki kegiatan kemanusiaan, serta memiliki prestasi di bidang akademik, seni budaya, ataupun olahraga.
Dalam penyelenggaraannya yang keempat, WMA juga melibatkan 100 ibu-ibu dhuafa Kampung Muka Ancol untuk menjahit hijab, mukena, hingga selempang atribut finalis.
Tidak ketinggalan 100 anak yatim yang juga berperan sebagai juri kehormatan. Anak-anak ini juga berkesempatan akan mendapatkan beasiswa sekolah.
Salah satu finalis dari Bangladesh, Tasnima Tarannum, 26, mengaku bangga bisa terpilih menjadi 25 finalis WMA 2014. Dia menyatakan, masih adanya sejumlah perilaku diskriminasi terhadap perempuan berhijab menjadi motivasi dirinya untuk mengikuti ajang WMA 2014.
Seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Iran, Nigeria, Bangladesh, Tunisia, India, Palestina, Mesir, USA, Jerman, Belanda, Afrika Selatan, Canada, Trinidad & Tobago, dan United Kingdom (UK).
Pada tahun ini, tujuh finalis lolos seleksi mewakili Indonesia dari total 40 peserta yang mendaftar.
Dengan mengangkat tema Reshaping The World in Harmony, puncak kegiatan akan dilaksanakan di Ramayana Ballet, Theater Yogyakarta pada 21 November 2014.
Aksentuasi panggung yang berkonsep Islami bakal menghiasi area Candi Prambanan. Sebagai simbol Islam sebagai rahmat bagi semesta alam yang saling menghormati dan hidup berdampingan dengan penuh damai serta toleransi.
Di sisi lain, kegiatan kemanusiaan seperti berkunjung ke Panti Werdha Prandan Pedudan pun juga menjadi bentuk penghormatan kepada kaum jompo binaan yayasan non muslim.
"Selain sebagai bagian dari program apresiasi kepada kaum Muslimah, WMA juga menjadi ajang edukasi gaya Muslim kepada generasi muda supaya preferensi konsumen Muslim untuk bangga terhadap produk religi juga semakin meningkat," ujar Founder & CEO World Muslimah Foundation Eka Shanty kepada wartawan di Eastparc, Hotel Yogyakarta, Jum'at (14/11/2014).
Berbeda dengan kompetisi serupa lainnya, lanjut dia, WMA hadir dengan bentuk jawaban yang tidak hanya melihat dari persyaratan peserta harus berhijab, namun juga harus memenuhi lainnya.
Seperti pandai mengaji, memiliki kegiatan kemanusiaan, serta memiliki prestasi di bidang akademik, seni budaya, ataupun olahraga.
Dalam penyelenggaraannya yang keempat, WMA juga melibatkan 100 ibu-ibu dhuafa Kampung Muka Ancol untuk menjahit hijab, mukena, hingga selempang atribut finalis.
Tidak ketinggalan 100 anak yatim yang juga berperan sebagai juri kehormatan. Anak-anak ini juga berkesempatan akan mendapatkan beasiswa sekolah.
Salah satu finalis dari Bangladesh, Tasnima Tarannum, 26, mengaku bangga bisa terpilih menjadi 25 finalis WMA 2014. Dia menyatakan, masih adanya sejumlah perilaku diskriminasi terhadap perempuan berhijab menjadi motivasi dirinya untuk mengikuti ajang WMA 2014.
(lis)