Air Sumur Berubah Rasa, 1.367 KK Kesulitan Air Bersih
Air Sumur Berubah Rasa, 1.367 KK Kesulitan Air Bersih
A
A
A
BANGKALAN - Sebanyak 1.367 kepala keluarga (KK) di Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, kesulitan air bersih. Sebab, air sumur warga yang awalnya tawar berubah rasa menjadi asam bahkan asin.
Sehingga untuk kebutuhan memasak, warga setempat terpaksa membeli air kemasan. Jika sudah begitu, masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membeli air kemasan.
"Air di desa kami, saat ini berubah rasanya dari tawar menjadi asam bahkan asin," ungkap Kepala Desa (Kades) Banyusangka, Abdul Syukur, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (13/11/2014).
Menurut Syukur, akibatnya air sumur berubah rasa sehingga untuk memasak makanan warga harus membeli air dalam kemasan. Namun, saat ini persoalan yang dihadapi masyarakat tersebut ada jalan keluar.
Pasalnya, telah mendapat bantuan penyediaan fasilitas air bersih dari SKK Migas – PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). Bantuan itu nantinya bisa meringankan beban warga.
"Saya berharap dalam waktu dekat, air bersih bisa disalurkan langsung ke rumah warga melalui program pipanisasi," ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kepala SKK Migas, Johanes Wijanarko, berjanji akan mendorong PHE WMO untuk mewujudkan program itu. Karena Desa Banyusangka merupakan daerah paling depan bersentuhan langsung dengan kegiatan PHE WMO.
"SKK Migas akan mendukung hal itu. Program air bersih ini menyentuh langsung kepentingan masyarakat yang memang membutuhkan," timpal Johanes.
Menurut Johanes, penyediaan fasilitas air bersih sendiri berupa sumur bor, tandon penampungan air serta pipa untuk titik-titik menyalurkan air seperti ke pasar dan masjid.
"Fasilitas air bersih ini diharapkan mampu meringankan beban KK, yang selama ini kesulitan air bersih karena perubahan rasa air sumur," paparnya. (Syaiful Islam)
Sehingga untuk kebutuhan memasak, warga setempat terpaksa membeli air kemasan. Jika sudah begitu, masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membeli air kemasan.
"Air di desa kami, saat ini berubah rasanya dari tawar menjadi asam bahkan asin," ungkap Kepala Desa (Kades) Banyusangka, Abdul Syukur, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (13/11/2014).
Menurut Syukur, akibatnya air sumur berubah rasa sehingga untuk memasak makanan warga harus membeli air dalam kemasan. Namun, saat ini persoalan yang dihadapi masyarakat tersebut ada jalan keluar.
Pasalnya, telah mendapat bantuan penyediaan fasilitas air bersih dari SKK Migas – PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). Bantuan itu nantinya bisa meringankan beban warga.
"Saya berharap dalam waktu dekat, air bersih bisa disalurkan langsung ke rumah warga melalui program pipanisasi," ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kepala SKK Migas, Johanes Wijanarko, berjanji akan mendorong PHE WMO untuk mewujudkan program itu. Karena Desa Banyusangka merupakan daerah paling depan bersentuhan langsung dengan kegiatan PHE WMO.
"SKK Migas akan mendukung hal itu. Program air bersih ini menyentuh langsung kepentingan masyarakat yang memang membutuhkan," timpal Johanes.
Menurut Johanes, penyediaan fasilitas air bersih sendiri berupa sumur bor, tandon penampungan air serta pipa untuk titik-titik menyalurkan air seperti ke pasar dan masjid.
"Fasilitas air bersih ini diharapkan mampu meringankan beban KK, yang selama ini kesulitan air bersih karena perubahan rasa air sumur," paparnya. (Syaiful Islam)
(sms)
Explore More