Pemkab Sidoarjo Janji Perbaiki Atap SDN Balongbendo
A
A
A
SIDOARJO - Atap kelas IV SDN Balongbendo, Kecamatan Balongbendo, ambruk Selasa (11/11/2014). Menyikapi hal itu, Pemkab Sidoarjo masih menunggu keluarnya dana tak terduga yang ada di kas daerah untuk memperbaiki atap kelas tersebut.
Wakil Bupati Sidoarjo MG Hadi Sutjipto saat melihat kondisi SDN Balongbendo mengatakan akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan masalah kelas rusak ini. Perbaikan harus secepatnya dilakukan. Pasalnya, jika menunggu APBD 2015 masih lama, padahal ruang kelas sudah mendesak untuk ditempati.
Hadi Sutjipto menambahkan, jika anggaran dari Dispendik tidak ada, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo untuk menggunakan anggaran tanggap darurat.
"Kalau ruang kelas IV harus segera diperbaiki. Sedangkan ruang kelas VI bisa dianggarkan tahun 2015," katanya, Rabu (12/11/2014).
Jika BPBD tidak memiliki dana tanggal darurat, perbaikan ruang kelas yang atapnya ambrol bisa menggunakan anggaran tak terduga. Dalam hal ini, Hadi Sutjipto minta agar ruang kelas IV segera diperbaiki agar bisa digunakan lagi.
Kondisi ruang kelas IV sudah tidak bisa ditempati dan siswanya terpaksa numpang belajar di ruang kelas VI. Bahkan, siswa terpaksa belajar sambil berdiri karena terbatasnya meja dan kursi untuk proses belajar mengajar.
Sejak ruang kelas IV rusak, sebanyak 33 siswa kelas IV menggunakan ruang kelas VI. Siswa kelas VI harus digabung menjadi satu kelas yang sebelumnya terbagi dalam dua kelas. Di ruang kelas VI yang dipakai kelas IV tersebut hanya tersedia sembilan bangku.
Kepala SDN Balongbendo Joko Waluyo mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi ruang kelas yang rusak tersebut. Pihak sekolah sebenarnya sudah mengusulkan kepada Dinas Pendidikan untuk perbaikan ruang kelas tersebut. Namun, hingga saat ini belum juga dianggarkan. "Sebelum diperbaiki, ambruk dulu," keluhnya.
Saat ini ada dua ruang kelas yang kondisinya memprihatinkan. Selain ruang kelas IV yang sudah ambruk, ruang kelas VI kondisinya juga memprihatinkan. Bangunan yang sudah berumur sekitar 32 tahun tersebut belum tersentuh renovasi. "Pernah diperbaiki, tapi hanya perbaikan dinding saja," lanjut Joko Waluyo.
Melihat kondisi gedung sekolah seperti saat ini, Joko Waluyo dan guru lainnya khawatir jika ada angin dan hujan deras, ruang kelas IV akan banjir. Demikian pula ruang kelas lainnya.
Wakil Bupati Sidoarjo MG Hadi Sutjipto saat melihat kondisi SDN Balongbendo mengatakan akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan masalah kelas rusak ini. Perbaikan harus secepatnya dilakukan. Pasalnya, jika menunggu APBD 2015 masih lama, padahal ruang kelas sudah mendesak untuk ditempati.
Hadi Sutjipto menambahkan, jika anggaran dari Dispendik tidak ada, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo untuk menggunakan anggaran tanggap darurat.
"Kalau ruang kelas IV harus segera diperbaiki. Sedangkan ruang kelas VI bisa dianggarkan tahun 2015," katanya, Rabu (12/11/2014).
Jika BPBD tidak memiliki dana tanggal darurat, perbaikan ruang kelas yang atapnya ambrol bisa menggunakan anggaran tak terduga. Dalam hal ini, Hadi Sutjipto minta agar ruang kelas IV segera diperbaiki agar bisa digunakan lagi.
Kondisi ruang kelas IV sudah tidak bisa ditempati dan siswanya terpaksa numpang belajar di ruang kelas VI. Bahkan, siswa terpaksa belajar sambil berdiri karena terbatasnya meja dan kursi untuk proses belajar mengajar.
Sejak ruang kelas IV rusak, sebanyak 33 siswa kelas IV menggunakan ruang kelas VI. Siswa kelas VI harus digabung menjadi satu kelas yang sebelumnya terbagi dalam dua kelas. Di ruang kelas VI yang dipakai kelas IV tersebut hanya tersedia sembilan bangku.
Kepala SDN Balongbendo Joko Waluyo mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi ruang kelas yang rusak tersebut. Pihak sekolah sebenarnya sudah mengusulkan kepada Dinas Pendidikan untuk perbaikan ruang kelas tersebut. Namun, hingga saat ini belum juga dianggarkan. "Sebelum diperbaiki, ambruk dulu," keluhnya.
Saat ini ada dua ruang kelas yang kondisinya memprihatinkan. Selain ruang kelas IV yang sudah ambruk, ruang kelas VI kondisinya juga memprihatinkan. Bangunan yang sudah berumur sekitar 32 tahun tersebut belum tersentuh renovasi. "Pernah diperbaiki, tapi hanya perbaikan dinding saja," lanjut Joko Waluyo.
Melihat kondisi gedung sekolah seperti saat ini, Joko Waluyo dan guru lainnya khawatir jika ada angin dan hujan deras, ruang kelas IV akan banjir. Demikian pula ruang kelas lainnya.
(zik)