Takut Dibunuh, Sembilan Warga Afganistan Lari ke Sumsel

Selasa, 11 November 2014 - 14:04 WIB
Takut Dibunuh, Sembilan Warga Afganistan Lari ke Sumsel
Takut Dibunuh, Sembilan Warga Afganistan Lari ke Sumsel
A A A
PALEMBANG - Petugas Imigra si Klas I A Palembang berhasil mengamankan sembilan imi gran gelap asal Afganistan.

Kesembilan orang itu bernama Nametullah Hasan Yadeh, 22; Mahdi Hasan, 25; Salman Ali Yadeh, 26; Alidad, 23; Abdul Ahmad, 40; Mohammad Mahdi Ibrahim, 22; Nametullah Syarifi, 20; Najibullah Ali Zodar, 22 dan Mohamtulah Tawakulli, 16. Kepala Imigrasi Klas I A Palembang Bogi Widiantoro me lalui Kasi Wasdakim Jompang menjelaskan, mereka berhasil masuk ke Indonesia melalui jalur tikus atau daerah yang tidak memiliki Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI).

Jompang mengatakan, tujuan mereka datang untuk ke Indonesia dan Australia. “Karena negara mereka konflik jadi mencari negara lain untuk melanjutkan hidupnya. Namun mereka datang tidak ada iden titas (paspor) sepertinya melalui jalur tikus tidak melewati TPI jadi bisa sampai disini,”kata Jompang di Kantor Imigrasi Klas I A Palembang, kemarin. Saat diinterogasi 9 warga Afganistan berhasil masuk ke Palembang pada tanggal 5 November sekitar pukul 04.00 WIB.

Selanjutnya mereka menumpang angkutan menuju Lem puing, Kabupaten Ogan Ko mering Ilir (OKI). Karena tidak punya uang, sopir menurunkan WNA di jalan hingga ditemukan warga. “Setelah itu warga meng antar kannya ke Polsek Lempuing dan polisi menghubungi kami. Hari ini (kemarin) mereka datang ke sini sudah kami berikan makan. Setelah diperiksa sedikit pun mereka tidak memiliki identitas. Mereka hanya bilang berasal dari Afganistan mau mencari suaka di Indonesia dan Australia. Kalau kembali pulang ke negara asal bisa dibunuh ,” paparnya.

Jompang menyatakan pihaknya akan mengirim kesembilan WNA tersebut ke pusat un tuk diberikan keputusan negara mana yang akan menerimannya. “Dua atau tiga hari lagi mereka akan kami kirim ke Jakarta ke pada International Or ga ni za tion for Migration atau Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM)untuk memutus kan di mana mereka tinggal. Sebab tidak mungkin mereka dideportasi ,”pungkasnya.

Salman Ali Yadeh salah seorang imigran menjelaskan, mereka datang ke Indonesia hanya membawa pakaian yang melekat di badan saja. Mereka kabur dari negaranya karena takut dibunuh. “Mau tinggal di Indonesia atau ke Australia kalau tidak pergi dari negara kami di sana (Afganistan) bisa mati dibunuh. Kami tidak memiliki uang,” ucapnya.

Muhammad moeslim
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6760 seconds (0.1#10.140)