Minyak Mentah Cemari Pantai Tambak
A
A
A
INDRAMAYU - Petambak di kawasan Pantai Tambak, Desa Tambak, Kecamatan/Kabupaten Indramayu menemukan ceceran minyak mentah atau crude oil kemarin.
Minyak berbentuk gumpalan hitam itu mengambang di laut lepas di sepanjang Pantai Tambak. Kasnoto, 42, salah seorang pe tambak mengaku, gumpalan hi tam itu ditemukan di tepi pantai sejak dini hari ke marin.Lokasi tambak yang berdekatan dengan garis pantai, membuat petambak khawatir ce ceran minyak mentah akan ma suk ke areal tambak milik war ga.
Ceceran crude oil ini pun ter lihat menggumpal di radius 1 mil dari Pantai Tambak In dra mayu. “Petambak membersihkan gum palan minyak mentah de ngan menggunakan alat sea danya. Yang penting jangan sam pai masuk ke areal tambak,” kata dia.
Jika itu terjadi, maka bu di daya udang akan mati, akibat terkontaminasi oleh ceceran mi nyak mentah di Pantai Tambak Indramayu. Hal senada juga di ung kapkan Cariwan, 39, nelayan se tempat. Dia khawatir, gumpalan hitam yang diduga crude oil akan mengurangi tangkapan ikan. “Kami khawatir, gum pa lan hitam yang ada di laut, akan mengurangi hasil tangkapan ikan,” katanya.
Pencemaran lingkungan tersebut ditakutkan akan membuat ikan di laut lepas mati mendadak. “Pencemaran yang terjadi akan merugikan nelayan, karena ikan di wilayah pantai sulit didapat,”katanya. Sementara itu, aktivis Koa lisi Masyarakat Pesisir Indra ma yu (KOMPI) Fahmi Labib me ngaku telah mendapatkan la poran dari nelayan terkait di te mukannya ceceran crude oildi ka wasan Pantai Tambak.
“Kami masih meminta keterangan da ri nelayan-nelayan lain yang ber layar di Pantai Tambak, dan sejumlah petambak,”ung kap nya. Fahmi Labib juga mengaku, pencemaran lingkungan akibat ce ceran crude oil dipastikan terus meluas di wilayah pantai. Pasalnya, cecerannya ditemukan dan terus meluas hingga tiga kilo meter. “Kami juga belum me nemukan sumber atau asal ceceran,”katanya.
KOMPI mendata, pencemaran lingkungan yang terjadi di ka wasan pantai akibat ceceran crude oil ini merupakan yang ke enam kalinya dalam tiga tahun terakhir. Pencemaran serupa pernah ter jadi di pesisir pantai Desa Pabean Ilir, Kecamatan Pasekan; Muara Bondol, Desa Brondong, Ke camatan Indramayu; pantai Payang dan Balok Desa Pabean Ilir, Kecamatan Pasekan.
“Ceceran crude oil diprediksi akan banyak ditemukan ne ayan. Kami berharap sumber ceceran dapat ditemukan, sehingga dapat dicari penanggulangannya,”ungkapnya. Sementara itu, Kepala Kan - tor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu Tini Kartini mengatakan, sampai saat ini masih be lum diketahui dari mana sum ber ceceran minyak ter sebut berasal.
Namun demikian, pi haknya menghendaki ada penang gulangan bersama dari setiap perusahaan Pertamina. Selain itu, dia mengatakan, pihaknya telah meminta kesediaan Pertamina untuk melakukan uji laboratorium terhadap mi nyak yang tercecer. Menurutnya, uji laboratorium itu juga merupakan cara untuk me ngetahui sumber ceceran minyak.
“Nanti akan kami upayakan lagi penanggulangannya. Saat ini, yang terpenting adalah penangguangan pertama kalinya saja dulu,” kata dia.
Tomi indra
Minyak berbentuk gumpalan hitam itu mengambang di laut lepas di sepanjang Pantai Tambak. Kasnoto, 42, salah seorang pe tambak mengaku, gumpalan hi tam itu ditemukan di tepi pantai sejak dini hari ke marin.Lokasi tambak yang berdekatan dengan garis pantai, membuat petambak khawatir ce ceran minyak mentah akan ma suk ke areal tambak milik war ga.
Ceceran crude oil ini pun ter lihat menggumpal di radius 1 mil dari Pantai Tambak In dra mayu. “Petambak membersihkan gum palan minyak mentah de ngan menggunakan alat sea danya. Yang penting jangan sam pai masuk ke areal tambak,” kata dia.
Jika itu terjadi, maka bu di daya udang akan mati, akibat terkontaminasi oleh ceceran mi nyak mentah di Pantai Tambak Indramayu. Hal senada juga di ung kapkan Cariwan, 39, nelayan se tempat. Dia khawatir, gumpalan hitam yang diduga crude oil akan mengurangi tangkapan ikan. “Kami khawatir, gum pa lan hitam yang ada di laut, akan mengurangi hasil tangkapan ikan,” katanya.
Pencemaran lingkungan tersebut ditakutkan akan membuat ikan di laut lepas mati mendadak. “Pencemaran yang terjadi akan merugikan nelayan, karena ikan di wilayah pantai sulit didapat,”katanya. Sementara itu, aktivis Koa lisi Masyarakat Pesisir Indra ma yu (KOMPI) Fahmi Labib me ngaku telah mendapatkan la poran dari nelayan terkait di te mukannya ceceran crude oildi ka wasan Pantai Tambak.
“Kami masih meminta keterangan da ri nelayan-nelayan lain yang ber layar di Pantai Tambak, dan sejumlah petambak,”ung kap nya. Fahmi Labib juga mengaku, pencemaran lingkungan akibat ce ceran crude oil dipastikan terus meluas di wilayah pantai. Pasalnya, cecerannya ditemukan dan terus meluas hingga tiga kilo meter. “Kami juga belum me nemukan sumber atau asal ceceran,”katanya.
KOMPI mendata, pencemaran lingkungan yang terjadi di ka wasan pantai akibat ceceran crude oil ini merupakan yang ke enam kalinya dalam tiga tahun terakhir. Pencemaran serupa pernah ter jadi di pesisir pantai Desa Pabean Ilir, Kecamatan Pasekan; Muara Bondol, Desa Brondong, Ke camatan Indramayu; pantai Payang dan Balok Desa Pabean Ilir, Kecamatan Pasekan.
“Ceceran crude oil diprediksi akan banyak ditemukan ne ayan. Kami berharap sumber ceceran dapat ditemukan, sehingga dapat dicari penanggulangannya,”ungkapnya. Sementara itu, Kepala Kan - tor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu Tini Kartini mengatakan, sampai saat ini masih be lum diketahui dari mana sum ber ceceran minyak ter sebut berasal.
Namun demikian, pi haknya menghendaki ada penang gulangan bersama dari setiap perusahaan Pertamina. Selain itu, dia mengatakan, pihaknya telah meminta kesediaan Pertamina untuk melakukan uji laboratorium terhadap mi nyak yang tercecer. Menurutnya, uji laboratorium itu juga merupakan cara untuk me ngetahui sumber ceceran minyak.
“Nanti akan kami upayakan lagi penanggulangannya. Saat ini, yang terpenting adalah penangguangan pertama kalinya saja dulu,” kata dia.
Tomi indra
(ars)