Zona Selamat Sekolah Masih Minim
A
A
A
MEDAN - Zona Selamat Sekolah atau marka jalan berwarna merah sejatinya untuk melindungi anak sekolah dari bahaya kecelakaan lalu lintas, ternyata masih minim di Kota Medan.
Padahal, banyak sekolah yang berada di pinggir jalan Kota Medan. Pantauan KORAN SINDO MEDAN, beberapa sekolah yang berada di pinggir jalan inti Kota Medan di antaranya Sekolah Santo Thomas, Methodist, Sekolah Harapan.
Sekolah-sekolah tersebut selalu dipadati kendaraan dan kerap macet setiap siswa pulang sekolah. Sayangnya, tidak ada marka jalan berwarna merah. Hanya satpam yang membantu siswa menyeberangi jalan. Sekolah yang memiliki zona sekolah di depan sekolahnya sangat sedikit, di antaranya Sekolah Alwasliyah di Jalan Sisingamaraja tepat di seberang dan sekolah dasar di Denai.
Kondisi zona sekolah itu pun sudah buram karena tidak dicat ulang. Kepala Bidang Angkutan Darat dan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, Suriono, mengakui, keberadaan zona selama sekolah di Medan memang masih minim. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran di sektor Dishub Medan. Menanggapi ini, Pengamat Transportasi, Bhakti Alamsyah, mengatakan, pemerintah harus memikirkan bagaimana mengutamakan keselamatan penyeberang jalan, terutama anak-anak sekolah.
Salah satunya dengan membuat zona selamat sekolah di depan sekolah. “Hal ini untuk mengurangi angka kecelakaan bagi penyeberang jalan, karena kecelakaan lalu lintas yang dialami penyeberang jalan sangat tinggi. Karena itu, zona sekolah perlu digalakkan,” ungkap Filianti. Menurutnya, dengan adanya zona sekolah yang dicat berwarna merah, akan memberi peringatan kepada pengguna jalan bahwa mereka memasuki zona selamat sekolah.
“Jadi, pengguna jalan bisa mengurangi kecepatannya saat ingin melewati depan sekolah. Selain zona sekolah, pemerintah juga harus membuat zebra cross sebagai jalur menyeberang bagi anak-anak. Kecepatan berkendara maksimal 20 km/ jam untuk mengantisipasi jika ada anak yang menyeberang mendadak,” ucapnya.
Eko agustyo fb
Padahal, banyak sekolah yang berada di pinggir jalan Kota Medan. Pantauan KORAN SINDO MEDAN, beberapa sekolah yang berada di pinggir jalan inti Kota Medan di antaranya Sekolah Santo Thomas, Methodist, Sekolah Harapan.
Sekolah-sekolah tersebut selalu dipadati kendaraan dan kerap macet setiap siswa pulang sekolah. Sayangnya, tidak ada marka jalan berwarna merah. Hanya satpam yang membantu siswa menyeberangi jalan. Sekolah yang memiliki zona sekolah di depan sekolahnya sangat sedikit, di antaranya Sekolah Alwasliyah di Jalan Sisingamaraja tepat di seberang dan sekolah dasar di Denai.
Kondisi zona sekolah itu pun sudah buram karena tidak dicat ulang. Kepala Bidang Angkutan Darat dan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, Suriono, mengakui, keberadaan zona selama sekolah di Medan memang masih minim. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran di sektor Dishub Medan. Menanggapi ini, Pengamat Transportasi, Bhakti Alamsyah, mengatakan, pemerintah harus memikirkan bagaimana mengutamakan keselamatan penyeberang jalan, terutama anak-anak sekolah.
Salah satunya dengan membuat zona selamat sekolah di depan sekolah. “Hal ini untuk mengurangi angka kecelakaan bagi penyeberang jalan, karena kecelakaan lalu lintas yang dialami penyeberang jalan sangat tinggi. Karena itu, zona sekolah perlu digalakkan,” ungkap Filianti. Menurutnya, dengan adanya zona sekolah yang dicat berwarna merah, akan memberi peringatan kepada pengguna jalan bahwa mereka memasuki zona selamat sekolah.
“Jadi, pengguna jalan bisa mengurangi kecepatannya saat ingin melewati depan sekolah. Selain zona sekolah, pemerintah juga harus membuat zebra cross sebagai jalur menyeberang bagi anak-anak. Kecepatan berkendara maksimal 20 km/ jam untuk mengantisipasi jika ada anak yang menyeberang mendadak,” ucapnya.
Eko agustyo fb
(ars)