Antisipasi Ebola, Dinkes Tulungagung Pantau Dua Buruh Migran
A
A
A
TULUNGAGUNG - Dua warga Kabupaten Tulungagung yang masuk satu rombongan buruh migran terduga ebola asal Kediri dan Madiun, berada dalam pemantauan dinas kesehatan setempat.
Dinkes Tulungagung telah menerima surat pemberitahuan resmi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur yang menjelaskan bahwa dua dari 30 orang buruh migran Liberia yang pulang ke Tanah Air berasal dari Tulungagung. Sedangkan lainnya berasal dari Kediri, Pasuruan, dan Madiun.
"Dua orang warga Tulungagung ini telah kita pantau," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tulungagung Gatot Purwanto kepada wartawan, Rabu (5/11/2014).
Berdasarkan surat Dinkes Provinsi Jatim, warga Tulungagung tersebut berinisial AF dan M. Sebagaimana prosedur tetap yang berlaku, begitu menjejakkan kaki di bandara, keduanya langsung menjalani cek kesehatan, yakni pengukuran suhu tubuh. AF tercatat memiliki suhu tubuh 36,6 derajat celsius, sedangkan M 36,5 derajat celsius.
"Pengukuran suhu tubuh bisa menjadi parameter penyakit ebola," terang Gatot.
Meski suhu tubuh keduanya diketahui normal, Dinkes Provinsi Jatim meminta Dinkes Tulungagung untuk terus melakukan pengawasan terhadap keduanya. Hal itu untuk mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan suhu tubuh atau gejala klinis ebola lainya.
Menurut Gatot, pihaknya telah memerintahkan petugas puskesmas masing-masing untuk melakukan tugas pemantauan tersebut.
"Pemantauan berlangsung hingga 21 hari ke depan. Sampai saat ini kondisi keduanya masih normal," jelas Gatot.
Di sisi lain, Dinkes Tulungagung telah memastikan RSUD dr Iskak Tulungagung memiliki ruang isolasi khusus beserta peranti medis penunjang untuk penanganan pasien ebola.
"Semuanya untuk antisipasi. Namun kita berharap ebola tidak ada di Tulungagung," pungkasnya.
Dinkes Tulungagung telah menerima surat pemberitahuan resmi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur yang menjelaskan bahwa dua dari 30 orang buruh migran Liberia yang pulang ke Tanah Air berasal dari Tulungagung. Sedangkan lainnya berasal dari Kediri, Pasuruan, dan Madiun.
"Dua orang warga Tulungagung ini telah kita pantau," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tulungagung Gatot Purwanto kepada wartawan, Rabu (5/11/2014).
Berdasarkan surat Dinkes Provinsi Jatim, warga Tulungagung tersebut berinisial AF dan M. Sebagaimana prosedur tetap yang berlaku, begitu menjejakkan kaki di bandara, keduanya langsung menjalani cek kesehatan, yakni pengukuran suhu tubuh. AF tercatat memiliki suhu tubuh 36,6 derajat celsius, sedangkan M 36,5 derajat celsius.
"Pengukuran suhu tubuh bisa menjadi parameter penyakit ebola," terang Gatot.
Meski suhu tubuh keduanya diketahui normal, Dinkes Provinsi Jatim meminta Dinkes Tulungagung untuk terus melakukan pengawasan terhadap keduanya. Hal itu untuk mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan suhu tubuh atau gejala klinis ebola lainya.
Menurut Gatot, pihaknya telah memerintahkan petugas puskesmas masing-masing untuk melakukan tugas pemantauan tersebut.
"Pemantauan berlangsung hingga 21 hari ke depan. Sampai saat ini kondisi keduanya masih normal," jelas Gatot.
Di sisi lain, Dinkes Tulungagung telah memastikan RSUD dr Iskak Tulungagung memiliki ruang isolasi khusus beserta peranti medis penunjang untuk penanganan pasien ebola.
"Semuanya untuk antisipasi. Namun kita berharap ebola tidak ada di Tulungagung," pungkasnya.
(zik)