KHV Kembali Serang Ikan Jatiluhur

Selasa, 04 November 2014 - 11:25 WIB
KHV Kembali Serang Ikan Jatiluhur
KHV Kembali Serang Ikan Jatiluhur
A A A
PURWAKARTA - Ratusan ton ikan mati di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, dalam beberapa pekan terakhir. Kematian ikan tersebut akibat serangan koi herpes virus (KHV).

Akibatnya para petani keramba jaring terapung (KJA) harus memanen dini untuk meminimalisasi risiko kerugian.

Ketua Himpunan Petani Nelayan Ikan (Hipni) Waduk Jatiluhur, Darwis, mengatakan, sepanjang 2014 ini kolam di Waduk Jatiluhur telah berkali-kali diserang KHV. Paling parah terjadi pada akhir Oktober hingga sekarang. Serangan virus tak seakan tak dapat dibendung serta tidak dapat diantisipasi sebelumnya. “Ikan yang mati sejak akhir Oktober sedikitnya sudah mencapai 217 ton,” ujar Darwis kemarin.

Menurut dia, potensi kematian ikan ini cukup besar. Karena para petani KJA sama sekali tak bisa memutus penyebaran virus tersebut. Jalan satu-satunya untuk meminimalisasi kerugian ikan dipanen sebelum waktunya.

Dampak dari panen dini ini, terang Darwis, secara otomatis memengaruhi hasil produksi.. Bahkan, penyusutannya hingga mencapai 20%. Dia menjelaskan, bila kondisi normal, dalam satu keramba yang populasi ikannya mencapai 10.000 ekor, ketika panen bisa menghasilkan 1,5 ton.

Namun, dengan panen dini ini, hasil yang diperoleh petani hanya 80%. Jadi, petani kehilangan ikan sebanyak 20% akibat serangan virus herpes tersebut. Parahnya lagi, sambung dia, harga ikan saat ini sedang anjlok. Di pasaran, ikan mas harganya hanya Rp14.000. Padahal, idealnya lebih dari Rp16.000/kg.

Darwis menduga, penyebabnya penularan virus ini akibat cuaca yang ekstrim. Cuaca panas seperti saat ini, diindikasikan menjadi pemicu tumbuh suburnya virus. Sehingga, virus yang belum ada obatnya ini dengan leluasa menyerang ikan mas yang sedang dibudidayakan.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta Herry Herawan mengaku, ikan yang terserang KHV itu masih cukup aman untuk dikonsumsi. Jadi, virus tersebut tidak akan menyerang manusia. Dengan begitu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memandang negatif terhadap kasus serangan virus herpes terhadap ikan di Waduk Jatiluhur.

“Ikan Waduk Jatiluhur masih aman untuk dikonsumsi. Virus tersebut tidak berpengaruh pada manusia,” ujarnya.

Menurut Herry, virus herpes hingga saat ini belum ada obatnya. Jadi, kalau ingin memutus mata rantai virus itu, sebaiknya petani mem berlakukan cara berbudidaya yang sehat. Seperti, mengurangi tingkat populasi.

Misalnya, dalam satu KJA populasinya mencapai 10.000 ekor, harus dikurangi sampai 50%. Selain itu, gunakan juga pakan berkualitas tinggi. Sebab, dengan pakan dan lingkungan yang bagus bisa mengurangi serangan virus.

Didin Jalaludin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.9902 seconds (0.1#10.140)
pixels