Pelajar Pesta Miras Terjaring Razia Satpol
A
A
A
MAJALENGKA - Dua pelajar SMA di Kabupaten Majalengka terjaring razia Satpol PP saat menggelar pesta miras kemarin. Keduanya langsung dibawa ke kantor Satpol PP setempat untuk diberi pembinaan. “Mereka masih mengenakan pakaian sekolah dan langsung kami jaring,” kata Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, Akbar S Harto.
Sementara sedikitnya 20 pelajar terjaring ketika mereka berkeliaran saat jam belajar. Para pelajar ini terjaring di beberapa tempat, seperti warnet, di tempat nongkrong, serta tengah sedang jalan-jalan.
Akbar mengaku kaget, saat pihaknya memeriksa telpon genggam seluruh pelajar yang terjaring hari itu. Karena ternyata hampir sebagian besar ponsel tersebut berisikan video porno.
“Untuk kedua pelajar yang kedapatan membawa minuman beralkohol tadi, terdiri dari seorang laki-laki dan seorang lagi perempuan. Saat kami lihat ponselnya ternyata banyak video pornonya juga. Kami kan tidak tahu selanjutnya apa yang akan mereka lakukan, sudah membawa minuman beralkohol, ponsel berisi video porno lagi,” ujar Akbar.
Menurut dia, hal-hal yang seperti itulah yang pada akhirnya menjerumuskan para pelajar untuk melakukan tindakan- tindakan yang tidak senonoh. “Kalau kami biarkan maka akan semakin banyak pelajar yang terjerumus ke perilaku menyimpang. Sering digelar razia saja masih banyak pelajar yang membandel, apalagi kalau tidak ada razia,” tututnya.
Dikatakannya, dari 22 pelajar yang terjaring hari itu sebagian besar di antaranya menyim pan video porno. Mereka yang terjaring, lanjut Akbar, akan dibawa langsung ke kantor Satpol PP untuk di data.
“Kami berikan pembinaan, dan mereka bisa pulang kalau dijemput oleh pihak sekolah atau orang tua masing-masing anak,” tegasnya.
Menurutnya, razia hari itu bukan yang pertama kalinya. Namun, sudah rutin dilakukan di jam belajar dengan lokasi yang dirazia berbeda-beda. “Dan selalu saja ada pelajar yang keluyuran di jam belajar. Tadi sih ada yang alasannya masuk sekolahnya jam 10, karena kami merazia pukul 07.30 WIB. Tapi kami tidak percaya begitu saja,” bebernya.
Dari 22 pelajar yang terjaring, lanjut Akbar, satu diantaranya merupakan pelajar dari Sumedang yang tengah jalan-jalan ke Majalengka. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan sekolah yang bersangkutan. “Bagi yang terjaring dari luar Majalengka tetap kami proses, tidak kami lepas begitu saja. Pihak sekolah tetap kami hubungi dan diminta menjemput,” ucapnya.
Mereka yang terjaring hari itu, disebutkan Akbar, diantaranya 21 pelajar SMK dan SMA sementara seorang lagi pelajar SMP.
Ade Nurjanah
Sementara sedikitnya 20 pelajar terjaring ketika mereka berkeliaran saat jam belajar. Para pelajar ini terjaring di beberapa tempat, seperti warnet, di tempat nongkrong, serta tengah sedang jalan-jalan.
Akbar mengaku kaget, saat pihaknya memeriksa telpon genggam seluruh pelajar yang terjaring hari itu. Karena ternyata hampir sebagian besar ponsel tersebut berisikan video porno.
“Untuk kedua pelajar yang kedapatan membawa minuman beralkohol tadi, terdiri dari seorang laki-laki dan seorang lagi perempuan. Saat kami lihat ponselnya ternyata banyak video pornonya juga. Kami kan tidak tahu selanjutnya apa yang akan mereka lakukan, sudah membawa minuman beralkohol, ponsel berisi video porno lagi,” ujar Akbar.
Menurut dia, hal-hal yang seperti itulah yang pada akhirnya menjerumuskan para pelajar untuk melakukan tindakan- tindakan yang tidak senonoh. “Kalau kami biarkan maka akan semakin banyak pelajar yang terjerumus ke perilaku menyimpang. Sering digelar razia saja masih banyak pelajar yang membandel, apalagi kalau tidak ada razia,” tututnya.
Dikatakannya, dari 22 pelajar yang terjaring hari itu sebagian besar di antaranya menyim pan video porno. Mereka yang terjaring, lanjut Akbar, akan dibawa langsung ke kantor Satpol PP untuk di data.
“Kami berikan pembinaan, dan mereka bisa pulang kalau dijemput oleh pihak sekolah atau orang tua masing-masing anak,” tegasnya.
Menurutnya, razia hari itu bukan yang pertama kalinya. Namun, sudah rutin dilakukan di jam belajar dengan lokasi yang dirazia berbeda-beda. “Dan selalu saja ada pelajar yang keluyuran di jam belajar. Tadi sih ada yang alasannya masuk sekolahnya jam 10, karena kami merazia pukul 07.30 WIB. Tapi kami tidak percaya begitu saja,” bebernya.
Dari 22 pelajar yang terjaring, lanjut Akbar, satu diantaranya merupakan pelajar dari Sumedang yang tengah jalan-jalan ke Majalengka. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan sekolah yang bersangkutan. “Bagi yang terjaring dari luar Majalengka tetap kami proses, tidak kami lepas begitu saja. Pihak sekolah tetap kami hubungi dan diminta menjemput,” ucapnya.
Mereka yang terjaring hari itu, disebutkan Akbar, diantaranya 21 pelajar SMK dan SMA sementara seorang lagi pelajar SMP.
Ade Nurjanah
(ftr)