Kebakaran di Gunung Lawu Sulit Dikendalikan
A
A
A
KARANGANYAR - Kebakaran di area Gunung Lawu sulit dikendalikan. Embusan angin yang cukup kencang mengakibatkan kobaran api membesar.
Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara Arif Nurjati mengatakan, titik api semula sempat padam, namun sisa lahan yang terbakar masih berasap. Api sempat membesar pada Minggu (2/11/2014) malam ketika ada pohon kering yang tumbang. Embusan angin yang cukup kencang membuat api semakin membesar.
Upaya pemadaman terus dilanjutkan di area yang terbakar di petak 63 Q1 yang berdekatan dengan pos bayangan 2. Luas hutan yang terbakar sekitar delapan hektare, berupa semak belukar dan alang-alang. Meski lokasi itu jauh dari jalur pendakian, jalur pendakian dari Pos Cemoro Kandang di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, ditutup sementara.
"Kami tidak mau mengambali risiko lebih karena sebelumnya ada puluhan pendaki yang dievakuasi," kata Arif Nurjati, Senin (3/11/2014).
Selain tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Anak Gunung Lawu (AGL) dan Perhutani, pemadaman juga melibatkan warga Desa Blumbang, Gondosuli, dan Tlogo Dlingo. Ketiga desa di Kecamatan Tawangmangu itu lokasinya paling dekat dengan area kebakaran.
Tercatat ada sekitar 80 orang yang naik ke atas untuk memadamkan api. Kebakaran yang tengah berlangsung masuk skala sedang. Kebakaran besar terakhir kali terjadi tahun 1997 yang menghanguskan 60 hektare lahan. Pengawasan di lokasi rawan kebakaran terus dilakukan secara intensif sampai musim hujan tiba.
Agar kejadian serupa ke depan tidak terulang, para pendaki diminta lebih berhati-hati. Mereka diminta tidak membuang puntung rokok sembarangan atau membiarkan sisa pembakaran api unggun.
Kepala BPBD Karanganyar Aji Pratama Heru Kristianto mengatakan, kebakaran hutan menjadi salah satu ancaman serius. Sebab, upaya pemadaman sangat menguras energi karena medannya berat dan sulit mencari sumber air.
"Upaya pemadaman di area Gunung Lawu biasanya melibatkan ratusan orang. Peralatan yang digunakan seadanya karena jauh dari sumber air," jelas Heru.
Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara Arif Nurjati mengatakan, titik api semula sempat padam, namun sisa lahan yang terbakar masih berasap. Api sempat membesar pada Minggu (2/11/2014) malam ketika ada pohon kering yang tumbang. Embusan angin yang cukup kencang membuat api semakin membesar.
Upaya pemadaman terus dilanjutkan di area yang terbakar di petak 63 Q1 yang berdekatan dengan pos bayangan 2. Luas hutan yang terbakar sekitar delapan hektare, berupa semak belukar dan alang-alang. Meski lokasi itu jauh dari jalur pendakian, jalur pendakian dari Pos Cemoro Kandang di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, ditutup sementara.
"Kami tidak mau mengambali risiko lebih karena sebelumnya ada puluhan pendaki yang dievakuasi," kata Arif Nurjati, Senin (3/11/2014).
Selain tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Anak Gunung Lawu (AGL) dan Perhutani, pemadaman juga melibatkan warga Desa Blumbang, Gondosuli, dan Tlogo Dlingo. Ketiga desa di Kecamatan Tawangmangu itu lokasinya paling dekat dengan area kebakaran.
Tercatat ada sekitar 80 orang yang naik ke atas untuk memadamkan api. Kebakaran yang tengah berlangsung masuk skala sedang. Kebakaran besar terakhir kali terjadi tahun 1997 yang menghanguskan 60 hektare lahan. Pengawasan di lokasi rawan kebakaran terus dilakukan secara intensif sampai musim hujan tiba.
Agar kejadian serupa ke depan tidak terulang, para pendaki diminta lebih berhati-hati. Mereka diminta tidak membuang puntung rokok sembarangan atau membiarkan sisa pembakaran api unggun.
Kepala BPBD Karanganyar Aji Pratama Heru Kristianto mengatakan, kebakaran hutan menjadi salah satu ancaman serius. Sebab, upaya pemadaman sangat menguras energi karena medannya berat dan sulit mencari sumber air.
"Upaya pemadaman di area Gunung Lawu biasanya melibatkan ratusan orang. Peralatan yang digunakan seadanya karena jauh dari sumber air," jelas Heru.
(zik)