Gundukan Tanah Panas di Sleman Lukai 2 Orang

Gundukan Tanah Panas di Sleman Lukai 2 Orang
A
A
A
SLEMAN - Gundukan tanah panas yang mengeluarkan asap di Kp Kranggan, Desa Jokotirto, Berbah, Sleman dinilai cukup berbahaya karena telah melukai dua orang.
Penyebabnya, udara panas di dalam gundukan tanah cukup terasa jika terinjak.
"Anggota saya tadi ada terluka bakar ringan pada kaki saat menginjak tanah gundukan," kata Kepala BPBD Sleman, Yuli Setiono di lokasi kejadian, Senin (3/11/2014).
Gundukan tanah tersebut, kata dia, jika ditancapkan bambu kering bisa terbakar. Untuk itulah, pihaknya menyemprot air dengan dua unit mobil tangki pemadam kebakaran.
"Tadi saat belum disemprot air cukup bahaya, bambu jika ditancapkan bisa terbakar," katanya.
Karena cukup berbahaya, pihak kepolisian setempat membentangkan garis police line agar warga tidak mendekati lokasi gundukan tanah tersebut.
"Ini masih berbahaya, ada juga warga yang terluka bakar ringan karena menginjak gundukan tanah ini," imbuhnya.
Yuli menyampaikan, fenomena keluar asap pada tanah bukanlah fenomena alam. Sebab, dalam gundukan tanah itu terdapat sisa-sisa sampah pembakaran (batu-bara) dari Pabrik Gula, Madukismo, Bantul, DIY.
Gundukan tanah itu milik Jafar Sodik. Dia sengaja menumpuk sisa-sisa sampah pembakaran untuk bahan membuat batako. Dengan campuran sisa-sisa sampah pembakaraan itu batako yang dihasilkan cukup kuat dan padat.
"Ini bahan campuran untuk membuat batako, bisanya kan hanya pasir sama semen, tapi dengan tambahan ini jadi lebih kokoh," ujarnya.
Penyebabnya, udara panas di dalam gundukan tanah cukup terasa jika terinjak.
"Anggota saya tadi ada terluka bakar ringan pada kaki saat menginjak tanah gundukan," kata Kepala BPBD Sleman, Yuli Setiono di lokasi kejadian, Senin (3/11/2014).
Gundukan tanah tersebut, kata dia, jika ditancapkan bambu kering bisa terbakar. Untuk itulah, pihaknya menyemprot air dengan dua unit mobil tangki pemadam kebakaran.
"Tadi saat belum disemprot air cukup bahaya, bambu jika ditancapkan bisa terbakar," katanya.
Karena cukup berbahaya, pihak kepolisian setempat membentangkan garis police line agar warga tidak mendekati lokasi gundukan tanah tersebut.
"Ini masih berbahaya, ada juga warga yang terluka bakar ringan karena menginjak gundukan tanah ini," imbuhnya.
Yuli menyampaikan, fenomena keluar asap pada tanah bukanlah fenomena alam. Sebab, dalam gundukan tanah itu terdapat sisa-sisa sampah pembakaran (batu-bara) dari Pabrik Gula, Madukismo, Bantul, DIY.
Gundukan tanah itu milik Jafar Sodik. Dia sengaja menumpuk sisa-sisa sampah pembakaran untuk bahan membuat batako. Dengan campuran sisa-sisa sampah pembakaraan itu batako yang dihasilkan cukup kuat dan padat.
"Ini bahan campuran untuk membuat batako, bisanya kan hanya pasir sama semen, tapi dengan tambahan ini jadi lebih kokoh," ujarnya.
(sms)