Pedagang Senang Los Kembali Bisa Dimanfaatkan

Pedagang Senang Los Kembali Bisa Dimanfaatkan
A
A
A
Senyum mengembang nampak di bibir Aris, salah satu pedagang yang men jadi korban kebakaran Pasar Klitikan.
Bagaimana tidak, la pak tempatnya berdagang yang sempat hancur menjadi puing, kini sudah bisa diman faat kan kembali. Lapak-lapak baru yang dibangun sementara, sudah boleh diisi untuk tempat berdagang.
Pembukaan los kemarin ditandai dengan acara syukuran pengajian dan pemotongan tumpeng di blok yang berada di bagian tengah sisi utara pasar tersebut. “Syukur, akhirnya bisa bergerak lagi meski harus memulai dari awal karena barang ludes habis terbakar,” ujar Aris, kemarin.
Aris yang mengaku memiliki dua lapak di lokasi tersebut harus kehilangan modal dan barang dagangannya karena kebakaran yang diakibatkan korsleting listrik tersebut. Kerugian yang dialami mencapai Rp100 juta sempat membuatnya down.
Namun beruntung bantuan dana dari komunitas pasar yang mencapai Rp59 juta ada sebagian yang bisa diman - faatkannya untuk memulai langkah usahanya lagi. Dengan barang dagangan berupa peralatan rumah tangga seperti selot pintu dan jendela, kunci, dan gembok, kini Aris bisa memulai lagi dari awal.
Dia mengaku mendapatkan bantuan Rp790.000 untuk seti ap lapaknya. “Ya mulai lagi dari awal. Dulu kami mulai dari ke cil juga. Sekarang sudah bisa me nempati kios lagi, sudah lebih baik. Semoga segera bisa ber gerak lagi ekonominya,” katanya.
Tak hanya modal, agar puluhan pedagang di 80 lapak tersebut bisa optimis setelah benca na yang dialami, Dinas Penge lo laan Pasar (Dinlopas) Kota Yogyakarta sudah memfa sili ta si adanya komunikasi dengan perbankan. Bukan untuk mencarikan modal usaha, tetapi mengomunikasikan keberadaan pinjaman para pedagang.
Meski Klithikan memiliki image pedagang barang bekas, para pedagang tersebut banyak yang memiliki pinjaman modal usaha ke bank. “Tercatat ada delapan bank. Kami sudah lakukan komunikasi dan ada pemberian tenggang waktu enam bulan bagi para pedagang ini untuk membayar cicilan pinjaman,” kata Kepala Dinlopas Kota Yogyakarta Maryustion Tonang.
Berbagai fasilitas yang diterima oleh pedagang tersebut bu kan memiliki tujuan untuk memanjakan. Namun demikian, menjadi upaya untuk memberikan semangat para pe dagang agar bisa kembali m e munculkan semangat berusaha setelah bencana yang dialami.
Dengan bantuan yang diterima, pedagang diharapkan mampu membangun rasa ikut memiliki sehingga pasar bisa terjaga keberlangsungannya. Termasuk ikut menjaga berbagai fasilitas yang tersedia untuk melancarkan usaha. Harapan tersebut juga akan dapat mempertahankan senyum para pedagang yang kini telah mengembang setelah kebakaran yang dialami sebulan lalu.
Kebakaran di Pasar Klithikan 18 September malam sama sekali tidak ada yang menduga. Kejadian tersebut diakibatkan oleh korsleting listrik di pasar yang dibangun pada bekas pasar hewan tersebut. Kerugian yang dialami 60 pedagang pemilik 80 lapak mencapai miliaran rupiah.
Gerak cepat penanganan dilakukan secara bersama antara Pemkot Yogyakarta, dalam hal ini Dinlopas, dan komunitas pedagang pasar. Hal tersebut menjadikan pedagang akhirnya sudah mulai bisa berusaha lagi meski musibah yang dialami baru sebulan lalu terjadi.
MAHA DEVA
Yogyakarta
Bagaimana tidak, la pak tempatnya berdagang yang sempat hancur menjadi puing, kini sudah bisa diman faat kan kembali. Lapak-lapak baru yang dibangun sementara, sudah boleh diisi untuk tempat berdagang.
Pembukaan los kemarin ditandai dengan acara syukuran pengajian dan pemotongan tumpeng di blok yang berada di bagian tengah sisi utara pasar tersebut. “Syukur, akhirnya bisa bergerak lagi meski harus memulai dari awal karena barang ludes habis terbakar,” ujar Aris, kemarin.
Aris yang mengaku memiliki dua lapak di lokasi tersebut harus kehilangan modal dan barang dagangannya karena kebakaran yang diakibatkan korsleting listrik tersebut. Kerugian yang dialami mencapai Rp100 juta sempat membuatnya down.
Namun beruntung bantuan dana dari komunitas pasar yang mencapai Rp59 juta ada sebagian yang bisa diman - faatkannya untuk memulai langkah usahanya lagi. Dengan barang dagangan berupa peralatan rumah tangga seperti selot pintu dan jendela, kunci, dan gembok, kini Aris bisa memulai lagi dari awal.
Dia mengaku mendapatkan bantuan Rp790.000 untuk seti ap lapaknya. “Ya mulai lagi dari awal. Dulu kami mulai dari ke cil juga. Sekarang sudah bisa me nempati kios lagi, sudah lebih baik. Semoga segera bisa ber gerak lagi ekonominya,” katanya.
Tak hanya modal, agar puluhan pedagang di 80 lapak tersebut bisa optimis setelah benca na yang dialami, Dinas Penge lo laan Pasar (Dinlopas) Kota Yogyakarta sudah memfa sili ta si adanya komunikasi dengan perbankan. Bukan untuk mencarikan modal usaha, tetapi mengomunikasikan keberadaan pinjaman para pedagang.
Meski Klithikan memiliki image pedagang barang bekas, para pedagang tersebut banyak yang memiliki pinjaman modal usaha ke bank. “Tercatat ada delapan bank. Kami sudah lakukan komunikasi dan ada pemberian tenggang waktu enam bulan bagi para pedagang ini untuk membayar cicilan pinjaman,” kata Kepala Dinlopas Kota Yogyakarta Maryustion Tonang.
Berbagai fasilitas yang diterima oleh pedagang tersebut bu kan memiliki tujuan untuk memanjakan. Namun demikian, menjadi upaya untuk memberikan semangat para pe dagang agar bisa kembali m e munculkan semangat berusaha setelah bencana yang dialami.
Dengan bantuan yang diterima, pedagang diharapkan mampu membangun rasa ikut memiliki sehingga pasar bisa terjaga keberlangsungannya. Termasuk ikut menjaga berbagai fasilitas yang tersedia untuk melancarkan usaha. Harapan tersebut juga akan dapat mempertahankan senyum para pedagang yang kini telah mengembang setelah kebakaran yang dialami sebulan lalu.
Kebakaran di Pasar Klithikan 18 September malam sama sekali tidak ada yang menduga. Kejadian tersebut diakibatkan oleh korsleting listrik di pasar yang dibangun pada bekas pasar hewan tersebut. Kerugian yang dialami 60 pedagang pemilik 80 lapak mencapai miliaran rupiah.
Gerak cepat penanganan dilakukan secara bersama antara Pemkot Yogyakarta, dalam hal ini Dinlopas, dan komunitas pedagang pasar. Hal tersebut menjadikan pedagang akhirnya sudah mulai bisa berusaha lagi meski musibah yang dialami baru sebulan lalu terjadi.
MAHA DEVA
Yogyakarta
(ars)