Makanan Ndeso Diolah Jadi Makanan Berkelas

Kamis, 30 Oktober 2014 - 13:56 WIB
Makanan Ndeso Diolah Jadi Makanan Berkelas
Makanan Ndeso Diolah Jadi Makanan Berkelas
A A A
UNGARAN - Siapa bilang makanan ndeso tidak lezat atau tidak bergizi? Di halaman Kantor Bupati Semarang kemarin digelar beragam menu makanan lokal yang tidak kalah berkualitas dengan makanan ala restoran.

Puluhan makanan berbahan lokal tersebut merupakan hasil kreasi dari peserta lomba dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia ke-34. Mereka berasal dari perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan PKK se-kecamatan Kabupaten Semarang. Tidak hanya lezat dan menyehatkan, peserta meramu dan memadu sedemikian rupa sejumlah bahan pangan lokal agar tampil menarik.

“Tidak bisa kami sembarangan meramu makanan ini mas karena kriteria lombanya harus bergizi, menyehatkan dan menarik,” ujar Risa, 23, kader PKK Desa Bergas Kidul, Kecamatan Bergas.

Tim PKK Kecamatan Bergas di lomba kemarin menyajikan makanan utama ketela pohon. Komoditas pangan yang sangat mudah didapatkan di kawasan pedesaan ini diolah sedemikian rupa menjadi makanan yang disebut Sawut. “Ketela pohon dikupas dan dicuci kemudian diparut. Kemudian dibumbui garam agar gurih dan dikukus supaya kandungan karbohidratnya terjaga. Selanjutnya bisa dicetak guna mendapat bentuk yang diinginkan. Jika ingin beraroma, saat mengukus, sawut bisa diberi daun salam atau pandan,” katanya.

Sajian sawut makin lengkap dengan kombinasi sup berbahan belut, tahu, dan daun katuk. Bahan-bahan makanan tersebut juga bukan barang langka di Desa Bergas Kidul. “Desa kita itu lahan pertaniannya luas, dengan mayoritas penduduknya sebagai petani. Jadi mencari belut sangat gampang, apalagi tahu dan daun katuk. Tinggal petik saja,” tandas Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Desa Bergas Kidul.

Bupati Semarang Mundjirin mengatakan momentum peringatan Hari Pangan Sedunia dibarengi dengan pencanangan gerakan konsumsi pangan lokal dan sehari tanpa makan nasi. Gerakan tersebut diharapkan dapat dilaksanakan oleh seluruh masyarakat sehingga tingkat ketergantungan terhadap beras bisa terkurangi.

Agus Joko
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4036 seconds (0.1#10.140)