Manajemen PSIS Harus Tanggung Jawab

Kamis, 30 Oktober 2014 - 13:48 WIB
Manajemen PSIS Harus Tanggung Jawab
Manajemen PSIS Harus Tanggung Jawab
A A A
SEMARANG - Manajemen PSIS didesak bertanggungjawab atas kasus sepak bola gajah saat laga kontra PSS Sleman dan sanksi dicoret dari Divisi Utama Liga Indonesia.

Desakan itu datang dari sejumlah pihak. Salah satunya dari sesepuh sepak bola Semarang, Ismangoen Notosapeotro yang meminta manajemen PSIS bertanggung jawab atas sanksi diskualifikasi dari Divisi Utama Liga Indonesia. “Semua harus ber tanggung jawab. Siapa yang memiliki ide (gol bunuh diri) harus bertanggung jawab,” kata lelaki yang akrab disapa Mbah Mangun itu, tadi malam.

Mantan manager PSIS tersebut mengaku sangat prihatin dengan nasib buruk yang menimpa PSIS. Dia sangat menyesalkan langkah Mahesa Jenar mencederai fair play sepak bola. “Saya kaget, kok bisa begini,” ujarnya.

Menurut Mbah Mangun, insiden sepak bola gajah sangat mencoreng nama besar PSIS. “PSIS harus bisa belajar banyak dari peristiwa yang mencoreng nama besar PSIS,” ucapnya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) merasa prihatin terkait sanksi diskualifikasi yang diterima PSIS Semarang. Hendi akan berupaya mengklarifikasi ke PSSI agar hukuman dapat diringankan, seperti denda atau sanksi pertandingan tanpa penonton. “Eman-eman artinya perjuangan sudah sedemikian hebat dari awal kompetisi, kurang satu tahap lagi bisa masuk ISL (Indonesia Super Liga),” ujar Hendi, kemarin.

Sementara, CEO PSIS Yoyok Sukawi ngotot tetap memimpin PT Mahesa Jenar Semarang.

Yoyok ingin kembali mengelola Mahesa Jenar dalam menghadapi kompetisi Divisi Utama 2015. Pernyataan tersebut di sampaikan oleh pemilik nama asli AS Sukawijaya itu saat menggelar jumpa pers di kantornya di Jalan Ki Mangun sarkoro Semarang. “Saya tetap di PSIS dan masih cinta PSIS. Musim depan akan saya balas dengan membuat tim yang lebih tangguh lagi,” kata putra mantan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip, kemarin.

Dia sangat menyayangkan sanksi diberikan kepada tim. “Tapi sudah terjadi dan tidak boleh banding. Saya menghormati putusan PSSI,” ucapnya.

Terkait dengan nasib tim, akan tetap dipertahankan hingga 10 November 2014 sesuai dengan batas akhir kontrak pemain. Setelah itu, pemain akan diliburkan selama satu bulan dan akan kembali bergabung latihan pada Desember mendatang. “PSIS sekarang bukan organisasi berlandaskan surat keputusan, namun perusahaan sehingga tidak bisa begitu saja membubarkan manajemen dan pemain,” ujarnya.

Yoyok menjelaskan, pihaknya sudah mengeluarkan miliaran rupiah. Persiapan PSIS juga cukup awal dibandingkan klub lain di Jateng.

“Sejauh ini belanja di tim sudah menghabiskan Rp5 miliar, tapi tentu juga ada pemasukan. Kalau sampai semifinal dan final, sebenarnya bisa bakbuk (impas),” ujar dia.

Yoyok meminta maaf kepada seluruh elemen masyarakat Kota Semarang dan kedua suporter, Panser Biru dan Snex . “Memang kami mengakui salah kalau dianggap sepak bola gajah,” ucapnya.

Salah satu pemain belakang Anam Syahrul akan menunggu kejelasan dari manajemen. “Saya tidak bisa bicara apa-apa. Kami tetap akan menunggu keputusan dari manajemen seperti apa,” kata mantan pemain Persijap Jepara itu.

Hingga kemarin, Komdis PSSI masih terus menginvestigasi terkait kasus memalukan sepak bola gajah antara PSS Sleman kontra PSIS Semarang di Stadion AAU Berbah Sleman, Minggu (26/10). Disinyalir aksi tersebut tidak murni dilakukan pemain, melainkan sudah sesuai skenario dari manajemen.

Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi pun prihatin atas kejadian memalukan itu. Dirinya meminta PSSI menindak tegas semua pihak yang terbukti ikut mengatur sepak bola gajah. “Semua yang terlibat harus ditindak tegas, semuanya! Saya tidak mau hal seperti itu (sepak bola gajah) terulang lagi,” katanya ketika diwawancara seusai mengikuti serah terima jabatan Menpora di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, kemarin.

Persis Siap Tanding Ulang

Tim Persis Solo mengaku siap melakukan pertandingan ulang melawan Pusamania Borneo FC dalam babak 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia 2014. “Kami meng hadiri sidang Komisi Disiplin dan hasilnya pertandingan antara Persis Solo melawan Borneo FC diulang di tempat yang netral,” ucap Manajer Persis Solo Totok Supriyanto kemarin.

Munculnya keputusan itu, maka Persis Solo mengaku mendapatkan angin segar. Kesempatan masuk kekancah Indonesia Super League (ISL) masih terbuka untuk tim kebanggaan wong Solo itu, meski sebelumnya sempat terpupus saat Persis dinyatakan walk out dan enggan bertanding di Borneo.

Totok mengatakan, kesempatan itu bakal dimanfaatkan dengan baik oleh anak asuhnya. Menurut dia, para pemain akan siap melakukan pertandingan ulang tersebut dan siap memetik kemenangan. Kemenangan adalah satu-satunya jalan agar Persis bisa naik ke kasta tertinggi di Persepakbolaan Nasional.

“Yang jelas, kami harus menang karena poin kami saat ini lima di bawah Borneo FC, yang menempati posisi kedua dengan poin tujuh. Kalau kami menang, otomatis kami lolos,” ucapnya.

Persis Solo akan meminta PSSI menyiapkan wasit yang menjunjung tinggi fair play.

Sementara itu, Ketua Umum Persis Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, sebelum menggelar laga antara Persis dan Borneo FC, pihaknya meminta agar Komisi Disiplin PSSI menyelesaikan masalah yang terjadi selama babak 8 besar. Menurut dia, jika permasalahan itu tidak di selesaikan dalam waktu dekat, akan terus mencederai persepakbolaan di Indonesia.

Arif Ppurniawan/ Andik Sismanto/ Arief Setiadi/ M Abduh/ Okezone
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5099 seconds (0.1#10.140)
pixels