4 Opname, Satu Korban Habiskan 18 Infus
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Sebanyak 13 warga yang tergabung dalam Sanggar Seni Sekar Jagat Beji harjo, Karangmojo, Gunung kidul keracunan setelah mengonsumsi nasi kotak. Semuanya mengalami mual-mual, pusing, dan empat warga di antaranya terpaksa dilarikan ke poliklinik guna menjalani rawat inap.
Hingga kemarin, tiga korban masih dirawat intensif di Poliklinik Fortuna Husada di Grogol, Bejiharjo masing-masing atas nama Ummu Iswaroh Rahmawati, Exson Alvian Susanto, Ayu Rizki Nur Afifah. Sedangkan satu lagi, David dirawat di Klinik Bethesda Wonosari.
Ketua Sanggar Sekar Jagat Sujarwo mengungkapkan, peristiwa ini berawal ketika sanggar seni yang menampilkan kesenian sodrun, berisi tembang-tembang selawatan, dalam pentas di Sanggar Garu Luku Desa Kemadang, Tanjungsari, Sabtu (25/10) lalu. Sebanyak 15 anggota Sanggar Sekar Jagat ikut ambil bagian untuk pentas kesenian dan tari tersebut.
Seusai pentas, seluruh peserta kemudian diberi makanan berupa nasi kotak oleh panitia lom ba. “Karena lapar, para peserta lomba langsung memakan nasi kotak yang sudah disiapkan,” katanya.
Namun sepulang dari lokasi, gejala keracunan mulai dirasakan anak buahnya serta dirinya sen diri. ”Banyak yang mengira hanya pusing atau masuk angin biasa karena kecapekan,” ucapnya.
Malam harinya tercatat 13 anggota sanggar yang ikut mengonsumsi nasi kotak mulai merasakan pusing, mual-mual, hingga muntah. “Minggu (26/ 10) paginya semua periksa, sebagian besar rawat jalan namun empat harus opname karena kondisinya drop,” kata Sujarwo.
Bahkan satu anggota sanggar, Ummu Iswaroh Rahmawati, 17, merupakan korban paling parah. Sejak Minggu sore dia dibawa ke Klinik Fortuna Husada dan langsung mendapatkan bantuan oksigen dan infus. ”Hingga tadi dia sudah menghabiskan 13 impuls infus,” ucapnya.
Hingga kemarin kondisi tiga korban yang dirawat di Fortuna Husada mulai membaik. Ummu Iswaroh Rahmawati mengaku sempat pingsan dan tidak ingat apa-apa lantaran seluruh badannya gemetar dan lemas. ”Saya nggak bisa ngapanga pain, awalnya saya kira hanya masuk angin, ternyata justru saya paling parah,” ucap siswa SMA 1 Karangmojo ini.
Diakuinya saat pentas dia makan nasi kotak yang berisi nasi beserta lauk ikan tongkol, bakmi, serta oseng tempe. “Namun memang kelihatannya agak basi, karena lapar ya tetap kami makan,” katanya masih terbaring lemas.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Gunungkidul Sumitro mengaku, sudah menindaklanjuti kasus keracunan massal tersebut. Dari investigasi yang dilakukan, diduga kuat 13 anak Sanggar Sekar Jagat memang mengalami keracunan.
“Melihat gejala klinisnya, diduga kuat mengalami keracunan. Namun kami tidak bisa menentukan jenis racunnya apa, apakah bakteri atau virus. Kami tidak bisa mengambil sampel karena memang sudah tidak ada,” ucapnya.
Suharjono
Hingga kemarin, tiga korban masih dirawat intensif di Poliklinik Fortuna Husada di Grogol, Bejiharjo masing-masing atas nama Ummu Iswaroh Rahmawati, Exson Alvian Susanto, Ayu Rizki Nur Afifah. Sedangkan satu lagi, David dirawat di Klinik Bethesda Wonosari.
Ketua Sanggar Sekar Jagat Sujarwo mengungkapkan, peristiwa ini berawal ketika sanggar seni yang menampilkan kesenian sodrun, berisi tembang-tembang selawatan, dalam pentas di Sanggar Garu Luku Desa Kemadang, Tanjungsari, Sabtu (25/10) lalu. Sebanyak 15 anggota Sanggar Sekar Jagat ikut ambil bagian untuk pentas kesenian dan tari tersebut.
Seusai pentas, seluruh peserta kemudian diberi makanan berupa nasi kotak oleh panitia lom ba. “Karena lapar, para peserta lomba langsung memakan nasi kotak yang sudah disiapkan,” katanya.
Namun sepulang dari lokasi, gejala keracunan mulai dirasakan anak buahnya serta dirinya sen diri. ”Banyak yang mengira hanya pusing atau masuk angin biasa karena kecapekan,” ucapnya.
Malam harinya tercatat 13 anggota sanggar yang ikut mengonsumsi nasi kotak mulai merasakan pusing, mual-mual, hingga muntah. “Minggu (26/ 10) paginya semua periksa, sebagian besar rawat jalan namun empat harus opname karena kondisinya drop,” kata Sujarwo.
Bahkan satu anggota sanggar, Ummu Iswaroh Rahmawati, 17, merupakan korban paling parah. Sejak Minggu sore dia dibawa ke Klinik Fortuna Husada dan langsung mendapatkan bantuan oksigen dan infus. ”Hingga tadi dia sudah menghabiskan 13 impuls infus,” ucapnya.
Hingga kemarin kondisi tiga korban yang dirawat di Fortuna Husada mulai membaik. Ummu Iswaroh Rahmawati mengaku sempat pingsan dan tidak ingat apa-apa lantaran seluruh badannya gemetar dan lemas. ”Saya nggak bisa ngapanga pain, awalnya saya kira hanya masuk angin, ternyata justru saya paling parah,” ucap siswa SMA 1 Karangmojo ini.
Diakuinya saat pentas dia makan nasi kotak yang berisi nasi beserta lauk ikan tongkol, bakmi, serta oseng tempe. “Namun memang kelihatannya agak basi, karena lapar ya tetap kami makan,” katanya masih terbaring lemas.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Gunungkidul Sumitro mengaku, sudah menindaklanjuti kasus keracunan massal tersebut. Dari investigasi yang dilakukan, diduga kuat 13 anak Sanggar Sekar Jagat memang mengalami keracunan.
“Melihat gejala klinisnya, diduga kuat mengalami keracunan. Namun kami tidak bisa menentukan jenis racunnya apa, apakah bakteri atau virus. Kami tidak bisa mengambil sampel karena memang sudah tidak ada,” ucapnya.
Suharjono
(ftr)