Pemkot Belajar dari Lakon Pandawa Boyong
A
A
A
SEMARANG - Pemkot Semarang menggelar pentas wayang kulit memperingati Tahun Baru 1436 Hijriah pada Jumat (24/10) malam. Dalam pentas yang menampilkan Dalang Ki Purbo Asmoro ini, lakon yang dimainkan adalah Pandawa Boyong.
Lakon ini menceritakan kemelut Baratayuda yang telah usai dan memberikan kemenangan bagi Pandawa. Meski demikian, duri-duri tajam dari berbagai pihak terus berseberangan dan berusaha menjegal Pandawa.
Dengan semangat tulus ikhlas dari para Pandawa mengabdi kepada bangsa, Pandawa memasuki gerbang negara besar Astina Pura dengan dipimpin Raja Agung Punta Dewa. Misi mereka adalah menggapai cita-cita bersama menegakkan keadilan, kebenaran, dan kemakmuran.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan lakon Pandowo Boyong ini selaras dengan pemerintahan Indonesia. Karena lakon tersebut mengajarkan semangat dalam mendukung program-program pemerintahan yang baru.
Di samping peringatan seremonial, lanjutnya, yang terpenting adalah ada semangat agar menjadikan momentum 1 Hijriah ini sebagai sarana introspeksi diri termasuk sebagai aparatur negara. "Mari jadikan momentum ini berintrospeksi. Sebagai bagian dari aparatur negara, kita harus lebih bersemangat dalam meningkatkan kinerja melayani masyarakat," ungkap wali kota.
Pamudjiono, Kabag Humas Pemkot Semarang mengatakan, pagelaran wayang kulit ini selain sebagai agenda dalam menyambut tahun baru Hijriah, juga sebagai upaya nguri-uri dan mengembangkan budaya wayang kulit.
M abduh
Lakon ini menceritakan kemelut Baratayuda yang telah usai dan memberikan kemenangan bagi Pandawa. Meski demikian, duri-duri tajam dari berbagai pihak terus berseberangan dan berusaha menjegal Pandawa.
Dengan semangat tulus ikhlas dari para Pandawa mengabdi kepada bangsa, Pandawa memasuki gerbang negara besar Astina Pura dengan dipimpin Raja Agung Punta Dewa. Misi mereka adalah menggapai cita-cita bersama menegakkan keadilan, kebenaran, dan kemakmuran.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan lakon Pandowo Boyong ini selaras dengan pemerintahan Indonesia. Karena lakon tersebut mengajarkan semangat dalam mendukung program-program pemerintahan yang baru.
Di samping peringatan seremonial, lanjutnya, yang terpenting adalah ada semangat agar menjadikan momentum 1 Hijriah ini sebagai sarana introspeksi diri termasuk sebagai aparatur negara. "Mari jadikan momentum ini berintrospeksi. Sebagai bagian dari aparatur negara, kita harus lebih bersemangat dalam meningkatkan kinerja melayani masyarakat," ungkap wali kota.
Pamudjiono, Kabag Humas Pemkot Semarang mengatakan, pagelaran wayang kulit ini selain sebagai agenda dalam menyambut tahun baru Hijriah, juga sebagai upaya nguri-uri dan mengembangkan budaya wayang kulit.
M abduh
(bbg)