Gayatri Semasa Hidup Bercita-cita Mati untuk Negara
A
A
A
AMBON - Gayatri Wailissa, anak genius yang menguasai 14 bahasa asal Ambon itu ternyata semasa hidupnya bercita-cita ingin mati untuk bangsa dan negara Indonesia.
Cita-cita ingin mati demi bangsa dan Negara Indonesia itu diungkapkan Ayah Gayatri, Dedy Darwis Wailissa di Ambon.
“Anak saya Gayatri ingin kematiannya harus mengharumkan bangsa dan negara Indonesia. Selama hidupnya dia ingin menjadi duta besar, juru bicara presiden dan anggota Badan Inteljen Negara, “ ungkap Dedy, Minggu (26/10/2014).
Namun cita-cita itu, kata Dedy, belum bisa terpenuhi karena dia sudah dipanggil yang Maha Kuasa lebih dulu.
Dedy menjelaskan, anaknya itu pernah ditawarin Pemerintah Australia agar pindah Kewarganegaan Australia karena kecerdasannya. Selain itu Pemerintah Bangladesh juga memintanya, namun Gayatri menolaknya.
Dedy juga menyataan, berdasarkan pengakuan Gayatri kalau sejak tiga bulan lalu dia sudah bergabung menjadi anggota BIN.
Namun ayah kandung Gayatri ini mengakui tidak mengetahui dimana lokasi latihan tersebut. Gayatri terakhir berangkat ke Jakarta pada awal September lalu.
Dedy seakan tidak percaya atas kematian anak kedua dari tiga bersaudara ini yang terbilang mendadak itu. Karena anaknya selama ini tidak pernah mengeluh sakit pada tubuhnya.
Dedy dan istrinya tampak terpukul dengan kematian Gayatri apalagi jika mereka melihat foto-foto anaknya yang terpampang di dinding rumah yang sederhana ini.
Pria ini menyatakan, setengah jam sebelum dilaporkan pingsan dan akhirnya meninggal dunia di Jakarta, Gayatri sempat berbicara dengannya dan menyatakan kondisi dia baik-baik saja.
Namun setelah itu dia mendapat telepon kalau Gayatri pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Lalu Dedy beserta istrinya berangkat ke Jakarta namun sudah tidak bisa berbicara dengan Gayatri karena anaknya tersebut sudah koma dan akhirnya meninggal dunia.
Baik Dedy maupun istrinya juga mengakui tidak memiliki pirasat kalau anaknya akan meninggal dunia. Dedy juga mengaku sudah mengikhlaskannya.
Keduanya mengenang almarhum dengan melihat sejumlah prestasi dan penghargaan yang diberikan dari berbagai pihak mulai dari tingkat daerah, nasional hingga internasional.
Sementara itu, dua hari setelah jazad Gayatri Wailissa dikebumikan sejumlah warga masih berdatangan di rumah duka Gayatri di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Tantui, Kota Ambon.
Warga setempat menyatakan bela sungkawa atas kematian anak yang menguasai 14 bahasa asing itu.
Cita-cita ingin mati demi bangsa dan Negara Indonesia itu diungkapkan Ayah Gayatri, Dedy Darwis Wailissa di Ambon.
“Anak saya Gayatri ingin kematiannya harus mengharumkan bangsa dan negara Indonesia. Selama hidupnya dia ingin menjadi duta besar, juru bicara presiden dan anggota Badan Inteljen Negara, “ ungkap Dedy, Minggu (26/10/2014).
Namun cita-cita itu, kata Dedy, belum bisa terpenuhi karena dia sudah dipanggil yang Maha Kuasa lebih dulu.
Dedy menjelaskan, anaknya itu pernah ditawarin Pemerintah Australia agar pindah Kewarganegaan Australia karena kecerdasannya. Selain itu Pemerintah Bangladesh juga memintanya, namun Gayatri menolaknya.
Dedy juga menyataan, berdasarkan pengakuan Gayatri kalau sejak tiga bulan lalu dia sudah bergabung menjadi anggota BIN.
Namun ayah kandung Gayatri ini mengakui tidak mengetahui dimana lokasi latihan tersebut. Gayatri terakhir berangkat ke Jakarta pada awal September lalu.
Dedy seakan tidak percaya atas kematian anak kedua dari tiga bersaudara ini yang terbilang mendadak itu. Karena anaknya selama ini tidak pernah mengeluh sakit pada tubuhnya.
Dedy dan istrinya tampak terpukul dengan kematian Gayatri apalagi jika mereka melihat foto-foto anaknya yang terpampang di dinding rumah yang sederhana ini.
Pria ini menyatakan, setengah jam sebelum dilaporkan pingsan dan akhirnya meninggal dunia di Jakarta, Gayatri sempat berbicara dengannya dan menyatakan kondisi dia baik-baik saja.
Namun setelah itu dia mendapat telepon kalau Gayatri pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Lalu Dedy beserta istrinya berangkat ke Jakarta namun sudah tidak bisa berbicara dengan Gayatri karena anaknya tersebut sudah koma dan akhirnya meninggal dunia.
Baik Dedy maupun istrinya juga mengakui tidak memiliki pirasat kalau anaknya akan meninggal dunia. Dedy juga mengaku sudah mengikhlaskannya.
Keduanya mengenang almarhum dengan melihat sejumlah prestasi dan penghargaan yang diberikan dari berbagai pihak mulai dari tingkat daerah, nasional hingga internasional.
Sementara itu, dua hari setelah jazad Gayatri Wailissa dikebumikan sejumlah warga masih berdatangan di rumah duka Gayatri di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Tantui, Kota Ambon.
Warga setempat menyatakan bela sungkawa atas kematian anak yang menguasai 14 bahasa asing itu.
(sms)